Perjalanan Antrabez di Balik Jeruji Dijadikan Film Dokumenter
DENPASAR, NusaBali.com - Kisah hidup para personel grup musik Antrabez (Anak Terali Besi) di dalam lapas kini dapat disaksikan melalui film dokumenter. Film dokumenter yang digarap sutradara Erick Est menceritakan perjalanan personel Antrabez sejak tahun 2016 sampai 2021 di balik Lapas Kerobokan.
Pemutaran perdana dilakukan di Ruang Audio Visual, Gedung Dharma Negara Alaya, Rabu (6/1/2022) sore, dibuka oleh Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Jamaruli Manihuruk, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Kepala BNN Provinsi Bali, Gde Sugianyar Dwi Putra, Kapolresta Denpasar, Dandim 1611 Badung, beserta jajaran Forkopimda.
“Film ini adalah kumpulan dokumentasi yang saya buat dari tahun 2016, dari pembuatan video klip, belajar di lapangan saat shooting. Ternyata saya punya banyak sekali dokumentasi,” ujar sutradara Film Dokumenter Antrabez, Erick Est, ditemui seusai pemutaran perdana.
Erick menuturkan dari periode 2016 sampai 2021, setelah dikumpulkan, ternyata dirinya memiliki banyak sekali dokumentasi foto maupun video. Sehingga akhirnya ia menyusun dokumentasi-dokumentasi tersebut sehingga bisa menjadi sebuah cerita dalam bentuk film dokumenter.
“Footagenya kan banyak nih, jadi waktu saya milih-milih banyak sekali, jadi saya pilih yang terbaik. Supaya lebih natural, flownya lebih enak, dan bisa ditonton oleh masyarakat,” sebut Erick mengenai tantangan yang ia hadapi dalam pembuatan film.
Film dokumenter mulai digarap bulan Agustus 2021, berkolaborasi dengan banyak pihak, terutama dengan pihak Kantor Wilayah Kemenkumham Bali. “Ini tidak ada sponsor sama sekali, pure dari Lapas dan Est Movie juga dibantu beberapa teman,” ungkap Erick yang menggawangi Est Movie.
Erick berharap karya seninya bisa menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia bahwa Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) juga bisa memberi kontribusi kepada masyarakat, asal ada kemauan.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi cosmic yang baik, karena manusia dilahirkan tidak ada yang berpikir untuk membuat kejahatan, tapi kita harus saling membantu bagaimana menyelesaikan semua ini secara psikologi saja,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu personel Antrabez, Octav Sicilia, mengatakan tidak percaya perjalanan para personel Antrabez di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan bisa dijadikan sebuah film dokumenter.
“Saya berharap ini bisa menjadi sebuah edukasi yang penting, bagi seluruh Lapas yang ada di seluruh Indonesia,” kata Octav yang masuk Lapas selama 3 tahun gara-gara kepemilikan ganja.
Di dalam lembaga pemasyarakatan, kata Octav, banyak pelajaran yang ia petik sehingga mengubah karakternya menjadi lebih positif. “Saya selalu bilang kepada teman-teman di Lapas, kalau mau jadi orang semua kembali ke diri masing-masing, mau jadi apa nggak, kalau kamu malas ya gitu-gitu aja,” ucap Octav.
“Jangan patah semangat, jangan pernah patah arang, di depan pasti lebih baik, jika kita mau.”
Untuk diketahui, Antrabez merupakan grup musik yang personelnya merupakan para mantan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) terdiri dari Dwi Febri Setyo Utomo (vokal), Riva Nawawi (lead gitar), Oktav Sicilia (rhytm gitar), Firdaus Bolang (drum), dan Ronald (kibor). Mereka semuanya berada di balik terali besi karena tersangkut kasus Narkoba.
Film dokumenter perjalanan Antrabez di balik jeruji besi dapat disaksikan secara gratis di Dharma Negara Alaya pada 5-9 Januari 2022 mulai pukul 14.00-17.00 Wita. Selain dapat menyaksikan film dokumenter masyarakat juga dapat mengunjungi pameran karya seni Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dari berbagai Lapas yang ada di Wilayah Kemenkumham Bali.
1
Komentar