Viral Hujan Es di Kintamani, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
MANGUPURA, NusaBali.com - Sebuah video viral di media sosial melaporkan adanya fenomena hujan es di Desa Serai, Kecamatan Kintamani, Bangli, Jumat (24/12/2021) siang. Komentar warganet pun beragam menanggapi video tersebut.
Ada yang menganggap fenomena tersebut sudah biasa terjadi, namun ada
pula yang mengaitkan dengan pertanda bakal muncul bencana alam.
pula yang mengaitkan dengan pertanda bakal muncul bencana alam.
“Wah sudah terjadi juga di Bali ternyata. Nanti sasih Keulu (kedelapan) bulan Januari waspada angin kencang,” sebut akun @satzoutboy.
“Kl didaerah saya SDH bukan fenomena lgi karena trll srg,” kata akun @dhodoharlino menanggapi.
Akun @kevin13christian menimpali dengan santai. “Salju kayaknya nih tanggal 25.”
Di pihak lain, Prakirawan Cuaca Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Putu Agus Dedy Permana, mengatakan fenomena hujan es (hail) merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.
“Hujan es merupakan suatu fenomena yang disebabkan oleh adanya awan Cumulonimbus,” kata Dedy Permana, Jumat (24/12/2021).
Dedy menambahkan, pada awan Cumulonimbus (CB) terdapat tiga macam partikel, yaitu butir air, butir air super dingin, dan partikel es. Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat baik es atau hail dapat terjadi tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan Cumulonimbus tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan, fenomena hujan es tidak saja dapat terjadi di daerah dengan iklim dingin seperti wilayah pegunungan Kintamani. Menurut Dedy, Hujan es bisa terjadi di mana saja selama ada potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus. “Namun kemungkinan kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dalam waktu yang singkat,” terang Dedy.
Meski bukan satu fenomena yang dapat membahayakan manusia, warga diharapkan tetap mewaspadai terjadinya hujan es. Hujan es, kata Dedy, bisa saja berbahaya tergantung dari ukuran hujan esnya.
Selain itu karena terjadinya hujan es diawali oleh kemunculan awan Cumulonimbus, adanya kemungkinan cuaca ekstrem juga harus diwaspadai.
Dedy mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat atau petir.
“Hujan es ini merupakan tanda adanya awan Cumulonimbus yang memiliki potensi menyebabkan fenomena cuaca ekstrem lainnya seperti hujan lebat, kilat atau petir, dan angin kencang,” ungkap Dedy.
“Untuk itu agar selalu memperhatikan Informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem.”
Komentar