Insentif Bendesa Dijanjikan Cair 3 Bulan
Bendesa menerima insentif Rp 1,3 juta per bulan dan kelian adat Rp 900.000 per bulan.
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar, Made Mahayastra, janji cairkan insentif bendesa adat dan kelian adat di Kabupaten Gianyar. Hanya saja, insentif yang cair untuk tiga bulan saja. Sejumlah bendesa adat dan kelian adat di Gianyar menyambut penuh syukur rencana pencairan insentif itu. Mereka sudah menunggu pencairan insentif sejak Oktober 2020.
Ketua Pasubayan Bendesa Gianyar, Ngakan Putu Sudibya, menyambut gembira dan berterima kasih kepada Bupati Gianyar Made Mahayastra. Menurutnya, pencairan insentif di masa sulit pandemi Covid-19 merupakan bentuk nyata perhatian Pemkab Gianyar terhadap bendesa dan kelian adat. Ngakan Dibya mengaku tak menyangka insentif akhirnya cair. Sebab PAD Gianyar turun drastis akibat terdampak pandemi. “Kami sebenarnya tidak menyangka. Ini sebuah keberanian dan komitmen dari seorang pemimpin,” ungkap Ngakan Sudibya, Kamis (16/12).
Bendesa Adat Panyembahan Gianyar, Ida Bagus Sulaksana, juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Gianyar yang menepati janji bayar insentif bendesa dan kelian adat. Baginya, komitmen pencairan sudah lebih dari cukup, meskipun baru 3 bulan. “Kami tidak mempersoalkan insentif hanya baru dibayar untuk triwulan pertama saja. Kami memahami kondisi sekarang masih sulit. Bisa dibayar triwulan pertama saja itu sudah luar biasa dan sangat kami apresiasi,” tegasnya.
Bupati Gianyar Made Mahayastra saat dikonfirmasi membenarkan rencana mencairkan insentif bendesa dan kelian adat. Pemkab Gianyar juga akan mencairkan insentif untuk pamangku, pakaseh, sulinggih, dan prajuru Majelis Madya Kecamatan. Akibat kondisi keuangan daerah belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19, tahap awal bayar untuk 3 bulan. “Kami usahakan hari ini cair untuk triwulan pertama kepada para bendesa, pakaseh, kelian adat, pamangku, dan sulinggih. Pembayaran triwulan I Rp 7 miliar,” jelas Bupati Mahayastra.
Bupati Mahayastra minta maaf karena belum bisa membayarkan insentif sepenuhnya. “Mari bersama-sama berdoa agar Covid-19 segera berlalu dan pariwisata pulih. Jika PAD sudah kembali normal maka pembayaran insentif bendesa hingga sulinggih akan diprioritaskan,” janji Bupati Mahayastra. Sebelumnya diberitakan, selama 12 bulan bendesa adat se-Kabupaten Gianyar tidak pernah menerima insentif. Tepatnya sejak Oktober 2020. Daripada memberikan harapan palsu, sejumlah bendesa menilai insentif lebih baik dihapus. Terlebih jabatan bendesa adat identik dengan istilah ngayah.
Menurut sejumlah bendesa, adanya program pemberian insentif membuat mereka selalu berharap. Padahal dulu, tanpa insentif pun mereka tetap ngayah memimpin desa adat. Usulan menghentikan pemberian insentif muncul dari sejumlah bendesa sebagai ungkapan rasa kecewa. Besaran insentif yang diterima setiap bulannya sebesar Rp 1,3 juta untuk bendesa dan Rp 900.000 untuk kelian adat. *nvi
Ketua Pasubayan Bendesa Gianyar, Ngakan Putu Sudibya, menyambut gembira dan berterima kasih kepada Bupati Gianyar Made Mahayastra. Menurutnya, pencairan insentif di masa sulit pandemi Covid-19 merupakan bentuk nyata perhatian Pemkab Gianyar terhadap bendesa dan kelian adat. Ngakan Dibya mengaku tak menyangka insentif akhirnya cair. Sebab PAD Gianyar turun drastis akibat terdampak pandemi. “Kami sebenarnya tidak menyangka. Ini sebuah keberanian dan komitmen dari seorang pemimpin,” ungkap Ngakan Sudibya, Kamis (16/12).
Bendesa Adat Panyembahan Gianyar, Ida Bagus Sulaksana, juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Gianyar yang menepati janji bayar insentif bendesa dan kelian adat. Baginya, komitmen pencairan sudah lebih dari cukup, meskipun baru 3 bulan. “Kami tidak mempersoalkan insentif hanya baru dibayar untuk triwulan pertama saja. Kami memahami kondisi sekarang masih sulit. Bisa dibayar triwulan pertama saja itu sudah luar biasa dan sangat kami apresiasi,” tegasnya.
Bupati Gianyar Made Mahayastra saat dikonfirmasi membenarkan rencana mencairkan insentif bendesa dan kelian adat. Pemkab Gianyar juga akan mencairkan insentif untuk pamangku, pakaseh, sulinggih, dan prajuru Majelis Madya Kecamatan. Akibat kondisi keuangan daerah belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19, tahap awal bayar untuk 3 bulan. “Kami usahakan hari ini cair untuk triwulan pertama kepada para bendesa, pakaseh, kelian adat, pamangku, dan sulinggih. Pembayaran triwulan I Rp 7 miliar,” jelas Bupati Mahayastra.
Bupati Mahayastra minta maaf karena belum bisa membayarkan insentif sepenuhnya. “Mari bersama-sama berdoa agar Covid-19 segera berlalu dan pariwisata pulih. Jika PAD sudah kembali normal maka pembayaran insentif bendesa hingga sulinggih akan diprioritaskan,” janji Bupati Mahayastra. Sebelumnya diberitakan, selama 12 bulan bendesa adat se-Kabupaten Gianyar tidak pernah menerima insentif. Tepatnya sejak Oktober 2020. Daripada memberikan harapan palsu, sejumlah bendesa menilai insentif lebih baik dihapus. Terlebih jabatan bendesa adat identik dengan istilah ngayah.
Menurut sejumlah bendesa, adanya program pemberian insentif membuat mereka selalu berharap. Padahal dulu, tanpa insentif pun mereka tetap ngayah memimpin desa adat. Usulan menghentikan pemberian insentif muncul dari sejumlah bendesa sebagai ungkapan rasa kecewa. Besaran insentif yang diterima setiap bulannya sebesar Rp 1,3 juta untuk bendesa dan Rp 900.000 untuk kelian adat. *nvi
Komentar