Antasari Buka Suara, Pasek Sampaikan Pesan Anas
Pernyataan mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang merasa dikriminalisasi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menyampaikan pesan kepada sahabatnya yang merupakan anggota DPD RI Gede Pasek Suardika.
JAKARTA, NusaBali
Melalui Pasek, Anas menyatakan, ia juga merupakan salah satu korbannya. “Saya pantau berita-berita di media, Antasari menjadi korban kriminalisasi SBY. Anas menyampaikan pesan kepada saya, dia merasakan betul bahwa selain Antasari, dia adalah salah satu korbannya,” ujar Gede Pasek Suardika di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Selasa (14/2).
Anas, kata Pasek, berharap SBY mengakui dan segera meminta maaf lantaran karma itu nyata dan tinggal soal waktu saja. Bagi Pasek moment saat ini tepat untuk membuka semuanya. Apalagi Anas bersedia kasusnya di uji publik, karena nantinya akan terlihat benang merah dengan kekuasaan saat itu sehingga SBY jangan terus menyalahkan pemerintahan saat ini yang kurang ini dan itu.
Anas menyampaikan pesan pula kepada Pasek, kalau dia dipaksa ‘mati muda’ oleh kalangan internal partainya. Bahkan hak politiknya di cabut. Dia berharap, jangan ada korban lagi. Menurut Pasek, bisa saja ada korba lagi. “Saya hampir ‘keserempet’, untungnya saya cepat lompat. Kalau tidak bisa jadi korban juga,” imbuh Pasek.
Indikasi itu, kata Pasek, ketika ia menjadi Ketua Komisi III DPR RI dipanggil oleh salah satu Menteri dari Demokrat. Kala itu, Pasek ditanya pilih SBY atau Anas. Pasek menjawab, kedua-duanya dengan alasan SBY adalah gurunya, Anas adalah sahabatnya. Sang menteri tidak terima, karena harus memilih salah satu.
Akibatnya Pasek di copot dari posisinya sebagai Ketua Komisi III DPR RI. “Saat itu, saya dipanggil ke rumah dinas oleh menteri yang saat ini juga satu lokasi tahanan dengan Anas. Saya di copot tidak masalah, saya happy-happy saja ketimbang menzolimi orang lain,” kata Pasek. * k22
Melalui Pasek, Anas menyatakan, ia juga merupakan salah satu korbannya. “Saya pantau berita-berita di media, Antasari menjadi korban kriminalisasi SBY. Anas menyampaikan pesan kepada saya, dia merasakan betul bahwa selain Antasari, dia adalah salah satu korbannya,” ujar Gede Pasek Suardika di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Selasa (14/2).
Anas, kata Pasek, berharap SBY mengakui dan segera meminta maaf lantaran karma itu nyata dan tinggal soal waktu saja. Bagi Pasek moment saat ini tepat untuk membuka semuanya. Apalagi Anas bersedia kasusnya di uji publik, karena nantinya akan terlihat benang merah dengan kekuasaan saat itu sehingga SBY jangan terus menyalahkan pemerintahan saat ini yang kurang ini dan itu.
Anas menyampaikan pesan pula kepada Pasek, kalau dia dipaksa ‘mati muda’ oleh kalangan internal partainya. Bahkan hak politiknya di cabut. Dia berharap, jangan ada korban lagi. Menurut Pasek, bisa saja ada korba lagi. “Saya hampir ‘keserempet’, untungnya saya cepat lompat. Kalau tidak bisa jadi korban juga,” imbuh Pasek.
Indikasi itu, kata Pasek, ketika ia menjadi Ketua Komisi III DPR RI dipanggil oleh salah satu Menteri dari Demokrat. Kala itu, Pasek ditanya pilih SBY atau Anas. Pasek menjawab, kedua-duanya dengan alasan SBY adalah gurunya, Anas adalah sahabatnya. Sang menteri tidak terima, karena harus memilih salah satu.
Akibatnya Pasek di copot dari posisinya sebagai Ketua Komisi III DPR RI. “Saat itu, saya dipanggil ke rumah dinas oleh menteri yang saat ini juga satu lokasi tahanan dengan Anas. Saya di copot tidak masalah, saya happy-happy saja ketimbang menzolimi orang lain,” kata Pasek. * k22
Komentar