Sukrawan Akui Kemenangan PASS
Terkait gugatan, Sukrawan mengaku belum melihat celah ajukan gugatan, kendati mendapat informasi ada beberapa kecurangan selama proses coblosan.
Kalah di Pilkada, Sukrawan Nyatakan Tetap Berpolitik
SINGARAJA, NusaBali
Calon Bupati (Cabup) Dewa Nyoman Sukrawan tunjukkan sikap ksatria pasca hasil real count coblosan yang menyatakan Paket Surya (Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharmawijaya) hanya meraih 31,84 persen suara. Sedangkan pesaingnya paket Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (PASS) unggul dengan raihan 68,16 persen suara. Sukrawan pun mengakui kemenangan Paket PASS.
“Saya ucapkan selamat pada pasangan Agus Suradnyana-Sutjidra. Mari kita dukung bersama kepemimpinannya, mari kita kawal janji-janjinya agar visi, misi dan program bisa terwujud untuk membangun Buleleng ke arah yang lebih baik,” kata Sukrawan dalam keterangan persnya, Kamis (17/2) di kediamannya Jalan Bisma, Singaraja. Dalam keterangan persnya itu, Sukrawan tidak didampingi Cawabup Gede Dharma Wijaya. Sukrawan hanya didampingi tim pemenangan yang selama ini selalu mengawal dalam pergerakan masa kampanye.
“Tadi sudah saya temui pak Dharma (Gede Dharmawijaya, red) di rumahnya. Dan sikap pak Dharma juga sama, karena yang namanya perjuangan selalu ada kalah dan menang. Kami berdua, sudah terbiasa menghadapi persoalan seperti ini. Selama hidup, pasti ada pasang surut, ada waktu sedih, ada waktunya bahagia. Itu hal biasa dan sudah biasa kami hadapi,” aku Sukrawan.
Menurut Cabup yang maju lewat jalur independen ini, pelaksanaan Pilkada Buleleng 2017 sudah berjalan lancar, aman dan kondusif. Masyarakat juga sudah menentukan pemimpinnya sesuai dengan pilihan mereka. “Saya berharap situasi kondusif ini terus bisa dijaga. Jangan sampai hajatan Pilkada justru membuat masyarakat terpecah belah. Beda pilihan di Pilkada wajar, setelah itu mari kita bersama lagi, mengawal kepemimpinan yang ada demi kebaikan Buleleng,” katanya.
Disinggung apakah mengajukan gugatan? Sukrawan mengaku belum melihat celah ajukan gugatan, kendati mendapat informasi ada beberapa kecurangan selama proses coblosan. “Memang ada tindakan massif, tapi itu sulit dibuktikan. Kami akan hitung dulu seluruh hasil, kalau nanti memang temukan celah, jelas kami ajukan gugatan. Tapi saat ini, kami belum melihat celah itu. Beda dengan saat verifikasi faktual dulu, kami melihat celah, ya kami gugat,” tegasnya.
Ditanya ke mana langkah politik berikutnya? Sukrawan dengan tegas menyatakan kendati kalah di Pilkada Buleleng, ia akan tetap berkiprah di politik. Perhelatan politik yang akan datang, seperti Pilgub, Pileg dan Pilpres menjadi pertimbangan menentukan langkah politik berikutnya.
“Saya tidak akan pernah berhenti di politik dengan kegagalan ini. Naluri saya tetap berpolitik, sampai kematian menghentikan nanti,” tegasnya. Didesak apakah ada pemikiran kembali ke PDIP? Sukrawan menyebut pemikiran itu selalu ada, namun akan menjadi pertimbangan dalam karier politik ke depannya. “Saya masih melihat situasi, ya kita lihat saja nanti, ke mana saya akan bergabung, apakah ke PDIP lagi, ke Golkar, Demokrat atau partai lainnya. Intinya saya tetap berpolitik, karena saya seperti ini karena politik,” ujarnya.
Sementara Ketua DPD PDIP Bali, I Wayan Koster ketika dikonfirmasi kemungkinan Sukrawan bergabung kembali ke kandang banteng, menyebutkan peluang itu selalu ada. Karena dalam aturan, kader yang sudah dipecat bisa dipulihkan melalui Kongres dengan didahului oleh kader yang bersangkutan mengajukan surat agar bisa dipulihkan. “Walaupun ada hak mengajukan pemulihan, tetapi keputusannya tetap pada Kongres, tentu Kongres punya pertimbangan juga,” katanya.
Menurut Koster, itu tidak mungkin terjadi mengingat pemecatan Dewa Sukrawan dari PDIP karena melakukan perlawanan secara sadar terhadap keputusan partai. “Logikanya kan malu kalau balik lagi. Karena dia lakukan perlawanan itu secara sadar, jadi itu tidak mungkinlah,” ujarnya. * k19
SINGARAJA, NusaBali
Calon Bupati (Cabup) Dewa Nyoman Sukrawan tunjukkan sikap ksatria pasca hasil real count coblosan yang menyatakan Paket Surya (Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharmawijaya) hanya meraih 31,84 persen suara. Sedangkan pesaingnya paket Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (PASS) unggul dengan raihan 68,16 persen suara. Sukrawan pun mengakui kemenangan Paket PASS.
“Saya ucapkan selamat pada pasangan Agus Suradnyana-Sutjidra. Mari kita dukung bersama kepemimpinannya, mari kita kawal janji-janjinya agar visi, misi dan program bisa terwujud untuk membangun Buleleng ke arah yang lebih baik,” kata Sukrawan dalam keterangan persnya, Kamis (17/2) di kediamannya Jalan Bisma, Singaraja. Dalam keterangan persnya itu, Sukrawan tidak didampingi Cawabup Gede Dharma Wijaya. Sukrawan hanya didampingi tim pemenangan yang selama ini selalu mengawal dalam pergerakan masa kampanye.
“Tadi sudah saya temui pak Dharma (Gede Dharmawijaya, red) di rumahnya. Dan sikap pak Dharma juga sama, karena yang namanya perjuangan selalu ada kalah dan menang. Kami berdua, sudah terbiasa menghadapi persoalan seperti ini. Selama hidup, pasti ada pasang surut, ada waktu sedih, ada waktunya bahagia. Itu hal biasa dan sudah biasa kami hadapi,” aku Sukrawan.
Menurut Cabup yang maju lewat jalur independen ini, pelaksanaan Pilkada Buleleng 2017 sudah berjalan lancar, aman dan kondusif. Masyarakat juga sudah menentukan pemimpinnya sesuai dengan pilihan mereka. “Saya berharap situasi kondusif ini terus bisa dijaga. Jangan sampai hajatan Pilkada justru membuat masyarakat terpecah belah. Beda pilihan di Pilkada wajar, setelah itu mari kita bersama lagi, mengawal kepemimpinan yang ada demi kebaikan Buleleng,” katanya.
Disinggung apakah mengajukan gugatan? Sukrawan mengaku belum melihat celah ajukan gugatan, kendati mendapat informasi ada beberapa kecurangan selama proses coblosan. “Memang ada tindakan massif, tapi itu sulit dibuktikan. Kami akan hitung dulu seluruh hasil, kalau nanti memang temukan celah, jelas kami ajukan gugatan. Tapi saat ini, kami belum melihat celah itu. Beda dengan saat verifikasi faktual dulu, kami melihat celah, ya kami gugat,” tegasnya.
Ditanya ke mana langkah politik berikutnya? Sukrawan dengan tegas menyatakan kendati kalah di Pilkada Buleleng, ia akan tetap berkiprah di politik. Perhelatan politik yang akan datang, seperti Pilgub, Pileg dan Pilpres menjadi pertimbangan menentukan langkah politik berikutnya.
“Saya tidak akan pernah berhenti di politik dengan kegagalan ini. Naluri saya tetap berpolitik, sampai kematian menghentikan nanti,” tegasnya. Didesak apakah ada pemikiran kembali ke PDIP? Sukrawan menyebut pemikiran itu selalu ada, namun akan menjadi pertimbangan dalam karier politik ke depannya. “Saya masih melihat situasi, ya kita lihat saja nanti, ke mana saya akan bergabung, apakah ke PDIP lagi, ke Golkar, Demokrat atau partai lainnya. Intinya saya tetap berpolitik, karena saya seperti ini karena politik,” ujarnya.
Sementara Ketua DPD PDIP Bali, I Wayan Koster ketika dikonfirmasi kemungkinan Sukrawan bergabung kembali ke kandang banteng, menyebutkan peluang itu selalu ada. Karena dalam aturan, kader yang sudah dipecat bisa dipulihkan melalui Kongres dengan didahului oleh kader yang bersangkutan mengajukan surat agar bisa dipulihkan. “Walaupun ada hak mengajukan pemulihan, tetapi keputusannya tetap pada Kongres, tentu Kongres punya pertimbangan juga,” katanya.
Menurut Koster, itu tidak mungkin terjadi mengingat pemecatan Dewa Sukrawan dari PDIP karena melakukan perlawanan secara sadar terhadap keputusan partai. “Logikanya kan malu kalau balik lagi. Karena dia lakukan perlawanan itu secara sadar, jadi itu tidak mungkinlah,” ujarnya. * k19
1
Komentar