Tingkat Hunian Vila di Bali 90%
Setelah libur Nataru berlalu, tingkat hunian diprediksi kembali turun
DENPASAR,NusaBali
Tingkat hunian akomodasi khususnya untuk jenis vila berada dalam trend positif pada Nataru. Kondisi tersebut diperkirakan sampai tanggal 2 hingga 5 Januari 2022. Setelah itu, tingkat hunian diprediksi kembali turun.
Ketua Bali Villa Association (BVA) Putu Gede Hendrawan atau Jro Hendrawan mengatakan Selasa (27/12).
Dikatakan Jro Hendrawan, saat ini tingkat hunian vila berkisar 90 persen. ”Memang cukup bagus,” ujar dia.
Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan mengapa okupansi vila lumayan ramai. Pertama karena alasan privasi. Memang ada kecenderungan vila dipilih karena wisatawan mengharapkan lebih terjaga privasinya. Terus umumnya vila kebanyakan memiliki kolam renang sendiri. Itu juga yang disukai tamu.
Selanjutnya tentu saja karena harga. Saat ini dengan diskon harga sampai 50 persen membuat vila menjadi pilihan yang paling menarik.
“Karena kan sekarang memang harganya beda dengan kondisi ketika saat normal,” jelas Jro Hendrawan.
Dengan harga kamar yang turun sampai 50 persen tersebut, diakui pemasukan yang ada hanya cukup untuk memenuhi biaya operasional. Sedangkan untuk servis, vila masih belum bisa mempekerjakan 100 persen karyawan. “Karyawan masih 50 persen juga,” kata Jro Hendrawan.
Bagaimana perkembangan setelah Nataru, dia menyatakan tidak bisa memprediksi. Walau demikian, kemungkinan tingkat hunian atau aktivitas pariwisata masih slow. Apalagi, kata dia akan ada masa karantina 14 hari.
“Kita tak berani memastikan, biasanya last minute,” jelas pria asal Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung.
Menurut Jro Hendrawan, jumlah anggota BVA Bali saat ini sekitar 100-an vila. Penasehat DPP Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) I Nyoman Astama, menyatakan faktor privasi selain harga, menjadi salah satu yang menjadi motivasi wisatawan untuk menentukan tempat menginap. Hal itu juga berkaitan dengan masa pandemi sekarang ini, yakni menjaga jarak atau phisical distancing.
“Untuk menjaga jarak, sehingga dipilih yang cocok selain faktor harga,” jelas Astama. Dia juga mengiyakan informasi tingkat hunian vila, meningkat dalam masa Nataru. Alasannya karena privasi dan harga atau tarif yang lebih murah dari sebelum pandemi Covid-19. *K17.
Ketua Bali Villa Association (BVA) Putu Gede Hendrawan atau Jro Hendrawan mengatakan Selasa (27/12).
Dikatakan Jro Hendrawan, saat ini tingkat hunian vila berkisar 90 persen. ”Memang cukup bagus,” ujar dia.
Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan mengapa okupansi vila lumayan ramai. Pertama karena alasan privasi. Memang ada kecenderungan vila dipilih karena wisatawan mengharapkan lebih terjaga privasinya. Terus umumnya vila kebanyakan memiliki kolam renang sendiri. Itu juga yang disukai tamu.
Selanjutnya tentu saja karena harga. Saat ini dengan diskon harga sampai 50 persen membuat vila menjadi pilihan yang paling menarik.
“Karena kan sekarang memang harganya beda dengan kondisi ketika saat normal,” jelas Jro Hendrawan.
Dengan harga kamar yang turun sampai 50 persen tersebut, diakui pemasukan yang ada hanya cukup untuk memenuhi biaya operasional. Sedangkan untuk servis, vila masih belum bisa mempekerjakan 100 persen karyawan. “Karyawan masih 50 persen juga,” kata Jro Hendrawan.
Bagaimana perkembangan setelah Nataru, dia menyatakan tidak bisa memprediksi. Walau demikian, kemungkinan tingkat hunian atau aktivitas pariwisata masih slow. Apalagi, kata dia akan ada masa karantina 14 hari.
“Kita tak berani memastikan, biasanya last minute,” jelas pria asal Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung.
Menurut Jro Hendrawan, jumlah anggota BVA Bali saat ini sekitar 100-an vila. Penasehat DPP Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) I Nyoman Astama, menyatakan faktor privasi selain harga, menjadi salah satu yang menjadi motivasi wisatawan untuk menentukan tempat menginap. Hal itu juga berkaitan dengan masa pandemi sekarang ini, yakni menjaga jarak atau phisical distancing.
“Untuk menjaga jarak, sehingga dipilih yang cocok selain faktor harga,” jelas Astama. Dia juga mengiyakan informasi tingkat hunian vila, meningkat dalam masa Nataru. Alasannya karena privasi dan harga atau tarif yang lebih murah dari sebelum pandemi Covid-19. *K17.
Komentar