Pasca Nataru, Desa Wisata Kembali Sepi Turis
DENPASAR, NusaBali
Desa wisata kembali sepi wisatawan usai liburan Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Penglipuran contohnya.
Desa wisata yang berlokasi di Kelurahan Kubu, Kecamatan/Kabupaten Bangli itu kini dikunjungi tidak lebih dari 800 orang per hari. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan pada masa libur Nataru, sekitar 1.000 wisatawan per hari.
Malah pada puncak Tahun Baru, 1 Januari 2022, jumlah pengunjung mencapai 3.400 orang. “Khusus pada saat tanggal 1 Januari itu saja,” ujar Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Penglipuran I Nengah Moneng, Jumat (14/1).
Kata Moneng, sepi wisatawan pasca Nataru merupakan siklus rutin yang selalu terjadi setiap tahun. Biasanya akan pulih atau ramai kembali pada liburan hari raya keagamaan, di antaranya Galungan dan Kuningan, Idul Fitri atau Lebaran, Waisak, maupun hari-hari libur nasional lainnya.
Penglipuran, menurut Moneng, juga mempersiapkan diri sehubungan dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada Oktober mendatang. “Sudah ada informasi, Penglipuran akan menjadi salah satu desa wisata yang dikunjungi delegasi G20. Selain penerapan Sapta Pesona, juga penerapan prokes dan aplikasi PeduliLindungi,” kata Moneng.
Untuk diketahui Desa Wisata Penglipuran di Bangli merupakan salah satu desa wisata Bali yang telah mendunia. Keunikan tata letak dan pola pemukiman tradisional Penglipuran menjadi daya tarik utama pengunjung. Selain itu ada kawasan hutan bambu seluas 45 hektare, juga tak kalah menarik. Serta jenis kuliner, loloh cemcem, kue kelepon serta ubi ungu.
Desa wisata yang juga sepi wisatawan adalah ‘Rumah Desa’ di Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan. “Waktu libur Nataru pengunjung bisa sampai 50 orang per hari,” kata I Wayan Sudiantara, pengelola ‘Rumah Desa’. Sedang saat ini pengunjung paling banyak 10 orang saja. *k17
1
Komentar