Gubernur Pastika Minta Percepat Relokasi Korban Longsor
Gubernur Made Mangku Pastika menginstruksikan instansi terkait khususnya Dinas PU Kabupaten Bangli melakukan penanganan longsor Kintamani secara cepat.
Namai Bayi yang Selamat dari Longsor, Gede Selamet
BANGLI, NusaBali
Juga diminta berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan RI, sehingga dapat solusi infrastruktur yang saat ini terputus dan menyebabkan 12 kepala keluarga (KK) terisolir. Gubernur Pastika juga minta agar dilakukan relokasi bagi 23 KK korban longsor di Desa Songan.
Hal ini diungkapkannya saat meninjau lokasi longsor di Desa Songan, Selasa (14/2). Gubernur Pastika melihat parahnya zona merah yang ada di Desa Songan, yang menyebabkan sejumlah rumah ambruk tertimpa longsor, bahkan terdapat pula buku-buku pelajaran para pelajar yang berserakan di lokasi. Gubernur Pastika juga mendapati sebanyak 20 titik infrastruktur jalan yang berpotensi jebol. Untuk itu, pihaknya lebih menekankan pada cara agar 12 dusun di seberang Desa Songan itu tidak terisolasi.
“Harus dilakukan rapat intern antara instansi terkait, mulai dari Dinas PU Bali, Balai Jalan, Dinas Kehutanan mencakup Kementerian Kehutanan yang membidangi, dan setelah itu laporkan ke saya terkait keputusan akan dilakukan tindakan seperti apa bagi masyarakat di sini,” tandas Gubernur Pastika.
Rapat antara instansi terkait baik dari kabupaten dan provinsi ini akan dilaksanakan pada Jumat (17/2) nanti.
Gubernur Pastika mengatakan, BPBD kabupaten, kota, dan provinsi harus diperkuat, karena bencana alam itu tidak ada yang mampu mencegah. Fokus terhadap kinerja yang mengedepankan pada konsep ‘mitigasi’ atau mengurangi korban. Hal ini karena cuaca buruk masih akan terjadi hingga beberapa pekan ke depan, sehingga sangat penting dilakukan mitigasi atau pengurangan jumlah korban.
Gubernur Pastika yang didampingi Kepala BKD Bali Ketut Rochineng, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra juga menyerahkan santunan sebesar Rp 10 juta kepada 13 korban meninggal dunia yang diterima oleh masing masing keluarga korban, dan sejumlah biskuit dari Nyonya Ayu Pastika kepada pengungsi korban longsor.
Setelah meninjau lokasi longsor di Desa Songan, Gubernur beserta rombongan sempat datang ke posko penanganan korban longsor. Di posko ini masih terdapat sejumlah bantuan yang diperuntukkan bagi korban, mulai dari bahan makanan pokok hingga keperluan fisik seperti selimut dan pakaian.
Gubernur beserta rombongan termasuk Wabup Bangli Sedana Arta, juga mengunjungi korban luka akibat longsor di RSUD Bangli, di antaranya I Wayan Budiana, 18, Ni Nyoman Tristasari, 12, dan seorang bayi berumur 2 bulan yang selamat dari pelukan kakeknya, namun sang kakek tidak bisa tertolong dari timbunan tanah longsor. Karena bayi ini belum punya nama, maka secara sepontan Gubernur Pastika memberikan nama Gede Selamet. Ketiga anak ini akan diberi santunan masing-masing sebesar Rp 5 juta dari BPBD Bali. * nat
BANGLI, NusaBali
Juga diminta berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan RI, sehingga dapat solusi infrastruktur yang saat ini terputus dan menyebabkan 12 kepala keluarga (KK) terisolir. Gubernur Pastika juga minta agar dilakukan relokasi bagi 23 KK korban longsor di Desa Songan.
Hal ini diungkapkannya saat meninjau lokasi longsor di Desa Songan, Selasa (14/2). Gubernur Pastika melihat parahnya zona merah yang ada di Desa Songan, yang menyebabkan sejumlah rumah ambruk tertimpa longsor, bahkan terdapat pula buku-buku pelajaran para pelajar yang berserakan di lokasi. Gubernur Pastika juga mendapati sebanyak 20 titik infrastruktur jalan yang berpotensi jebol. Untuk itu, pihaknya lebih menekankan pada cara agar 12 dusun di seberang Desa Songan itu tidak terisolasi.
“Harus dilakukan rapat intern antara instansi terkait, mulai dari Dinas PU Bali, Balai Jalan, Dinas Kehutanan mencakup Kementerian Kehutanan yang membidangi, dan setelah itu laporkan ke saya terkait keputusan akan dilakukan tindakan seperti apa bagi masyarakat di sini,” tandas Gubernur Pastika.
Rapat antara instansi terkait baik dari kabupaten dan provinsi ini akan dilaksanakan pada Jumat (17/2) nanti.
Gubernur Pastika mengatakan, BPBD kabupaten, kota, dan provinsi harus diperkuat, karena bencana alam itu tidak ada yang mampu mencegah. Fokus terhadap kinerja yang mengedepankan pada konsep ‘mitigasi’ atau mengurangi korban. Hal ini karena cuaca buruk masih akan terjadi hingga beberapa pekan ke depan, sehingga sangat penting dilakukan mitigasi atau pengurangan jumlah korban.
Gubernur Pastika yang didampingi Kepala BKD Bali Ketut Rochineng, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra juga menyerahkan santunan sebesar Rp 10 juta kepada 13 korban meninggal dunia yang diterima oleh masing masing keluarga korban, dan sejumlah biskuit dari Nyonya Ayu Pastika kepada pengungsi korban longsor.
Setelah meninjau lokasi longsor di Desa Songan, Gubernur beserta rombongan sempat datang ke posko penanganan korban longsor. Di posko ini masih terdapat sejumlah bantuan yang diperuntukkan bagi korban, mulai dari bahan makanan pokok hingga keperluan fisik seperti selimut dan pakaian.
Gubernur beserta rombongan termasuk Wabup Bangli Sedana Arta, juga mengunjungi korban luka akibat longsor di RSUD Bangli, di antaranya I Wayan Budiana, 18, Ni Nyoman Tristasari, 12, dan seorang bayi berumur 2 bulan yang selamat dari pelukan kakeknya, namun sang kakek tidak bisa tertolong dari timbunan tanah longsor. Karena bayi ini belum punya nama, maka secara sepontan Gubernur Pastika memberikan nama Gede Selamet. Ketiga anak ini akan diberi santunan masing-masing sebesar Rp 5 juta dari BPBD Bali. * nat
1
Komentar