Vatsalya, Kasih Sayang Seorang Ibu
Single Anyar Gus Teja Diluncurkan Bertepatan dengan Hari Ibu
Musisi instrumen musik tradisional suling ini mengaku setiap kali memainkan suling untuk single ini, yang terbayang selalu sosok ibundanya.
GIANYAR, NusaBali
Musisi Bali Gus Teja merilis single terbarunya di Villa Kori Maharani, Desa Tulikup, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Rabu (22/12) sore. Single berjudul Vatsalya dipersembahkan secara khusus kepada ibundanya Ni Wayan Dartini, istrinya Anak Agung Endang Yuliati serta untuk semua ibu di dunia. Vatsalya merupakan sebuah kata dalam Bahasa Sansekerta yang memiliki makna cinta kasih sayang yang dirasakan seorang ibu untuk anaknya. Single ini dirilis bertepatan dengan momentum perayaan Hari Ibu.
Ketika menceritakan tentang proses kreatif penggarapan Vatsalya, Gus Teja hampir menangis. Musisi instrumen musik tradisional suling ini mengaku setiap kali memainkan suling untuk single ini, yang terbayang selalu sosok ibundanya.
Terbayang-bayang bagaimana seorang ibu melihat anaknya sejak bayi hingga tumbuh besar. Diberikan cinta kasih sejak kecil, dengan doa tiada henti agar kelak nanti bahagia. Walau kemudian hidup terpisah, sosok ibu ingin tetap bisa menyapa dengan pelukan cinta kasih. "Awalnya bingung cari judul. Waktu itu kepikiran hanya cinta kasih pada orangtua. Terngiang setiap kali buat lagu ini, judul apa yang cocok mencerminkan itu," ungkap musisi asal Banjar Junjungan, Ubud ini.
Setelah cukup lama memikirkan judul single, Gus Teja akhirnya mendapat masukan dari sesama pemain alat musik suling, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Ketut Suardana. Gus Teja merasa mengalami pertemuan tanpa sengaja, namun seperti sudah terencana. "Terpecahkan saat makan malam bersama Wakapolda Bali Brigjen Pol I Ketut Suardana. Bicara sama beliau, disodorkan judul Vatsalya ini. Saya searching ternyata cocok, Vatsalya dalam Bahasa Sansekerta artinya cinta kasih orangtua kepada anaknya. Jadi, judul ini dari beliau," ungkap Gus Teja.
Sedikit berbeda dari single Gus Teja sebelumnya, Vatsalya ini memiliki aransemen musik orkestra. Inspirasinya datang dari pengalaman Gus Teja yang pernah berkolaborasi dengan orkestra di Malaysia dan sebuah konser di Ciputra Jakarta. "Waktu itu sama pak Paulus Surya. Dua lagu, Awan Putih dan Unify. Setelah itu ketagihan bikin suasana orkestra," jelas bapak 3 anak ini.
Menurut Gus Teja, perpaduan suara suling dengan Orkestra enak didengar. "Ternyata asik sekali. Matching banget, suaranya nyatu. Benar-benar melebihi ekspektasi, seakan pesan dari Vatsalya kebawa banget. Saya harap lagu ini bisa hibur banyak orang," ujarnya. Suatu saat, Gus Teja berangan menggelar konser besar menggabungkan orkestra dan suling. "Ini sudah ada di benak saya. Mudahan terwujud," harapnya. Ciri khas lain dalam single Vatsalya ini yakni munculnya suara tertawa bayi. Suara tersebut, tak lain memang asli suara putri ketiganya. "Talent dalam video langsung diperankan sama ibu, istri, anak dan keluarga. Jadi suara bayi itu memang suara anak bungsu saya," jelasnya.
Meski konser tak lagi maksimal selama pandemi, Gus Teja mengaku tetap berkarya dan berdaya. Gus Teja memanfaatkan platform digital untuk membawa musiknya kepada pendengar. "Digitalisasi karya, sudah saya rintis sejak lama. Ketika mulai manggung pertama Rhythm Paradise," jelas musisi yang sudah bekerjasama dengan 150 platform digital seluruh dunia ini.
Menurutnya hal ini bagus di masa sekarang. "Jujur, saya terselamatkan dengan platform digital ini. Tiap bulan selalu ada bekal untuk musisi. Jadi survive lah, walau begitu lebih asik konser langsung," ungkapnya.
Turut hadir saat rilis single Vatsalya ini, Bupati Gianyar Made Mahayastra beserta jajaran. Di mata Mahayastra, Gus Teja dilihat sebagai musisi yang sangat menikmati dan bangga dengan karyanya. "Dikenal mengharumkan Bali, kebetulan berasal dari Gianyar. Saya yakin ke depan akan semakin eksis," pujinya. *nvi
Ketika menceritakan tentang proses kreatif penggarapan Vatsalya, Gus Teja hampir menangis. Musisi instrumen musik tradisional suling ini mengaku setiap kali memainkan suling untuk single ini, yang terbayang selalu sosok ibundanya.
Terbayang-bayang bagaimana seorang ibu melihat anaknya sejak bayi hingga tumbuh besar. Diberikan cinta kasih sejak kecil, dengan doa tiada henti agar kelak nanti bahagia. Walau kemudian hidup terpisah, sosok ibu ingin tetap bisa menyapa dengan pelukan cinta kasih. "Awalnya bingung cari judul. Waktu itu kepikiran hanya cinta kasih pada orangtua. Terngiang setiap kali buat lagu ini, judul apa yang cocok mencerminkan itu," ungkap musisi asal Banjar Junjungan, Ubud ini.
Setelah cukup lama memikirkan judul single, Gus Teja akhirnya mendapat masukan dari sesama pemain alat musik suling, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Ketut Suardana. Gus Teja merasa mengalami pertemuan tanpa sengaja, namun seperti sudah terencana. "Terpecahkan saat makan malam bersama Wakapolda Bali Brigjen Pol I Ketut Suardana. Bicara sama beliau, disodorkan judul Vatsalya ini. Saya searching ternyata cocok, Vatsalya dalam Bahasa Sansekerta artinya cinta kasih orangtua kepada anaknya. Jadi, judul ini dari beliau," ungkap Gus Teja.
Sedikit berbeda dari single Gus Teja sebelumnya, Vatsalya ini memiliki aransemen musik orkestra. Inspirasinya datang dari pengalaman Gus Teja yang pernah berkolaborasi dengan orkestra di Malaysia dan sebuah konser di Ciputra Jakarta. "Waktu itu sama pak Paulus Surya. Dua lagu, Awan Putih dan Unify. Setelah itu ketagihan bikin suasana orkestra," jelas bapak 3 anak ini.
Menurut Gus Teja, perpaduan suara suling dengan Orkestra enak didengar. "Ternyata asik sekali. Matching banget, suaranya nyatu. Benar-benar melebihi ekspektasi, seakan pesan dari Vatsalya kebawa banget. Saya harap lagu ini bisa hibur banyak orang," ujarnya. Suatu saat, Gus Teja berangan menggelar konser besar menggabungkan orkestra dan suling. "Ini sudah ada di benak saya. Mudahan terwujud," harapnya. Ciri khas lain dalam single Vatsalya ini yakni munculnya suara tertawa bayi. Suara tersebut, tak lain memang asli suara putri ketiganya. "Talent dalam video langsung diperankan sama ibu, istri, anak dan keluarga. Jadi suara bayi itu memang suara anak bungsu saya," jelasnya.
Meski konser tak lagi maksimal selama pandemi, Gus Teja mengaku tetap berkarya dan berdaya. Gus Teja memanfaatkan platform digital untuk membawa musiknya kepada pendengar. "Digitalisasi karya, sudah saya rintis sejak lama. Ketika mulai manggung pertama Rhythm Paradise," jelas musisi yang sudah bekerjasama dengan 150 platform digital seluruh dunia ini.
Menurutnya hal ini bagus di masa sekarang. "Jujur, saya terselamatkan dengan platform digital ini. Tiap bulan selalu ada bekal untuk musisi. Jadi survive lah, walau begitu lebih asik konser langsung," ungkapnya.
Turut hadir saat rilis single Vatsalya ini, Bupati Gianyar Made Mahayastra beserta jajaran. Di mata Mahayastra, Gus Teja dilihat sebagai musisi yang sangat menikmati dan bangga dengan karyanya. "Dikenal mengharumkan Bali, kebetulan berasal dari Gianyar. Saya yakin ke depan akan semakin eksis," pujinya. *nvi
1
Komentar