Bendungan Tenget Jadi Lokasi Upacara Danu Kerthi di Denpasar
DENPASAR, NusaBali.com - Upacara Danu Kerthi akan dilakukan secara serentak di seluruh kabupaten/kota se-Bali pada Sanicara Kliwon Uye, Sabtu (29/1/2022). Untuk di Kota Denpasar tempat pelaksanannya sudah ditetapkan di bendungan yang dikenal angker oleh masyarakat Bali.
Dam atau Bendungan Oongan yang terletak di Lingkungan Oongan, Kelurahan Tonja, tepatnya di Jalan Noja Saraswati akan digunakan sebagai tempat pusat upacara Danu Kerthi di Kota Denpasar. Bendungan yang mengatur debit air sungai terpanjang di Bali, Sungai Ayung, telah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu.
Bendungan Oongan sendiri berada di wilayah Desa Adat Oongan yang telah melakukan koordinasi dengan Pemrintah Kota Denpasar terkait pelaksaan upacara Danu Kerthi.
“Kemarin sudah datang dari pihak Kabag Kesra, mengatakan Pura Ulun Suwi DAM Oongan akan dijadikan tempat upacara Danu Kerthi di Denpasar,” terang Bendesa Desa Adat Oongan, I Putu Panca Sudira, ditemui NusaBali.com, Minggu (16/1/2022).
Jero Bendesa menuturkan, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, direncanakan hadir secara langsung dalam upacara Danu Kerthi. Kegiatan yang akan dilakukan selain melakukan persembahyangan di Pura Ulun Suwi, yang berada di sisi timur Bendungan Oongan, juga akan dilakukan pelepasan Ikan Nila.
“Semua sudah disiapkan oleh pihak Pemerintah Kota Denpasar, kami di sini mempersiapkan tempat. Kemarin sudah mulai bersih-bersih, nanti saya akan koordinasi dengan pecalang desa adat,” terang Jero Bendesa Oongan.
Dijelaskan Jero Bendesa, Bendungan Oongan sangat penting perannya sebagai sumber air pertanian di Kota Denpasar. Bendungan Oongan yang terletak di wilayah Denpasar Utara mengairi sawah-sawah subak hingga di Denpasar Selatan.
Karena itu, kata Jero Bendesa, Pura Ulun Suwi di Bendungan Oongan juga disungsung oleh sekaa subak yang tersebar di Kota Denpasar.
Diakui oleh Jero Bendesa, sejarah pembangunan Bendungan Oongan menyimpan cerita mistis. Masyarakat di Desa Adat Oongan bahkan percaya tidak boleh sembarangan menuturkan bagaimana kisah ‘berdarah’ pembangunan Bendungan Oongan.
“Mohon maaf, saya tidak bisa menceritakan sejarahnya, takut kenapa-kenapa nanti. Takut nanti ceritanya salah, mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Jero Bendesa.
Terpisah, Jero Mangku di Pura Ulun Suwi Bendungan Oongan pun mengatakan hal yang sama. Ia tidak berani menuturkan cerita mistis di balik berdirinya Bendungan Oongan. Ia berharap masyarakat yang hendak mengetahui mengenai sejarah berdirinya Bendungan Oongan menghaturkan banten pejati sebanyak 2 buah sebelumnya.
“Sudah banyak yang ingin bertanya seperti itu, pasti saya beri tahu seperti itu, mohon maaf. Kalau tidak begitu pasti ada saja kejadian setelahnya, kalau tidak mereka pasti saya yang kena,” sebut Jero Mangku Wayan Sarga.
Aura di sekitaran Bendungan Oongan memang terasa berbeda. Ada banyak pelinggih yang dikaitkan dengan sejarah didirikannya bendungan yang konon dipenuhi ‘darah’ warga di sekitarnya. Adanya Taman Lansia (Taman Lila Ulangun) yang berada di sisi utara bendungan tidak mampu sepenuhnya menghilangakan cerita mistis yang sudah ada di masyarakat.
Diketahui, Gubernur Koster mengeluarkan Instruksi Nomor 1 Tahun 2022 pada tanggal 13 Januari 2022. Intruksi tersebut mengatur tentang perayaan rahina Tumpek Uye dengan Upacara Danu Kerthi sebagai pelaksanaan tata titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi.
Pelaksanaannya akan dipusatkan di Danau Buyan oleh Pemerintah Provinsi Bali, sementara Pemerintah Kabupaten/Kota akan melaksanakan di masing-masing wilayahnya.
1
Komentar