Harga Daging Ayam Meroket, Cabai Terjun Bebas
DENPASAR, NusaBali.com - Harga daging ayam ras di Pasar Badung merangkak naik hingga tembus Rp 42.000 per kilogram, Senin (10/1/2022). Kenaikan terjadi secara bertahap sejak satu bulan terakhir, di mana harga daging ayam pada saat itu normal di harga sekitar Rp 33.000.
Kasub Administrasi Pasar Badung, Ni Ketut Sumarni, mengatakan kenaikan harga daging ayam tidak mengurangi pasokan di Pasar Badung, namun harga yang diberikan suplier memang terus mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir. “Kemarin saya survei masih di harga Rp 40.000,” kata Sumarni.
Sumarni belum bisa mengatakan secara pasti penyebab kenaikan harga daging ayam dalam sebulan terakhir. Dikatakannya, suplier daging ayam di Pasar Badung berasal dari Pulau Jawa, selain juga dari Bali (Tabanan dan Bangli).
Sama seperti daging ayam, harga telur ayam juga masih berada di level tertinggi. Harga belum beranjak dari kisaran Rp 48.000 per tray untuk telur ukuran besar sejak akhir bulan lalu.
Kenaikan harga telur diakibatkan stok telur di peternak yang memang berkurang. Sebelumnya, salah seorang pedagang telur di Pasar Badung mengatakan, suplier telur di daerah Tabanan dan Bangli banyak yang memotong ayam petelur dikarenakan harga daging ayam yang naik harganya. Alhasil jumlah ayam petelur saat ini berkurang begitupun telur yang ditetaskannya.
Di awal tahun baru ini, Sumarni menyebut bahwa harga sembako cenderung mengalami kenaikan. Sejumlah kebutuhan pokok, seperti beras hingga tomat mengalami kenaikan. Harga beras naik dari biasanya Rp 11.000 menjadi Rp 12.000 per kilogramnya. Sementara harga tomat mengalami kenaikan dari normal Rp 8.000 menjadi 15.000 per kilogramya.
Hal sebaliknya justru terjadi pada harga cabai rawit merah. Harganya terus menurun memasuki tahun baru 2022. Sempat meroket mendekati Rp 100 ribu per kilogram menjelang akhir tahun, harga malah berbalik perlahan hingga menyentuh Rp 40.000 per kilogramnya, Senin (10/1/2022).
“Harga tidak bisa diprediksi, biasanya memasuki tahun baru harga cabai masih tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi, pasokan, cuaca,” ujar Sumarni. *adi
1
Komentar