LPM Kuta Berencana Digitalisasi Taksi Konvensional
MANGUPURA, NusaBali
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta berencana melakukan digitalisasi taksi konvensional yang ada di Kuta.
Wacana ini diharapkan bisa bersaing dengan taksi berbasis aplikasi yang kini sudah menjamur. Nantinya akan mengandeng aplikator yang bisa mengakomodir kebutuhan para sopir taksi konvensional tersebut.
Ketua LPM Kuta I Putu Adnyana, mengatakan rencana ini berangkat dari kondisi di lapangan yang sudah berubah. Sebagian besar kawasan Kuta kerap dijumpai taksi berbasis aplikasi yang mangkal, sehingga keberadaan taksi konvensional mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman agar bisa bersaing.
“Rencana ini memang berangkat dari situasi saat ini. Perkembangan yang mendorong kami untuk terus berinovasi. Salah satunya dengan digitalisasi taksi yang ada di Kuta,” kata Adnyana, Jumat (14/1) malam.
Dari data yang dimiliki, Adnyana mengaku kalau taksi konvensional yang notabene milik warga asli Kuta saat ini sekitar 1.000. Taksi ini, kata dia, selama masih mengandalkan kerja sama dengan sejumlah hotel yang ada di Kuta, sehingga sistemnya masih menggunakan nomor urut sesuai antrean. Padahal, saat ini sebagian besar sudah berubah termasuk pemesanan taksi berbasis aplikasi. “Dari rencana itu, kami akan bikin semacam wadah bagi semua taksi konvensional, baru kami ubah ke digital,” katanya.
Untuk merealisasikan rencana itu, Adnyana menyebut akan menggandeng pihak ketiga atau aplikator. Dengan demikian, taksi tersebut bisa menggunakan aplikasi tersebut dan bersaing dengan yang lainnya. “Saya berhadap rencana ini berjalan lancar, karena saya dan rekan-rekan di LPM Kuta menginginkan masyarakat Kuta bisa bersaing di tengah perubahan ini,” tegas Adnyana.
Meski demikian, mengenai waktu untuk merealisasikan rencana tersebut, Adnyana tidak bisa menentukan pasti. Pihaknya tentu harus melakukan koordinasi lanjutan dengan sejumlah pihak agar bisa merealisasikan hal itu.
“Kami harapkan dengan dengan adanya aplikasi ini, perekonomian warga khususnya sopir taksi konvensional di Kuta bisa bangkit lagi,” harap Adnyana. *dar
Ketua LPM Kuta I Putu Adnyana, mengatakan rencana ini berangkat dari kondisi di lapangan yang sudah berubah. Sebagian besar kawasan Kuta kerap dijumpai taksi berbasis aplikasi yang mangkal, sehingga keberadaan taksi konvensional mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman agar bisa bersaing.
“Rencana ini memang berangkat dari situasi saat ini. Perkembangan yang mendorong kami untuk terus berinovasi. Salah satunya dengan digitalisasi taksi yang ada di Kuta,” kata Adnyana, Jumat (14/1) malam.
Dari data yang dimiliki, Adnyana mengaku kalau taksi konvensional yang notabene milik warga asli Kuta saat ini sekitar 1.000. Taksi ini, kata dia, selama masih mengandalkan kerja sama dengan sejumlah hotel yang ada di Kuta, sehingga sistemnya masih menggunakan nomor urut sesuai antrean. Padahal, saat ini sebagian besar sudah berubah termasuk pemesanan taksi berbasis aplikasi. “Dari rencana itu, kami akan bikin semacam wadah bagi semua taksi konvensional, baru kami ubah ke digital,” katanya.
Untuk merealisasikan rencana itu, Adnyana menyebut akan menggandeng pihak ketiga atau aplikator. Dengan demikian, taksi tersebut bisa menggunakan aplikasi tersebut dan bersaing dengan yang lainnya. “Saya berhadap rencana ini berjalan lancar, karena saya dan rekan-rekan di LPM Kuta menginginkan masyarakat Kuta bisa bersaing di tengah perubahan ini,” tegas Adnyana.
Meski demikian, mengenai waktu untuk merealisasikan rencana tersebut, Adnyana tidak bisa menentukan pasti. Pihaknya tentu harus melakukan koordinasi lanjutan dengan sejumlah pihak agar bisa merealisasikan hal itu.
“Kami harapkan dengan dengan adanya aplikasi ini, perekonomian warga khususnya sopir taksi konvensional di Kuta bisa bangkit lagi,” harap Adnyana. *dar
1
Komentar