Paket PASS Kecolongan di 12 Desa
Meski Paket PASS gagal penuhi target menang 70 persen, Wayan Koster sebut tim sudah bekerja dengan baik
Target Minimal Menang 70 Persen Suara, Cuma Tembus 68,16 Persen
SINGARAJA, NusaBali
Kemenangan yang diraih pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (Paket PASS) dalam Pilkada Buleleng 2017, di luar target. Semula, sang juara bertahan yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB ini ditarget menang minimal dengan 70 persen suara, namun nyatanya hanya mampu tembus 68,16 persen suara. Sebaliknya, pasangan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) mampu mencuri 12 desa, meskipun akhirnya kalah.
Berdasarkan hitung cepat yang dirilis PDIP di Singaraja, Kamis (16/2), Paket PASS meraup 214.565 suara atau 68,16 persen dalam coblosan Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017. Sedangkan lawannya, Paket Surya (pasangan jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS) kebagian 100.253 suara atau 31,84 persen.
Dari hitung cepat versi PDIP, Paket PASS berhasil sapu bersih kemenangan di seluruh 9 kecamatan yang ada di Buleleng. Ini sama dengan hasil Pilkada Buleleng 2012 silam, ketika Paket PASS juga sapu bersih kemenangan di semua kecamatan se-Buleleng. Kala itu, Paket PASS mendominasi 54,80 persen dari total 340.896 suara sah dalam Pilkada Buleleng 2012 yang diikuti 4 pasangan calon.
Meski menang di seluruh 9 kecamatan, namun dalam Pilkada 2017 ini, Paket PASS kecolongan di 12 desa/kelurahan dari total 148 desa/kelurahan yang ada. Desa-desa di mana Paket PASS kalah ini direbut oleh Paket Surya, tersebar di 6 kecamatan. Rinciannya, Desa Tembok (Kecamatan Tejakula), Desa Bungkulan (Kecamatan Sawan), Desa Panji (Kecamatan Sukasada), Desa Nagasepaha (Kecamatan Bule-leng), Kelurahan Kampung Anyar (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kampung Bugis (Kecamatan Buleleng), Kelurahan Kampung Kajanan (Kecamatan Buleleng), Desa Pejarakan (Kecamatan Gerokgak), Desa Pengulon (Kecamatan Gerokgak), Desa Desa Patemon (Kecamatan Seririt), Desa Ringdikit (Kecamatan Seririt), dan Desa Umeayar (Kecamatan Seririt). Sekadar dicatat, Desa Tembok di mana Paket PASS kalah adalah kampung halaman Dewa Nyoman Rai Adi, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng.
Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, mengakui angka kemenangan Paket PASS memang di bawah target yang ditetapkan. Namun, Koster menepis kalau timnya tidak bekerja, sehingga target kemenangan tidak tercapai. “Memang hasil itu di luar perkiraan, karena jujur tim pemenangan merancang kemenangan minimal 70 persen,” ujar Koster dalam pers rilis di Kantor DPC PDIP Buleleng, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng, Kamis kemarin.
“Tapi, tim sudah bekerja sangat baik. Justru kami bersyukur kemenangan sangat bersih, tanpa ada bagi-bagi sembako, beras, apalagi uang yang memang saya sebagai Ketua DPD PDIP Bali melarangnya tindak tersebut, karena dapat merusak citra dan mencedrai demokrasi,” lanjut Koster dalam acara yang dihadiri pula Putu Agus Suradnyana (Ketua DPC PDIP Buleleng sekaligus Calon Bupati terpilih), Nyoman Sutjidra (Calon Wakil Bupati terpilih), dan Ketua Tim Pemenangan Paket PASS Gede Supriatna tersebut.
Menurut Koster, kekalahan Paket PASS di 12 desa/kelurahan itu, karena sejak awal sudah diprediksi, dengan melihat tokoh-tokoh yang ada di wilayah tersebut. Tapi, kekalahan di 12 desa itu tidak begitu telak, karena tim telah bekerja dengan baik. “Dari survei internal, kami sudah ketahui ada beberapa desa/kelurahan yang kalah. Bagi kami, kekalahan di 12 desa itu wajar, karena ada beberapa tokoh di sana. Dan, ini sudah kami prediksi dari awal,” tandas politisi militan PDIP asal Desa Sembir-an, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.
Sementara, Putu Agus Suradnyana menyebut ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab tidak tercapainya target kemeangan Paket PAS minimal 70 persen suara. Disdebutkan, dari tiga lembaga survei dimana salah satunya adalah survei internal, masih ada warga yang belum menentukan sikap. Karena itulah, Agus Suradnyana berusaha keras dalam masa kampanye menyasar massa mengambang ini agar menentukan pilihan pada pasangan calon nomor urut 2.
“Sebenarnya, itu yang ingin saya kejar di masa kampanye untuk bisa menaikkan target. Karena banyak juga warga yang belum menentukan sikap berdasar hasil survei. Bisa jadi, ini salah satu penyebab, target belum bisa tercapai,” ujar politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang masih menjabat Bupati Buleleng 2012-2017 ini.
Informasi yang dihimpun NusaBali, di 12 desa yang direbut Paket Surya itu ada tokoh-tokoh dari kubu seberang. Contohnya, di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, di mana Paket PASS hanya meraih 1.013 suara, sementara Paket Surya mendominasi 1.471 suara. Di desa ujung timur Buleleng ini terdapat tokoh Demokrat yang kini anggota DPRD Buleleng, Dewa Putu Tjakra, serta Perbekel Tembok yang juga dari keluarga Dewa Tjakra. Sedangkan tokoh PDIP di Desa Tembok adalah Dewa Nyoman Rai Adi, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng dua kali periode.
Begitu halnya Desa Bungkulan (Kecamatan Sawan) dan Desa Patemon (Kecamatan Seririt). Desa Bungkulan merupakan kampung halaman Dewa Sukrawan. Sementara Desa Patemon adalah tanah kelahiran Ketua DPD II Golkar Buleleng Putu Singyen, kampung Gubernur Bali yang Dewan Pembina Demokrat Made Mangku Pastika, dan birokrat I Ketut Rochineng.
Sedangkan kekalahan Paket PASS di Desa Pejarakan dan Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak, disebut-sebut karena gerakan dari Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) yang sempat membagi-bagikan sembako dan baju bagi warga Muslin di kedua desa itu belahan Buleleng Barat tersebut. * k19
1
Komentar