Pelaku UMKM Minta Dilibatkan Saat Event KTT G20
MANGUPURA, NusaBali
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada Oktober 2022 mendatang diharapkan bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
Tak sedikit dari pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berharap bisa terlibat dalam event tersebut guna membangkitkan kembali gairah di tengah kelesuan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. Menurut I Gede Rahmadi Krisna Putra, salah satu pelaku UMKM di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, menaruh harapan besar pemerintah mengakomodir UMKM di sekitar lokasi kegiatan berlangsung. Hal ini semata untuk membangkitkan gairah dan semangat para pelaku usaha. Dikatakan, keterlibatan para pelaku usaha di tengah situasi pandemi Covid-19 ini dinilai bisa menggerakkan roda perekonomian yang sudah sekarat.
“Kami harap dilibatkan dalam event KTT G20 nanti. Jangan sampai hanya jadi penonton dan tidak berbuat apa-apa dan juga tidak mendapatkan apa-apa pula,” kata Krisna Putra, Kamis (30/12).
Krisna Putra mengatakan, setidaknya pelaku UMKM bisa menyediakan souvernir bagi para delegasi yang hadir dalam kegiatan itu. “Kalau soal makanan, itu memang tidak mungkin. Namun, soal souvernir tentu pelaku UMKM sanggup untuk itu. Contohnya saja ada udeng, busana atau kopi. Ini bisa diberikan kepada delegasi,” katanya.
Walaupun para pelaku UMKM tidak masuk di tempat acara berlangsung, namun hasil produk bisa diperkenalkan kepada delegasi. Dengan demikian, bisa memperkenalkan ciri khas kerajinan dan busana Bali. Di sisi lain, dengan diakomodirnya pelaku UMKM, bisa memberi dampak pada roda perekonomian pelaku usaha. “Saya berharap ada keterbukaan terkait jalur atau akses. Kalau dari Pemda, tentu harus difasilitasi agar semuanya bisa terakomodir. Bukan hanya pelaku UMKM, tapi rekan-rekan seniman juga bisa ditampilkan dalam event itu,” harap Krisna Putra.
Sementara Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta siap mengakomodir pelaku UMKM di wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Pihaknya, juga akan melakukan komunikasi dengan pelaku pariwisata untuk memfasilitasi para pelaku UMKM. Setidaknya, kata dia, ada warga lokal yang diikut sertakan.
“Tentu ada standar, makanya akan kami koordinasikan dengan instansi terkait, termasuk dengan PHRI dan lainnya,” kata Gede Arta. *dar
Komentar