7 Siswa SDN 2 Duda Keracunan
Di kelas IV SDN 2 Duda ada 21 murid, tetapi hanya tujuh siswa yang mual dan muntah. Padahal mereka makan jajan yang sama.
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak tujuh siswa kelas IV SD Negeri 2 Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, keracunan makanan, Jumat (17/2). Kepala SDN 2 Duda I Gusti Putu Gunarta langsung membawa para murid yang keracunan ke Puskesmas Selat sekitar pukul 10.15 Wita. Dari tujuh siswa, hanya murid atas nama I Komang AA, 10, paling parah hingga harus diinfus. Sekitar pukul 13.30 Wita, Komang AA diizinkan meninggalkan puskesmas karena kondisinya membaik.
Seperti biasa, pada jam istirahat pertama pukul 09.15 Wita, murid–murid jajan di warung I Gusti Ayu Karang, 64, dari Banjar Padangtunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat. Semua murid dari kelas I hingga kelas VI membeli jenis makanan yang sama. Tetapi anehnya, hanya tujuh dari 21 murid kelas IV yang mengalami keracunan.
I Gusti Ayu Karang menjual makanan yang sudah dikemas/dibungkus, di antaranya, tipat campur sayur kangkung, toge, bakso, es gula, roti selai, buah pepaya, buah semangka, dan sebagainya. Setelah jam istirahat selesai, semua murid masuk kelas. Sekitar pukul 10.15 Wita, tujuh murid kelas IV mulai menunjukkan gejala mual, muntah, pusing.
Guru mata pelajaran agama Hindu Ni Luh Ungsiningsih yang mengetahui pertama ada tujuh murid muntah-muntah dan mual. Ungsiningsih langsung menghubungi Kasek I Gusti Putu Gunarta terkait kondisi murid yang keracunan. Ketujuh siswa yang keracunan itu adalah I Komang AA, 10, Ni Putu PF, 10, Ni Ketut MM, 9, I Gusti LAA, 10, I Gede JSA, 10, I Wayan DC, 9, dan I Nyoman A, 9, kesemuanya dari Banjar Padangtunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat.
Saat kejadian, Kasek Gusti Gunarta sedang mengikuti rapat sosialisasi BOS (bantuan operasional sekolah) di SD Negeri 1 Selat. Maka begitu Kasek Gusti Gunarta datang, langsung mengantar ketujuh siswa tersebut ke Puskesmas Selat.
Selama di Puskesmas Selat, tujuh murid tersebut mendapatkan penanganan dari dr I Nyoman Sujati. Enam dari tujuh siswa hanya menjalani perawatan sekitar 30 menit. Hanya I Komang AA yang mendapatkan perawatan paling lama hingga 3 jam. “Saya tidak tahu persis penyebabnya, mesti melalui cek lab dulu,” kata dr Sujati.
Komang AA yang menderita keracunan paling parah, mengatakan, saat jam istirahat sempat makan roti selai, minum minuman kemasan, dan permen. “Tetapi sebelum ke sekolah sempat makan bubur dodol,” kata Komang AA.
Kasek Gusti Gunarta mengemukakan, sejak di sekolah ketujuh siswa telah muntah dan mual. “Saya juga heran, kenapa siswa kelas IV itu yang keracunan. Padahal siswa kelas lain juga belanja dan makan makanan yang sama,” ujarnya.
Pedagang I Gusti Ayu Karang juga heran. Selama ini barang dagangannya tidak pernah berubah. “Makanan yang saya jual, terbungkus, dari dulu makanan itu-itu saja yang saya jual. Kenapa hanya siswa kelas IV saja yang keracunan,” tuturnya.
Petugas Polsek Selat dipimpin Kapolsek AKP I Made Sudartawan mendatangi TKP, dengan mengambil sampel makanan. Sisa makanan itu nantinya dicek di laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan. * k16
Sebanyak tujuh siswa kelas IV SD Negeri 2 Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, keracunan makanan, Jumat (17/2). Kepala SDN 2 Duda I Gusti Putu Gunarta langsung membawa para murid yang keracunan ke Puskesmas Selat sekitar pukul 10.15 Wita. Dari tujuh siswa, hanya murid atas nama I Komang AA, 10, paling parah hingga harus diinfus. Sekitar pukul 13.30 Wita, Komang AA diizinkan meninggalkan puskesmas karena kondisinya membaik.
Seperti biasa, pada jam istirahat pertama pukul 09.15 Wita, murid–murid jajan di warung I Gusti Ayu Karang, 64, dari Banjar Padangtunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat. Semua murid dari kelas I hingga kelas VI membeli jenis makanan yang sama. Tetapi anehnya, hanya tujuh dari 21 murid kelas IV yang mengalami keracunan.
I Gusti Ayu Karang menjual makanan yang sudah dikemas/dibungkus, di antaranya, tipat campur sayur kangkung, toge, bakso, es gula, roti selai, buah pepaya, buah semangka, dan sebagainya. Setelah jam istirahat selesai, semua murid masuk kelas. Sekitar pukul 10.15 Wita, tujuh murid kelas IV mulai menunjukkan gejala mual, muntah, pusing.
Guru mata pelajaran agama Hindu Ni Luh Ungsiningsih yang mengetahui pertama ada tujuh murid muntah-muntah dan mual. Ungsiningsih langsung menghubungi Kasek I Gusti Putu Gunarta terkait kondisi murid yang keracunan. Ketujuh siswa yang keracunan itu adalah I Komang AA, 10, Ni Putu PF, 10, Ni Ketut MM, 9, I Gusti LAA, 10, I Gede JSA, 10, I Wayan DC, 9, dan I Nyoman A, 9, kesemuanya dari Banjar Padangtunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat.
Saat kejadian, Kasek Gusti Gunarta sedang mengikuti rapat sosialisasi BOS (bantuan operasional sekolah) di SD Negeri 1 Selat. Maka begitu Kasek Gusti Gunarta datang, langsung mengantar ketujuh siswa tersebut ke Puskesmas Selat.
Selama di Puskesmas Selat, tujuh murid tersebut mendapatkan penanganan dari dr I Nyoman Sujati. Enam dari tujuh siswa hanya menjalani perawatan sekitar 30 menit. Hanya I Komang AA yang mendapatkan perawatan paling lama hingga 3 jam. “Saya tidak tahu persis penyebabnya, mesti melalui cek lab dulu,” kata dr Sujati.
Komang AA yang menderita keracunan paling parah, mengatakan, saat jam istirahat sempat makan roti selai, minum minuman kemasan, dan permen. “Tetapi sebelum ke sekolah sempat makan bubur dodol,” kata Komang AA.
Kasek Gusti Gunarta mengemukakan, sejak di sekolah ketujuh siswa telah muntah dan mual. “Saya juga heran, kenapa siswa kelas IV itu yang keracunan. Padahal siswa kelas lain juga belanja dan makan makanan yang sama,” ujarnya.
Pedagang I Gusti Ayu Karang juga heran. Selama ini barang dagangannya tidak pernah berubah. “Makanan yang saya jual, terbungkus, dari dulu makanan itu-itu saja yang saya jual. Kenapa hanya siswa kelas IV saja yang keracunan,” tuturnya.
Petugas Polsek Selat dipimpin Kapolsek AKP I Made Sudartawan mendatangi TKP, dengan mengambil sampel makanan. Sisa makanan itu nantinya dicek di laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan. * k16
1
Komentar