Agus Suradnyana Bertempur di Kota
Amankan suara Paket PASS dan antisipasi money politics dalam coblosan Pilkada hari ini, KBS mondok di Buleleng
Dewa Sukrawan ‘Dikeroyok’ Trio Kusumaputra-Sri Seniwi-Sumardhana
SINGARAJA, NusaBali
Tibalah hari penentuan bagi pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (Paket PASS) dan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), siapa di antara mereka yang berhak jadi jawara Pilkada Buleleng 2017. Kedua pasangan calon yang bertarung head to head tersebut akan memperebutkan 583.381 suara pemilih dalam coblosan Pilkada, Rabu, 15 Februari 2017 ini. Agus Suradnyana akan nyoblos di Kota Singaraja (Kecamatan Buleleng), sementara Dewa Sukrawan ‘dikeryok’ 3 lawan tangguh di kampungnya, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng.
Agus Suradnyana, Calon Bupati (Cabup) incumbent yang berasal dari Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng direncanakan nyoblos di TPS 1 Kelurahan Paket Agung, Kota Singaraja. Sementara pasangannya di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup), Nyoman Sutjidra, akan salurhkan hak pilih di kampung halamannya di Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan.
Dalam coblosan hari ini, Agus Suradnyana akan bersaing dengan ‘penguasa’ wilayak Kota Singaraja, yakni Gede Dharma Wijaya, Cawabup dari Paket Surya. Dharma Wijaya sendiri bakal nyoblos di TPS 3 Kelurahan Kendran, Kota Singaraja, tetangga sebelah utara Kelurahan Paket Agung.
Ini buat kesekian kalinya Agus Suradnyana tarung di wilayah Kota Singaraja dengan nyoblos di TPS 1 Kelurahan Paket Agung. Saat Pilgub Bali 2013 lalu, Bupati Buleleng 2012-2017 yang notabene Ketua DPC PDIP Buleleng ini juga nyoblos di tempat sama. Menurut Agus Suradnyana, dirinya nyoblos di sini lantaran alamat KTP-nya berada di Kelurahan Paket Agung.
“Tidak ada strategi apa-apa. Ini karena alamat KTP saya sudah di Kota Singaraja. Sesuai ketentuan KPU, penyaluran hak pilih sesuai dengan KTP elektronik,” ujar Agus Suradnyana kepada NusaBali di Singaraja, Selasa (14/2).
Disinggung bagaimana pengamanan suara di Desa Banyuatis yang menjadi kampung halamannya, Agus Suradnyana menyerahkan sepenuhnya kepada pergerakan Tim Pemenangan PASS. Agus Suradnyana mengajak masyarakat tetap menjaga situasi kondusif yang sudah terjaga selama ini, dengan mengutamakan rasa persaudaraan, meski beda pilihan.
“Mari gunakan kesempatan ini dengan baik untuk menentukan pemimpin yang sesuai harapan masyarakat, dengan mengikuti aturan yang ada. Jaga persaudaraan dan situasi kondusif,” pintanya.
Sayangnya, pesaing Agus Suradnyana di Kota Singaraja, Gede Dharma Wijaya, belum bisa dikonfirmasi terkait strategi menghadapi coblosan hari ini. Ketika Ditelepon kemarin, ponsel politisi senior Demokrat ini selalu tidak ada nada sambung. Ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat, suami dari mantan Cabup Buleleng di Pilkada 2012, Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani, ini juga tidak menjawab.
Sementara, persaingan sengit berebut suara pemilih akan terjadi di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, di mana Dewa Sukrawan nyoblos. Rencananya, Dewa Sukrawan akan nyoblos di TPS 9 Banjar Satria, Desa Bungkulan. Di Desa Bungkulan, Sukrawan akan ‘dikeroyok’ tiga pentolan Tim Pemenangan PASS: Gede Kusumaputra (anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng), Luh Sri Seniwi (anggota Fraksi PDIP DPRD Buleleng), dan I Ketut Sumardhana (mantan Ketua DPC Hanura Buleleng). Ketiganya akan nyoblos di Desa Bungkulan, namun dalam TPS berbeda.
Paket PASS (nomor urut 2) merupakan pasangan calon incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB. Karenanya, trio Kusumaputra, Sri Seniwi, dan Sumardhana berada di kubu Paket PASS. Sedangkan Paket Surya (nomor urut 1) merupakan pasangan calon jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS.
Kepada NusaBali, Dewa Sukrawan mengaku tidak melakukan strategi khusus amankan suara dukungan di kampung halamannya, Desa Bungkulan. Sukrawan menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada saksi-saksi yang ditempatkan di setiap TPS. “Tidak ada target (berapa suara di TPS), tidak ada pengamanan (suara) khusus, tapi saya serahkan pengamanan suara kepada para saksi,” katanya, Selasa kemarin.
Menurut Sukrawan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses Pilkada pada aturan main yang ada. Dirinya akan menjungjung tinggi asas demokrasi dan hak asasi warga, dengan mengutamakan kebenaran. Namun, jika nanti ditemukan ada yang tidak sesuai aturan main, pihaknya akan melakukan perlawanan. “Apa pun hasilnya nanti, kalau itu melewati proses yang murni, baik, dan sesuai dengan aturan, saya akan terima dengan lapang dada hasil Pilkada Buleleng 2017. Tapi, sepanjang tidak benar, saya lawan,” ancamnya.
Dalam Pilkada Buleleng 2017 ini, ada 583.381 suara pemilih yang akan diperebutkan Paket Surya dan Paket PASS, terdiri dari 292.346 laku-laki dan 291.035 perempuan. Mereka tersebar di 148 desa/kelurahan dsalam 9 wilayah kecamatan se-Buleleng. Jumlah pemilih terbanyak berada di wilayah Kecamatan Buleleng, mencapai 113.006 orang. Sedangkan jumlah pemilih terkecil berada di wilayah Kecamatan Busungbiu, hanya mencapai 39.650 orang (Selengkapnya, lihat tabel).
KPU Buleleng telah menyiapkan total 1.086 TPS (Tempatr Pemungutan Suara) untuk coblosan Pilkada 2017. Rinciannya, di Kecamatan Buleleng sebanyak 194 TPS, di Kecamatan Gerokgak (124 TPS), di Kecamatan Seririt (110 TPS), di Kecamatan Sawan (113 TPS), di Kecamatan Sukasada (124 TPS), di Kecamatan Banjar (124 TPS), di Kecamatan Tejakula (114 TPS), di Kecamatan Kubutambahan (110 TPS), dan Kecamatan Busungbia (hanya 73 TPS).
Paket PASS (Agus Suradnyana-Sutjidra) berstatus juara bertahan dalam Pilkada Buleleng 2017 ini. Mereka sebelumnya memenangkan Pilkada Buleleng 2012 lalu dengan dominasi 54.80 persen suara dan menang di semua 9 kecamatan se-Buleleng. Waktu itu, ada empat pasangan calon yang bertarung.
Berdasarkan hasil final penghitungan KPU di Pilkada Buleleng 2012, Paket PASS unggul dengan 186.814 suara atau mendominasi 54,80 persen dari total 340.896 suara sah. Sedangkan pasangan Gede Ariadi-Wayan Arta alias Geria 12 (diusung Golkar-PKPB-PAN) berada di posisi runner-up dengan 77.440 suara atas 22,72 persen. Sementara pa-sangan Putu Tutik Kusuma Wardani-Komang Nova Sewi Putra (diusung Demokrat-Pakar Pangan) berada di peringkat tiga dengan 73.663 suara atau 21,61 persen. Sebaliknya, Paket Wayan Gede Wenten Suparlan-IB Djodhi (diusung Koalisi Nurani Denbukit) harus puas di posisi juru kunci dengan hanya 2.979 suara atau 0,87 persen.
Sementara itu, DPD PDIP Bali berupaya habis-habisan untuk menangkan Pilkada Buleleng 2017. DPD PDIP Bali pun instruksikan jajaran kader untuk antisipasi politik uang. Bahkan, Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster langsung ‘memondok’ di Buleleng untuk kawal pelaksanaan Pilkada supaya bebas money politics. “Saya sudah sepekan memondok di Buleleng. Sampai usai penghitungan suara nanti kami kawal proses Pilkada ini,” tegas Wayan Koster kepada NusaBali per telepon, Selasa kemarin.
Menurut Koster, DPD PDIP Bali kerahkan segala potensi dan kekuatan mengawal suara Paket PASS di TPS, supaya bersih dari permainan uang yang dapat mempengaruhi pilihan masyarakat. “Kita kerahkan seluruh potensi kader di Buleleng. Bahkan, dari luar Buleleng juga gabung kawal suara terutama dalam penghitungan nanti,” papar politisi militan PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga anggota Komisi X DPR RI tiga periode ini.
Koster juga imbau Bawaslu Bali, Panwas Buleleng, para kepala desa, bendesa adat, tokoh masyarakat, dan LSM supaya menjaga pelaksanaan Pilkada yang tertib dan bebas money politics. Menurut Koster, proses Pilkada yang beraroma politik uang, kalau ketahuan, hukumannya adalah pidana. Janji/memberi dan terima uang, materi baik langsung maupun tidak langsung, ancaman hukumannya 6 tahun plus denda Rp 1 miliar. Hal ini diatur dalam Pasal 18 ayat (1) dan (2) UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilukada.
Politisi yang akrab dipanggil KBS (Koster Bali Satu) ini juga mengajak masyarakat Buleleng agar tolak tenerima uang atau bentuk apa pun dari pihak tertentu yang bisa dikategorikan money politics. “Kita desak Bawaslu Bali, Panwas Buleleng, dan aparat kepolisian untuk bersama-sama cegah terjadinya politik uang,” tandas Calon Gubernur Bali dari PDIP ke Pilgub 2018 ini. * k19,nat,nar
1
Komentar