PPK Sciencepreneurship FMIPA Undiksha Cetak Wirausahawan Muda Berbasis Iptek
Wirausaha
Wirausahawan Muda
PPK
PPK Undiksha
Program Pengembangan Kewirausahaan
Universitas Pendidikan Ganesha
Sciencepreneurship
SINGARAJA, NusaBali.com – Untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha dan kemandirian mahasiswanya, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja mengembangkan PPK (Program Pengembangan Kewirausahaan) berbasis iptek atau sciencepreneurship.
Ketua PPK Sciencepreneurship Unidksha Dr I Nyoman Dodik Prasetia MSi mengungkapkan bahwa sangat penting untuk menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di dalam lingkungan perguruan tinggi, terutama wirausaha yang berbasis iptek.
"Jika entrepreneurship hanya berfokus pada menggali keuntungan yang maksimal dalam menjalani bisnis, maka sciencepreneurship adalah sikap wirausaha yang tak hanya bertujuan meraih keuntungan semata, namun juga mempertimbangkan kebermanfaatan ilmu pengetahuan," ujar Nyoman Dodik, Minggu (2/1/2022).
Pelaksanaan PPK Sciencepreneurship Undiksha yang didanai oleh DRPM (Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat) Kemenristekdikti pada tahun 2021 tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif dan mampu mencetak wirausahawan muda yang berbasis iptek.
Iptek yang dimaksud yakni melibatkan unsur-unsur perkembangan alat dan teknologi dalam aktivitas berwirausaha. Contohnya komoditas Kopi Edelweis yang dikembangkan oleh salah satu mahasiswa yang mengikuti PPK atas nama I Wayan Yasana yang menggunakan sistem kontrol digital berbasis microprosessor ardoino untuk melakukan aktivitas penyiraman jarak jauh.
"Dengan iptek tersebut, maka aktivitas berkebun dapat menjadi lebih efisien," jelas Nyoman Dodik.
Anggota tim PPK Sciencepreneurhip Dr Ida Bagus Putu Mardana MSi mengatakan terdapat 10 mahasiswa yang mengikuti program tersebut dan tujuh mahasiswa di antaranya berhasil lolos diklat 'start up' kewirausahaan yang telah terlaksana pada 25 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.
Tujuh mahasiswa tersebut adalah I Wayan Yasana dengan produk Kopi Edelweis, Yoni Nur Lutfiyah dengan produk Selempang Wisuda, Restu Widi Antara dengan produk Smart Prinkle, AA Suyoga dengan produk Nasi Banten, Asnawa Dikta dengan produk Brem Salak, Aldi Prayoga dengan produk Jasa Fisika Fabrikasi, dan Cokorda Krisparinama dengan produk Martabak Jepang.
Mahasiswa yang terlibat dalam progran kewirausahaan tersebut juga mendapatkan pengakuan akademis dengan ekuivalensi sebesar 3 SKS. "Pada tahun 2021 tenant PPK yang mencapai omset pemasaran tertinggi adalah produk Kopi Eldeweis oleh I Wayan Yasana seorang mahasiswa petani kopi dari kecamatan Pupuan, Tabanan," kata IB Putu Mardana.
Lebih lanjut Dr I Wayan Sukra MSc Wakil Dekan I FMIPA memaparkan bahwa dalam rangka pengembangan kemampuan kewirausahawan terhadap para mahasiswa, pihak kampus telah menyiapkan beberapa sarana dan prasarana pendukung secara bertahap.
Keberadaan sarana dan prasarana tersebut berfungsi sebagai pengembangan kreativitas kewirausahaan mahasiswa dan wadah pemasaran produk PKMK (Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan), PUPPIK (Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus), PPUD (Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah) dan PKW (Program Kemitraan Wilayah) Undiksha.
"Adapun sarana dan prasarana pendukung tersebut yakni satu unit komputer, satu unit printer, empat meubelair, empat unit etalase dagangan, empat meja, dua almari es, empat unit kursi," paparnya.
Wayan Sukra berharap dengan adanya sarana dan prasarana tersebut serta PPK Sciencepreneurship yang telah terlaksana dapat merangsang serta memotivasi mahasiswa lainnya untuk menciptakan suatu inovasi usaha yang berbasis iptek. "Tentunya kemampuan wirausaha sejak usia muda akan memberikan dampak yang positif untuk ke depannya," tutupnya.
Komentar