Hunian Hotel Kembali Melorot
Pasca Libur Natal dan Tahun Baru
PHRI Badung akan melakukan promosi lewat ‘Sales Mission’ ke beberapa kota besar di Indonesia
MANGUPURA, NusaBali
Pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tingkat hunian hotel di Badung kembali melorot. Jika saat libur Nataru rata-rata mencapai 50 persen, namun kini menjadi 30 persen. Hal itu disebabkan sebagian besar yang datang berlibur adalah wisatawan domestik (wisdom).
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung IGN Rai Suryawijaya, memaparkan libur Nataru masih didomoninasi Wisdom. Begitu liburan usai, tingkat hunian hotel kembali turun. Sekarang rata-rata tingkat hunian 30 persen, padahal saat Nataru rata-rata mencapai 50 persen.
Untuk meningkatkan kembali kedatangan wisdom ini, Suryawijaya merencanakan akan melakukan promosi lewat ‘Sales Mission’ ke beberapa kota besar di Indonesia. “Ini baru kami rancang, mungkin sekitar Maret atau April mulai bisa dilakukan,” ujarnya, Minggu (9/1).
Selain pangsa pasar domestik, pihaknya juga tetap mengupayakan agar wisatawan asing juga bisa masuk ke Bali. Salah satunya dengan mengusulkan agar Bali menjadi salah satu tempat karantina wisatawan. “Bali sudah siap untuk itu,” beber Suryawijaya yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung.
Bukan itu saja, sambung dia, dalam waktu dekat ini juga akan berkoordinasi dengan Kementrian Hukum dan Ham serta Menko Marvest agar visa turis untuk wisatawan masuk ke Bali bisa dibuka. Selain itu, pembukaan penerbangan internasional juga diperluas ke negara-negara yang low risk atau resikonya kecil terkait penyebaran Covid-19. “Perluasan ini agar sektor internasional ini bisa segera bergerak seperti sediakala,” tegasnya.
Di sisi lain, Suryawijaya juga menyampaikan kegembiraanya karena kasus wisatawan Surabaya yang sempat berlibut ke Bali ternyata tidak terbukti terpapar di Bali. Setelah dilakukan pengecekan ke tempat penginapan. Meski demikian, dia juga tetap mengimbau kepada seluruh komponen agar waspada dan disiplin dalam penerapan prokes, karena varian omicron ini sudah masuk ke Indonesia.
Suryawijaya berharap penyebaran varian ini bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi boaster ketiga. “Memang saya dengar risikonya tidak terlalu parah, tetapi tetap harus diwaspadai penyebarannya oleh semua pihak,” imbau Suryawijaya. *dar
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung IGN Rai Suryawijaya, memaparkan libur Nataru masih didomoninasi Wisdom. Begitu liburan usai, tingkat hunian hotel kembali turun. Sekarang rata-rata tingkat hunian 30 persen, padahal saat Nataru rata-rata mencapai 50 persen.
Untuk meningkatkan kembali kedatangan wisdom ini, Suryawijaya merencanakan akan melakukan promosi lewat ‘Sales Mission’ ke beberapa kota besar di Indonesia. “Ini baru kami rancang, mungkin sekitar Maret atau April mulai bisa dilakukan,” ujarnya, Minggu (9/1).
Selain pangsa pasar domestik, pihaknya juga tetap mengupayakan agar wisatawan asing juga bisa masuk ke Bali. Salah satunya dengan mengusulkan agar Bali menjadi salah satu tempat karantina wisatawan. “Bali sudah siap untuk itu,” beber Suryawijaya yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung.
Bukan itu saja, sambung dia, dalam waktu dekat ini juga akan berkoordinasi dengan Kementrian Hukum dan Ham serta Menko Marvest agar visa turis untuk wisatawan masuk ke Bali bisa dibuka. Selain itu, pembukaan penerbangan internasional juga diperluas ke negara-negara yang low risk atau resikonya kecil terkait penyebaran Covid-19. “Perluasan ini agar sektor internasional ini bisa segera bergerak seperti sediakala,” tegasnya.
Di sisi lain, Suryawijaya juga menyampaikan kegembiraanya karena kasus wisatawan Surabaya yang sempat berlibut ke Bali ternyata tidak terbukti terpapar di Bali. Setelah dilakukan pengecekan ke tempat penginapan. Meski demikian, dia juga tetap mengimbau kepada seluruh komponen agar waspada dan disiplin dalam penerapan prokes, karena varian omicron ini sudah masuk ke Indonesia.
Suryawijaya berharap penyebaran varian ini bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi boaster ketiga. “Memang saya dengar risikonya tidak terlalu parah, tetapi tetap harus diwaspadai penyebarannya oleh semua pihak,” imbau Suryawijaya. *dar
Komentar