Harap-Harap Cemas Menunggu Boleh Tidaknya Parade Ogoh-Ogoh di Tahun 2022
DENPASAR, NusaBali.com - Dua tahun terakhir tidak digelar, semarak ogoh-ogoh diharapkan kembali diparadekan di malam pangerupukan, 2 Maret 2022. Keputusan bisa tidaknya parade ogoh-ogoh itu pun kini ditunggu dengan harap-harap cemas.
Jika sebelum pandemi,persiapan ogoh-ogoh sudah dilakukan tiga bulan sebelum Hari Suci Nyepi, kini kreativitas sekaa teruna di Bali masih menunggu keputusan apakah parade ogoh-ogoh sudah diperbolehkan.
"Meskipun kami mengerti parade ogoh-ogoh ditiadakan karena faktor kesehatan. Tapi kami para yowana (pemuda, Red) merasa sedikit kecewa jika parade ogoh-ogoh harus ditiadakan lagi tahun 2022," ungkap Pande Paramadiaksa Ganantra, Ketua Sekaa Teruna Yowana Saka Bhuwana (STYSB) Banjar Tainsiat, Denpasar Utara.
Pande Paramadiaksa Ganantra menyatakan apabila parade ogoh-ogoh di tahun 2022 mendatang terpaksa ditiadakan lagi, STYSB akan mkembali menggelar lomba ogoh-ogoh mini seperti yang telah diadakandi Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar pada Maret 2021.
"Tapi kami tetap menunggu kabar hingga akhir tahun 2021 ini terkait boleh tidaknya untuk melaksanakan parade ogoh-ogoh di tahun 2022," jelas Ganantra.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kelian Dinas Banjar Baung, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar Kadek Arianta. "Kami di lingkungan Banjar Baung sangat berharap pangrupukan tahun 2022 diperbolehkan mengadakan parade ogoh-ogoh meskipun hanya dibatasi sampai areal lingkungan banjar masing-masing."
Kadek Arianta pun menyebut memori sebelum pandemi yang semarak dan penuh kekompakan. "Sebelum pandemi melanda, kami tiga banjar di Desa Sayan; Banjar Baung, Banjar Mas dan Banjar Pande selalu pawai bersama," ujarnya, Rabu (15/12/2021).
Namun seandainya di tahun 2022 parade ogoh-ogoh kembali ditiadakan, pemuda Banjar Baung telah menyadari situasi pandemi dan menerima keputusan yang terbaik demi keselamatan bersama. "Mungkin pandemi ini bisa menjadi pelajaran dan waktu intropeksi diri bagi masyarakat untuk lebih bisa bersyukur dan menjaga alam," tambah Kadek Arianta.
Sementara itu Ketua PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Kabupaten Gianyar I Wayan Ardana menyatakan bahwa ogoh-ogoh merupakan wujud dinamika kreativitas umat Hindu di Bali dalam berkesenian.
Ogoh-ogoh juga menjadi salah satu aspek penunjang daya tarik wisata yang dimiliki oleh Pulau Bali. "Namun tanpa ogoh-ogoh sejatinya hari pangrupukan tetap dapat terlaksana, tidak salah juga mengadakan pawai sebagai wujud kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Bali," terang Wayan Ardana, Kamis (16/12/2021).
I Wayan Ardana kemudian mengajak kepada seluruh masyarakat Bali agar bersama-sama mendukung upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai, dengan tertib menerapkan protokol kesehatan.
"Untuk kepastian perayaan hari Nyepi tahun depan mari bersama menunggu kebijakan lebih lanjut dari pemerintah," ajak Wayan Ardana. *rma
1
Komentar