'Adnya Pariksa' Juara I Lomba Film Mebasa Bali
GIANYAR, NusaBali
Film dokumenter berjudul 'Adnya Pariksa' garapan Updivision19 SMKN 1 Mas di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, meraih juara I Lomba Film Pendek Mebasa Bali, diselenggarakan Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali.
Film berdurasi 8 menit ini bersaing dengan 33 sekolah/komunitas lain se Bali. Bersama SMKN 1 Mas, diumumkan pula Juara II, III dan Juara Favorit berdasarkan like terbanyak melalui akun Instagram Bupati Gianyar @agusmahayastra. Hadiah lomba diserahkan oleh Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun, didampingi OPD terkait di Balai Budaya Gianyar, Selasa (11/1).
Dwi Putra Mahardika,17, salah seorang penggarap Adnya Pariksa, menjelaskan penggarapan film dokumenter ini menghabiskan waktu sekitar dua mingguan. Mulai dari pemilihan tema, narasumber, syuting hingga editing. Film menampilkan petuah Jero Dalang I Gusti Ketut Muliawan ini sudah tayang di kanal YouTube. "Secara umum menceritakan tentang keheranan seorang adik melihat kakaknya tidak pernah berbahasa Bali di rumah. Padahal mereka orang Bali. Nah si adik ini sampai menanyakan hal tersebut pada guru dalang," jelasnya.
Jawaban atas pertanyaan tersebut dituangkan dalam petuah Wayang. Bahwasanya sangat penting peran orangtua di rumah untuk mengajari dan mendidik anak agar mencintai Bahasa Bali. "Menguasai banyak bahasa itu baik, tapi sebagai orang Bali yang memiliki kearifan lokal adi luhung, semestinya bangga berbahasa Bali," jelas siswa asal Desa Peliatan, Ubud ini.
Sebagai jawara, tim Updivision19 SMKN 1 Mas Ubud ini mendapat piagam penghargaan serta dana pembinaan Rp 5 juta. Menyusul SMKN 1 Mas, dinobatkan sebagai juara II SMKN 1 Tegallalang dengan judul film ‘Sikut Satak’, juara III 3M Project dengan judul film ‘Pewacakan’, dan juara favorit SMAN 1 Blahbatuh dengan judul film ‘Rungu’.
Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun dalam sambutannya mengatakan lomba film pendek Mebasa Bali ini merupakan salah satu usaha melestarikan, membangkitkan basa Aksara lan sastra Bali. Meski masih suasana pandemi, upaya seperti ini agar terus dilakukan demi ngajegang (melestarikan) budaya Bali. Wakil Bupati juga mengajak masyarakat khususnya generasi muda agar Bahasa Bali digunakan dalam percakapan sehari-hari, khususnya di rumah, di acara adat serta saat mebaosan berdialog dengan Semeton Bali.
"Sampunang lek Mebasa Bali. Dados jadma Bali, sampunang lali Mebasa Bali. Ngiring sutindih ring basa aksara lan Sastra Bali (jangan malu berbahasa Bali, jangan lupa berbahasa Bali. Mari jaga basa, aksara dan bhasa Bali)," ujarnya.
Manggala Karya/Ketua Panitia I Gede Nyana Kesuma,28, menjelaskan rangkaian lomba film pendek Mebasa Bali ini digelar sejak 4 Desember 2021. Diawali workshop di Kantor Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati.
Ada 33 tim yang mengikuti lomba merupakan siswa SMA/SMK dan umum seluruh Bali. "Kami berharap lomba film pendek Mebasa Bali ini bisa kami gelar rutin setiap tahun," ujar penyuluh bahasa Bali asal Banjar Yeh Tengah, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Terpisah, salah satu juri Gita Purnama Arsaputra mengapresiasi lomba film pendek Mebasa Bali ini. Menurutnya, dari segi teknik pengambilan gambar sudah baik. "Seperti profesional, bahkan ada yang pakai drone. Hanya yang perlu dipertegas adalah kapan waktu yang tepat untuk zoom. Efek visualnya kami lihat sangat beragam, terutama pesan yang disampaikan sudah sesuai dengan anggah ungguhing basa (tata bahasa) yang patut," jelas dosen Fakultas Ilmu Budaya Unud ini. *nvi
1
Komentar