'Kangen Suasana Pementasan, Berinteraksi dengan Penonton'
DENPASAR, NusaBali
Seniman di Kota Denpasar saat ini bisa dibilang tidak bisa mengembangkan kreativitas mereka terutama seniman pementasan. Sebab, mereka yang sebelumnya pentas dengan interaksi penonton kini hanya bisa lewat digital.
Hal itu diungkapkan salah satu Seniman Gamelan Mulut (Gamut) I Made Wardana alias Bli Ciaaattt, Minggu (2/1). Bli Ciaaattt selama ini bisa dibilang merupakan seniman serba bisa yang selalu pentas bukan hanya di Bali, namun berbagai belahan negara. Dia mengatakan, dengan adanya Pandemi Covid-19 ini, dia mengaku sangat terkendala dengan pementasan.
Sebab, pemerintah melarang untuk berkerumun untuk menghindari penularan Covid-19. Hal itu membuat para seniman harus berupaya untuk menuangkan kreativitasnya melalui konten digital. Namun, setelah dua tahun berkecimpung di dunia digital karena imbas Pandemi Covid-19, seniman di Kota Denpasar menurutnya kangen dengan suasana pementasan.
Dalam pementasan para seniman bisa menuangkan segala ide dengan berinteraksi bersama penonton. "Kerugian seniman seperti saya jika menuangkan seni ke dalam konten digital kita tidak bisa berinteraksi dengan masyarakat. Kita kangen ditepuk tangani secara live dan berinteraksi," ungkapnya.
Apresiasinya sekarang menurutnya dibuat-buat. Tepuk tangan dibuat-buat sehingga interaksinya hanya di komentar saja. Jika tampil secara live menurut Bli Ciaaattt jelas ada respon penonton, bisa berbagi nomor WA, rasa juga tersampaikan ke penonton. Selain itu, dalam pementasan seniman bisa berinteraksi dan membuat candaan dengan melibatkan penonton langsung.
"Kita rindu pertunjukan live ditonton banyak orang diapresiasi tepuk tangan panjang, dihargai, bukan hanya satu malam itu namun proses tiga bulan empat bulan yang mereka tidak ketahui," imbuhnya. Digital atau live memang bisa lebih menguntungkan jika ditekuni khususnya di konten youtube. Namun menurut itu jika memang konten yang dibuat seniman bisa dilihat langsung di akun asli milik seniman itu sendiri. Akan tetapi, fenomena saat ini kendati konten viral belum tentu mendapatkan hasil yang memuaskan. Sebab, di dalam Instagram jika konten seniman di Repost belum tentu penonton mau langsung mencari video lengkap ke YouTube pemilik konten.
"Kalau dibilang rugi ya jika video kita direpost. Fenomenanya penonton hanya mau menonton di Instagram saja tanpa peduli aslinya. Sehingga, YouTube kita ya segitu-gitu aja. Jadi tetap saya sebagai seniman lebih senang ke pementasan secara langsung," ungkap seniman asal Banjar Pegok, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan ini. *mis
Komentar