Kementerian PUPR Dorong Infrastruktur KSPN Ubud
Isu strategis kewilayahan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Ubud, antara lain potensi pariwisata dan pertanian.
JAKARTA, NusaBali
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan pengembangan infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Ubud, Kabupaten Gianyar, dan sekitarnya dalam rangka menunjang pengembangan sektor pariwisata.
Kepala BPIW Kementerian ESDM Rachman Arief Dienaputra mengatakan isu strategis kewilayahan di KSPN Ubud, antara lain potensi pariwisata dan pertanian.
“Ubud menjadi daerah dengan kontribusi terbesar bagi Kabupaten Gianyar, Bali, yaitu sebesar 70 persen. Sektor dominannya pariwisata dan pertanian,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/12/2021).
Untuk pariwisata terdapat 80 daya tarik wisata (DTW) di seluruh kawasan Ulapan (Ubud, Tegallalang, dan Payangan) dengan beberapa lokasi wisata utama seperti Monkey Forest, Bukit Campuhan, Goa Gajah, dan Pura Tirta Empul Tampaksiring.
Potensi pertanian di KSPN Ubud diperkuat dengan adanya hamparan sawah dengan sistem irigasi subak dengan salah satunya di Tegallalang.
Secara geografis, KSPN Ubud strategis karena terletak di Bali bagian tengah di antara kawasan utara sebagai koridor pemerataan dan selatan sebagai koridor pertumbuhan. Berdasarkan sistem jaringan jalan, untuk menuju ke wilayah Bali Utara dari Bali Selatan harus melalui KSPN Ubud.
Arah pengembangan wilayah Ubud perlu menitikberatkan untuk menjaga cultural landscape heritage dan meminimalisasi alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan terbangun.
Kecamatan Ubud juga sebagai pusat pelayanan kegiatan dan inti pengembangan KSPN Ubud dan sekitarnya.
Kemudian, mendorong pengembangan sektor ekonomi utama yaitu sektor pariwisata berbasis budaya, mulai dari pelestarian pura, subak, bentang alam, kuliner, kerajinan lokal, dan lainnya.
“Sektor pertanian dengan revitalisasi budaya pertanian Bali seperti desa adat, lahan persawahan, pasar desa, dan lainnya,” kata Rachman.
Terkait infrastruktur PUPR, perlu dilakukan pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung sebagai sumber air baku dan mengendalikan potensi banjir, sedimentasi, dan longsor.
“Memperbaiki jalan kabupaten (konektivitas) dengan mengembangkan atau memperbaiki jalur penghubung sisi barat ke sisi timur yang memiliki kontur alam bergelombang,” ujarnya.
Rachman menyatakan pengembangan Ulapan diarahkan untuk mendorong pengembangan Pariwisata Kawasan Ulapan sebagai healing paradise.
“Menciptakan kawasan ramah lingkungan dengan mendorong integrasi sistem jaringan pejalan kaki dengan sistem transportasi antarmoda. Hal ini dilakukan dengan penyediaan jalur pejalan kaki, lahan parkir, dan pembatasan parkir kendaraan di badan jalan,” kata Rachman.
Kemudian, mendorong pembangunan green infrastructure untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan micro atmosphere yang dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan selama di Ubud. *ant
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan pengembangan infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Ubud, Kabupaten Gianyar, dan sekitarnya dalam rangka menunjang pengembangan sektor pariwisata.
Kepala BPIW Kementerian ESDM Rachman Arief Dienaputra mengatakan isu strategis kewilayahan di KSPN Ubud, antara lain potensi pariwisata dan pertanian.
“Ubud menjadi daerah dengan kontribusi terbesar bagi Kabupaten Gianyar, Bali, yaitu sebesar 70 persen. Sektor dominannya pariwisata dan pertanian,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/12/2021).
Untuk pariwisata terdapat 80 daya tarik wisata (DTW) di seluruh kawasan Ulapan (Ubud, Tegallalang, dan Payangan) dengan beberapa lokasi wisata utama seperti Monkey Forest, Bukit Campuhan, Goa Gajah, dan Pura Tirta Empul Tampaksiring.
Potensi pertanian di KSPN Ubud diperkuat dengan adanya hamparan sawah dengan sistem irigasi subak dengan salah satunya di Tegallalang.
Secara geografis, KSPN Ubud strategis karena terletak di Bali bagian tengah di antara kawasan utara sebagai koridor pemerataan dan selatan sebagai koridor pertumbuhan. Berdasarkan sistem jaringan jalan, untuk menuju ke wilayah Bali Utara dari Bali Selatan harus melalui KSPN Ubud.
Arah pengembangan wilayah Ubud perlu menitikberatkan untuk menjaga cultural landscape heritage dan meminimalisasi alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan terbangun.
Kecamatan Ubud juga sebagai pusat pelayanan kegiatan dan inti pengembangan KSPN Ubud dan sekitarnya.
Kemudian, mendorong pengembangan sektor ekonomi utama yaitu sektor pariwisata berbasis budaya, mulai dari pelestarian pura, subak, bentang alam, kuliner, kerajinan lokal, dan lainnya.
“Sektor pertanian dengan revitalisasi budaya pertanian Bali seperti desa adat, lahan persawahan, pasar desa, dan lainnya,” kata Rachman.
Terkait infrastruktur PUPR, perlu dilakukan pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung sebagai sumber air baku dan mengendalikan potensi banjir, sedimentasi, dan longsor.
“Memperbaiki jalan kabupaten (konektivitas) dengan mengembangkan atau memperbaiki jalur penghubung sisi barat ke sisi timur yang memiliki kontur alam bergelombang,” ujarnya.
Rachman menyatakan pengembangan Ulapan diarahkan untuk mendorong pengembangan Pariwisata Kawasan Ulapan sebagai healing paradise.
“Menciptakan kawasan ramah lingkungan dengan mendorong integrasi sistem jaringan pejalan kaki dengan sistem transportasi antarmoda. Hal ini dilakukan dengan penyediaan jalur pejalan kaki, lahan parkir, dan pembatasan parkir kendaraan di badan jalan,” kata Rachman.
Kemudian, mendorong pembangunan green infrastructure untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan micro atmosphere yang dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan selama di Ubud. *ant
Komentar