SMPN 2 Singaraja Dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional 2021
Jaga Komitmen Cinta Lingkungan Lewat Ekstrakurikuler ‘Kelompok Siswa Peduli Lingkungan (KSPel)’
SMPN 2 Singaraja di bawah kepimpinanan Nyoman Purnayasa menerapkan ‘pendidikan lingkungan’ dalam kurikulum pembelajaran. Saat memberikan pengajaran, seluruh guru mata pelajaran wajib mengaitkan materi ajar dengan pendidikan lingkungan.
SINGARAJA, NusaBali
SMPN 2 Singaraja, Buleleng merupakan salah satu sekolah yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI sebagai ‘Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2021’. Penghargaan membanggakan itu diberikan atas upaya SMPN 2 Singaraja menjaga kelestarian lingkungan, yang sudah dirintis sejak tahun 2015.
Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Singaraja, Nyoman Purnayasa, mengatakan untuk menjadi ‘Sekolah Adiwiyata Nasional’, tidaklah gampang. Ini memerlukan perjuangan panjang. Bahkan, perintisan sebagai sekolah yang menerapkan program ‘pendidikan lingkungan’ ini sudah dilakukan selama hampir 7 tahun, sejak 2015 silam.
“Penataan lingkungan sekolah sudah kami mulai sejak 2015. Banyak hal yang kami ubah dan tata utang. Karena sebelum penataan, sebagian besar lingkungan sekolah kami adalah halaman yang dikeraskan dengan PC beton, sehingga resapan airnya sedikit,” ucap Nyoman Purnayasa saat ditemui NusaBali di SMPN 2 Singaraja yang berlokasi di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, beberapa hari lalu.
Menurut Purnayasa, penataan ulang lapangan sekolah dilakukan dengan penanaman lubang biopori dan juga dua sumur resapan air hujan. Dengan pola itu, maka saat hujan deras, di lingkungan SMPN 2 Singaraja tak lagi ada genangan air.
Selain penataan halaman sekolah, kata Purnayasa, juga dilakukan penghijauan kembali taman-taman dan membangun green house sebagai pusat pendidikan lingkungan untuk siswa. Dari situ, SMPN 2 Singaraja berhasil sabet gelar ‘Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Bali 2017’.
Sedangkan predikat Sekolah Adiwiyata Nasional sempat diajukan SMPN 2 Singaraja tahun 2018 lalu. Namun, saat itu belum berhasil, sehingga diajukan kembali tahun 2021, dengan melengkapi kekurangan persyaratan. Hasilnya, SMPN 2 Singaraja akhirnya berhasil sabet penghargaan ‘Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2021’.
Purnayasa menyebutkan, pencapaian tujuan sebagai Sekolah Adiwiyata merupakan komitmen SMPN 2 Singaraja. Terlebih, pelestarian lingkungan diterjemahkan dalam visi dan misi sekolah, yakni ‘Berprestasi dan Berwawasan Lingkungan’ yang dijabarkan kembali pada ajaran Tri Hita Karana (tiga hubungan yang menyebabkan keharmonisan: manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam).
“Komitmen kami paling mendasar adalah menciptakan lingkungan sekolah yang hijau dan asri. Pasalnya, sekolah kami ada di wilayah perkotaan, tantangannya ternyata cukup berat. Ini yang membuat perlu perjuangan panjang, hingga bisa mencapai seperti sekarang,” jelas Purnayasa.
Komitmen yang dibangun sekolah, kata Purnayasa, didukung penuh oleh seluruh civitas akademika. Bahkan, SMPN 2 Singaraja membentuk ekstrakurikuler khusus untuk mengawal komitmen tersebut. Ekstrakurikuler yang dikhususkan untuk mengawal komitmen kelestarian lingkungan sekolah ini diberi tajuk ‘Kelompok Siswa Peduli Lingkungan (KSPel)’.
Program KSPel ini diisi oleh perwakilan anak-anak dari seluruh kelas di SMPN 2 Singaraja yang gemar dan mencintai aktivitas pelestarian lingkungan. Mereka juga diarahkan dan dibina oleh sejumlah guru. Ada 60 orang siswa masuk sebagai anggota KSPel. Mereka tak hanya bertugas melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, tetapi juga melakukan sejumlah kegiatan di green house. Mulai dari memelihara tanaman, hingga melakukan pembibitan tanaman bunga dan tanaman produktif.
“Dalam KSPel ini sifatnya pembelajaran budaya peduli lingkungan sekolah. Mereka beraktivitas seminggu sekali. Harapannya, selain punya wawasan tentang pelestarian lingkungan, juga apa yang mereka dapatkan di sekolah ini dapat diimbaskan ke lingkungan tempat tinggalnya,” papar Purnayasa.
Sedangkan inovasi SMPN 2 Singaraja lainnya adalah bekerjasama dengan bank sampah, yang setiap bulannya mengambil sampah plastik di sekolah. Kantin sekolah juga sejak beberapa tahun terakhir tak diizinkan memakai bungkus makanan dari plastik sekali pakai. Bahkan, menu dan makanan yang dijual di kantin SMPN 2 Singaraja juga ditekankan makanan yang sehat dan bergizi.
SMPN 2 Singaraja pun menerapkan ‘pendidikan lingkungan’ dalam kurikulum pembelajaran. Seluruh guru mata pelajaran saat memberikan pengajaran wajib mengaitkan materi ajar dengan pendidikan lingkungan. Dengan begitu, upaya edukasi kepada siswa terus ditanamkan.
Sementara itu, dua siswa Kelas IX SMPN 2 Singaraja peserta program KSPel, Ni Luh Mang Puspita Widyaningsih dan Ida Bagus Indra Sanjaya, mengaku tertarik mengikuti ekstrakurikuler terebut, karena mereka ingin berkontribusi mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan asri.
“Menurut kami, sekolah adalah ‘rumah kedua’. Jadi, untuk bisa betah belajar di sekolah, maka suasananya harus senyaman di rumah sendiri. Kebetulan, saya senang juga bercocok tanam karena orangtua saya petani, sehingga saya bisa menyalurkan hobi,” tutur Mang Puspita diamini Indra Sanjaya. *k23
Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Singaraja, Nyoman Purnayasa, mengatakan untuk menjadi ‘Sekolah Adiwiyata Nasional’, tidaklah gampang. Ini memerlukan perjuangan panjang. Bahkan, perintisan sebagai sekolah yang menerapkan program ‘pendidikan lingkungan’ ini sudah dilakukan selama hampir 7 tahun, sejak 2015 silam.
“Penataan lingkungan sekolah sudah kami mulai sejak 2015. Banyak hal yang kami ubah dan tata utang. Karena sebelum penataan, sebagian besar lingkungan sekolah kami adalah halaman yang dikeraskan dengan PC beton, sehingga resapan airnya sedikit,” ucap Nyoman Purnayasa saat ditemui NusaBali di SMPN 2 Singaraja yang berlokasi di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, beberapa hari lalu.
Menurut Purnayasa, penataan ulang lapangan sekolah dilakukan dengan penanaman lubang biopori dan juga dua sumur resapan air hujan. Dengan pola itu, maka saat hujan deras, di lingkungan SMPN 2 Singaraja tak lagi ada genangan air.
Selain penataan halaman sekolah, kata Purnayasa, juga dilakukan penghijauan kembali taman-taman dan membangun green house sebagai pusat pendidikan lingkungan untuk siswa. Dari situ, SMPN 2 Singaraja berhasil sabet gelar ‘Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Bali 2017’.
Sedangkan predikat Sekolah Adiwiyata Nasional sempat diajukan SMPN 2 Singaraja tahun 2018 lalu. Namun, saat itu belum berhasil, sehingga diajukan kembali tahun 2021, dengan melengkapi kekurangan persyaratan. Hasilnya, SMPN 2 Singaraja akhirnya berhasil sabet penghargaan ‘Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2021’.
Purnayasa menyebutkan, pencapaian tujuan sebagai Sekolah Adiwiyata merupakan komitmen SMPN 2 Singaraja. Terlebih, pelestarian lingkungan diterjemahkan dalam visi dan misi sekolah, yakni ‘Berprestasi dan Berwawasan Lingkungan’ yang dijabarkan kembali pada ajaran Tri Hita Karana (tiga hubungan yang menyebabkan keharmonisan: manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam).
“Komitmen kami paling mendasar adalah menciptakan lingkungan sekolah yang hijau dan asri. Pasalnya, sekolah kami ada di wilayah perkotaan, tantangannya ternyata cukup berat. Ini yang membuat perlu perjuangan panjang, hingga bisa mencapai seperti sekarang,” jelas Purnayasa.
Komitmen yang dibangun sekolah, kata Purnayasa, didukung penuh oleh seluruh civitas akademika. Bahkan, SMPN 2 Singaraja membentuk ekstrakurikuler khusus untuk mengawal komitmen tersebut. Ekstrakurikuler yang dikhususkan untuk mengawal komitmen kelestarian lingkungan sekolah ini diberi tajuk ‘Kelompok Siswa Peduli Lingkungan (KSPel)’.
Program KSPel ini diisi oleh perwakilan anak-anak dari seluruh kelas di SMPN 2 Singaraja yang gemar dan mencintai aktivitas pelestarian lingkungan. Mereka juga diarahkan dan dibina oleh sejumlah guru. Ada 60 orang siswa masuk sebagai anggota KSPel. Mereka tak hanya bertugas melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, tetapi juga melakukan sejumlah kegiatan di green house. Mulai dari memelihara tanaman, hingga melakukan pembibitan tanaman bunga dan tanaman produktif.
“Dalam KSPel ini sifatnya pembelajaran budaya peduli lingkungan sekolah. Mereka beraktivitas seminggu sekali. Harapannya, selain punya wawasan tentang pelestarian lingkungan, juga apa yang mereka dapatkan di sekolah ini dapat diimbaskan ke lingkungan tempat tinggalnya,” papar Purnayasa.
Sedangkan inovasi SMPN 2 Singaraja lainnya adalah bekerjasama dengan bank sampah, yang setiap bulannya mengambil sampah plastik di sekolah. Kantin sekolah juga sejak beberapa tahun terakhir tak diizinkan memakai bungkus makanan dari plastik sekali pakai. Bahkan, menu dan makanan yang dijual di kantin SMPN 2 Singaraja juga ditekankan makanan yang sehat dan bergizi.
SMPN 2 Singaraja pun menerapkan ‘pendidikan lingkungan’ dalam kurikulum pembelajaran. Seluruh guru mata pelajaran saat memberikan pengajaran wajib mengaitkan materi ajar dengan pendidikan lingkungan. Dengan begitu, upaya edukasi kepada siswa terus ditanamkan.
Sementara itu, dua siswa Kelas IX SMPN 2 Singaraja peserta program KSPel, Ni Luh Mang Puspita Widyaningsih dan Ida Bagus Indra Sanjaya, mengaku tertarik mengikuti ekstrakurikuler terebut, karena mereka ingin berkontribusi mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan asri.
“Menurut kami, sekolah adalah ‘rumah kedua’. Jadi, untuk bisa betah belajar di sekolah, maka suasananya harus senyaman di rumah sendiri. Kebetulan, saya senang juga bercocok tanam karena orangtua saya petani, sehingga saya bisa menyalurkan hobi,” tutur Mang Puspita diamini Indra Sanjaya. *k23
Komentar