Isak Tangis Iringi Penguburan 7 Korban Longsor
Isak tangis iringi prosesi penguburan 7 jenazah korban tewas akibat bencana longsor Banjar Bantas, Desa Songan A, Kecamatan Kintamani, Bangli yang digelar pada Soma Wage Kulantir, Senin (13/2) siang.
Mensos dan Kak Seto Terjun ke Lokasi Bencana Desa Songan
BANGLI, NusaBali
Pada hari yang sama kemarin, sejumlah tokoh nasional terjun ke lokasi bencana, termasuk Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Kak Seto.
Prosesi penguburan 7 jenazah jenazah korban longsor Banjar Bantas, Desa Songan A, Senin kemarin, digelar siang sekitar pukul 14.00 Wita. Jenazah korban bencana semuanya dikubur di Setra Bangsel Desa Pakraman Songan. Setra Bangsel ini memang khusus untuk menguburkan jenazah yang meninggal secara tidak wajar (salahpati dan ulahpati). Lokasi Setra Bangsel berada sekitar 90 meter sebelah selatan Setra Desa Pakraman Songan---yang diperuntukkan bagi mereka yang meninggal secara wajar.
Tujuh (7) jenazah korban bencana longsor di Banjar Bantas, Desa Songan A, Kamis (9/2) malam, masing-masing I Gede Sentana, 56 (krama Banjar Bantas, Desa Songan A), Ni Ketut Bunga, 54 (istri dari I Gede Sentana), Ni Kadek Dini, 12 (anak dari pasutri I Gede Sentana dan Ni Ketut Bunga), Jro Balian Resmi Restiti, 34 (krama Banjar Bantas, Desa Songan A), Jro Balian Kadek Sriasih, 3 (anak dari Jro Balian Resmi Restiti), I Komang Agus Putra Panti, 1 (anak dari Jro Balian Resmi Restiti), dan Ni Ketut Susun, 48 (juga krama Banjar Bantas, Desa Songan A).
Pantauan NusaBali, sebelum penguburan, lebih dulu dilakukan ritual sederhana, yakni pembersihan satu per satu jenazah korban, lalu dimasukkan ke dalam peti. Setelah itu, jenazah korban bencana diusung menuju Setra Bangsel yang jaraknya hanya sekitar 100 meter arah timur dari tenda penampungan di pinggir jalan Banjar Dalem, Desa Songan A. Prosesi pengusungan jenazah diiringi gambelan angklung dan ribuan krama Desa Pakraman Songan.
Suasana duka mendalam amat terasa dalam prosesi penguburan 7 jenazah korban bencana kemarin. Keluarga dan kerabat para korban tak kuasa menahan sedih, hingga menangis sesenggukan ketika jenazah dimasukkan ke liang lahat untuk dikubur. “Baru empat hari lalu tiyang membuat bakti karena ada piodalan,” keluh Ni Wayan Suprastiti, kakak kandung dari korban tewas Jro Balian Resmi Restiti.
Wayan Suprastiti kemudian menangis sesenggukan, karena selain adik kandungnya, dua keponakannya yang masih balita juga ikut tewas tertimbun longsor, yakni Jro Balian Kadek Sriasih dan Komang Agus Putra Panti. Jro Balian Resmi Restiti merupakan istri dari I Wayan Wirtana, yang selamat dari maut.
Tangis pilu juga terlihat dari kerabat korban tewas lainnya. Mereka berdekapan satu sama lain selama prosesi penguburan. Suasananya tambah pilu, karena hujan deras mengguyur, sehingga krama dan keluarga, serta kerabat korban berhamburan mengambil terpal untuk dibawa ke masing-masing liang lahat, agar jenazah tidak sampai kehujanan.
Bencana longsor maut yang merenggut 7 nyawa di Banjar Bantas, Desa Songan A sebelumnya terjadi Kamis malam sekitar pukul 23.00 Wita. Tebing yang longsor malam itu adalah lereng Bukit Bungbung Pegat. Selain merenggut 7 nyawa, bencana longsor ini juga menyebabkan 7 krama Banjar Bantas terluka, yang sebagian masih dalam satu kelu-arga. Mereka masing-masing I Wayan Budiana, 17, Ni Komang Rista Sari, 13, I Ketut Merta Jaya, 45, Jro Alep, 30, I Kadek Ardi Yasa, 9 (anak dari Jro Alep), I Gede Arta, 34 (suami dari Jro Alep), dan I Wayan Wirtama, 39.
Selain di Desa Songan A, pada saat bersamaan malam itu juga terjadi bencana ,kongsor maut di Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Bencana longsor di Desa Awan ini menelan 4 korban tewas dalam satu keluarga yang tidur bersama, yakni Ni Kadek Arini, 25, Ni Putu Natalia, 7 (anak dari Ni Putu Natalia), I Nyoman Budiarta, 45 (asal Desa Suter, Kecamatan Kintamani/ayah dari Kadek Arini), dan Ni Nengah Parmini, 40 (ibu dari Kadek Arini).
Sementara itu, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kunjungi korban dan lokasi bencana longsor di Banjar Bantas, Desa Songan A, Senin siang. Khofifah didampingi sejumlah pejabat Kemensos. Bahkan, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Muljadi atau Kak Seto, juga ikut terjun mendampingi Khofifah.
Dalam kunjungan kemarin, Menteri Khofifah mendapat laporan tentang kondisi ke-bencanaan dan persoalan-persoalan penanganannya dari Wakil Bupati Bandli, Sang Nyoman Sedana Arta. Setelah memberi pengarahan dan menyerahkan bantuan kepada para ahli waris korban tewas, Khofifah langsung masuk ke tenda-tenda penampungan seraya berbincang dan menyampaikan dukacita kepada keluarga.
Khofifah terlihat cukup lama berbincang-bincang dengan para korban longsor. Se-lanjutnya, Khofifah menuju lokasi longsoran di bawah lereng Bukit Bungbung Pegat, Banjar Bantas, Desa Songan A. * k17
BANGLI, NusaBali
Pada hari yang sama kemarin, sejumlah tokoh nasional terjun ke lokasi bencana, termasuk Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Kak Seto.
Prosesi penguburan 7 jenazah jenazah korban longsor Banjar Bantas, Desa Songan A, Senin kemarin, digelar siang sekitar pukul 14.00 Wita. Jenazah korban bencana semuanya dikubur di Setra Bangsel Desa Pakraman Songan. Setra Bangsel ini memang khusus untuk menguburkan jenazah yang meninggal secara tidak wajar (salahpati dan ulahpati). Lokasi Setra Bangsel berada sekitar 90 meter sebelah selatan Setra Desa Pakraman Songan---yang diperuntukkan bagi mereka yang meninggal secara wajar.
Tujuh (7) jenazah korban bencana longsor di Banjar Bantas, Desa Songan A, Kamis (9/2) malam, masing-masing I Gede Sentana, 56 (krama Banjar Bantas, Desa Songan A), Ni Ketut Bunga, 54 (istri dari I Gede Sentana), Ni Kadek Dini, 12 (anak dari pasutri I Gede Sentana dan Ni Ketut Bunga), Jro Balian Resmi Restiti, 34 (krama Banjar Bantas, Desa Songan A), Jro Balian Kadek Sriasih, 3 (anak dari Jro Balian Resmi Restiti), I Komang Agus Putra Panti, 1 (anak dari Jro Balian Resmi Restiti), dan Ni Ketut Susun, 48 (juga krama Banjar Bantas, Desa Songan A).
Pantauan NusaBali, sebelum penguburan, lebih dulu dilakukan ritual sederhana, yakni pembersihan satu per satu jenazah korban, lalu dimasukkan ke dalam peti. Setelah itu, jenazah korban bencana diusung menuju Setra Bangsel yang jaraknya hanya sekitar 100 meter arah timur dari tenda penampungan di pinggir jalan Banjar Dalem, Desa Songan A. Prosesi pengusungan jenazah diiringi gambelan angklung dan ribuan krama Desa Pakraman Songan.
Suasana duka mendalam amat terasa dalam prosesi penguburan 7 jenazah korban bencana kemarin. Keluarga dan kerabat para korban tak kuasa menahan sedih, hingga menangis sesenggukan ketika jenazah dimasukkan ke liang lahat untuk dikubur. “Baru empat hari lalu tiyang membuat bakti karena ada piodalan,” keluh Ni Wayan Suprastiti, kakak kandung dari korban tewas Jro Balian Resmi Restiti.
Wayan Suprastiti kemudian menangis sesenggukan, karena selain adik kandungnya, dua keponakannya yang masih balita juga ikut tewas tertimbun longsor, yakni Jro Balian Kadek Sriasih dan Komang Agus Putra Panti. Jro Balian Resmi Restiti merupakan istri dari I Wayan Wirtana, yang selamat dari maut.
Tangis pilu juga terlihat dari kerabat korban tewas lainnya. Mereka berdekapan satu sama lain selama prosesi penguburan. Suasananya tambah pilu, karena hujan deras mengguyur, sehingga krama dan keluarga, serta kerabat korban berhamburan mengambil terpal untuk dibawa ke masing-masing liang lahat, agar jenazah tidak sampai kehujanan.
Bencana longsor maut yang merenggut 7 nyawa di Banjar Bantas, Desa Songan A sebelumnya terjadi Kamis malam sekitar pukul 23.00 Wita. Tebing yang longsor malam itu adalah lereng Bukit Bungbung Pegat. Selain merenggut 7 nyawa, bencana longsor ini juga menyebabkan 7 krama Banjar Bantas terluka, yang sebagian masih dalam satu kelu-arga. Mereka masing-masing I Wayan Budiana, 17, Ni Komang Rista Sari, 13, I Ketut Merta Jaya, 45, Jro Alep, 30, I Kadek Ardi Yasa, 9 (anak dari Jro Alep), I Gede Arta, 34 (suami dari Jro Alep), dan I Wayan Wirtama, 39.
Selain di Desa Songan A, pada saat bersamaan malam itu juga terjadi bencana ,kongsor maut di Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Bencana longsor di Desa Awan ini menelan 4 korban tewas dalam satu keluarga yang tidur bersama, yakni Ni Kadek Arini, 25, Ni Putu Natalia, 7 (anak dari Ni Putu Natalia), I Nyoman Budiarta, 45 (asal Desa Suter, Kecamatan Kintamani/ayah dari Kadek Arini), dan Ni Nengah Parmini, 40 (ibu dari Kadek Arini).
Sementara itu, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kunjungi korban dan lokasi bencana longsor di Banjar Bantas, Desa Songan A, Senin siang. Khofifah didampingi sejumlah pejabat Kemensos. Bahkan, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Muljadi atau Kak Seto, juga ikut terjun mendampingi Khofifah.
Dalam kunjungan kemarin, Menteri Khofifah mendapat laporan tentang kondisi ke-bencanaan dan persoalan-persoalan penanganannya dari Wakil Bupati Bandli, Sang Nyoman Sedana Arta. Setelah memberi pengarahan dan menyerahkan bantuan kepada para ahli waris korban tewas, Khofifah langsung masuk ke tenda-tenda penampungan seraya berbincang dan menyampaikan dukacita kepada keluarga.
Khofifah terlihat cukup lama berbincang-bincang dengan para korban longsor. Se-lanjutnya, Khofifah menuju lokasi longsoran di bawah lereng Bukit Bungbung Pegat, Banjar Bantas, Desa Songan A. * k17
1
Komentar