Nelayan Gotong Royong Buat Rumpon
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 18 nelayan di Desa Amed, Kecamatan Abang, Karangasem gotong royong membuat rumpon. Biaya yang dihabiskan sekitar Rp 5,5 juta.
Biaya ditalangi nelayan yang punya jaring. Setelah rumpon dipasang di laut dan menghasilkan ikan, sejak itu biaya rumpon dikembalikan kepada nelayan pemilik jaring. Rumpon ditempatkan di pantai Banjar Amed, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (6/1).
Ketua kelompok nelayan, I Wayan Sukariana, mengatakan rumpon berbahan bambu menghabiskan 18 batang bambu. Tiap bambu jadi tiga bagian kemudian dibuat jadi segi empat. Tiap bagian diikat tali sehingga menyerupai rakit. Di sisi kanan dan kiri diisi gabus agar mudah terapung. Di bawah rumpon diisi pemberat agar tidak berpindah-pindah jika diterjang ombak. “Beli talinya yang mahal. Beli tiga gulung. Tiap gulung panjang 100 meter dengan harga Rp 900.000,” jelas Sukariana.
Anggota kelompok nelayan, I Wayan Subrata mengatakan, dengan menempatkan rumpon, nelayan lebih mudah menangkap ikan, terutama ikan permukaan seperti ikan selayang, tongkol, dan sejenisnya. “Nelayan tangkap ikan pakai jaring, hasil penjualannya disisihkan untuk mengembalikan biaya buat rumpon. Kapan utangnya lunas, saat itu rumpon resmi milik kelompok nelayan,” ujar Subrata. Rumpon dipasang dekat pantai agar nelayan mudah menangkap ikan, tidak perlu ke tengah laut. Jika rumpon dipasang agak ke tengah, nantinya dirusak kapal-kapal yang melintas sehingga nelayan rugi. “Rumpon yang kami buat rata-rata umurnya 5 tahun, tergantung cuaca di laut,” beber Subrata.
Di pantai Banjar Amed terdapat enam rumpon milik nelayan yang dipasang rata-rata sekitar 100 meter dari pantai. Sehingga nelayan yang tangkap ikan cukup di sekitar rumpon, tidak sampai ke tengah laut. Dengan adanya rumpon, nelayan lebih aman melaut, hanya menangkap ikan di pinggiran. Perbekel Desa Purwakerthi I Nengah Karyawan mengapresiasi semangat gotong royong nelayan di Banjar Amed membuat rumpon. “Kami sangat mengapresiasi kerja sama antar nelayan di Banjar Amed, bagi yang punya modal menalangi untuk biaya membangun rumpon,” ungkap Nengah Karyawan. Nantinya biaya pembuatan rumpon dikembalikan oleh nelayan. Nelayan di Banjar Amed punya pekerjaan ganda. Musim ikan turun melaut menangkap ikan. Jika ikan sepi mereka melayani wisatawan berwisata bahari. “Sekarang pariwisata lesu, konsentrasi nelayan menangkap ikan,” ungkap Nengah Karyawan. *k16
1
Komentar