Dua Polisi Ikut Tumbang
Penangkapan Pria Ngamuk Bersenjata Golok di Tegal Buah
Saat ini pelaku Rahmat Afandi masih dirawat di RSUP Sanglah untuk mengobati luka-luka dan dilakukan pemeriksaan kejiwaan.
DENPASAR, NusaBali
Aksi heboh pedagang nasi goreng, Rahmat Afandi, 40, yang mengamuk dengan membawa golok di Banjar Tegal Buah, Padangsambian Kelod, Denpasar Barat menyisakan banyak cerita menarik. Penangkapan pelaku yang membutuhkan waktu hingga 7 jam tersebut ternyata juga membuat dua polisi ikut tumbang karena kelelahan.
Dua anggota yang jatuh tumbang dalam upaya evakuasi itu, pertama Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Made Uder. Selang sejam kemudian giliran Bhabinkamtibmas Padangsambian Klod Aiptu I Made Tamba Yasa yang tumbang.
Keduanya jatuh pingsan karena kelelahan ditambah lagi kekurangan oksigen di dalam warung tempat Rahmat Afandi. Belum lagi di dalam ruangan itu dipenuhi gas air mata. Sementara keduanya hanya mengandalkan masker biasa untuk menutup hidung.
"Bapak Kabag Ops dan bapak Made Tamba Yasa lemas karena sudah capek dan terus menghirup udara campus gas air mata yang ditembakkan ke dalam warung pelaku. Keduanya sudah kembali segar setelah diberi pertolongan oleh warga sekitar," ungkap Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Made Hendra diwawancara wartawan Senin (17/1) pagi.
Pasca Rahmat Afandi berhasil dilumpuhkan Warung Barokah tempat jualannya dipasangi garis Polisi. Hingga kemarin siang garis polisi itu masih dipasang. Kompol Made Hendra mengatakan pemasangan garis polisi itu untuk kepentingan penyelidikan.
Sementara itu, pelaku Rahmat Afandi masih dirawat di RSUP Sanglah. Selain untuk mengobati luka yang dideritanya juga untuk memeriksa kondisi kejiwaannya. Sebab ada informasi dari keluarga bahwa pelaku terindikasi mengalami gangguan jiwa. Dugaan tersebut karena seringkali pria lajang tersebut ngamuk tidak jelas masalahnya.
"Ada indikasi yang bersangkutan adalah orang dengan gangguan jiwa. Hal itu berdasarkan penyampaian lisan dari pihak keluarga pelaku. Untuk membuktikannya kami berkoordinasi dengan pihak RSUP Sanglah untuk periksa kejiwaan pelaku," ungkap Kapolsek Denpasar Barat Kompol I Made Hendra Agustina.
Sebelum Rahmat Afandi ngamuk, Minggu (16/1) pukul 15.00 Wita didatangi oleh Ahmad Saenudin, 35 yang merupakan keluarnya dari Malang, Jawa Timur. Ahmad Saenudin datang ke lokasi tujuannya untuk mengajak pelaku pulang ke Malang untuk berobat. Diajak berobat ke kampungnya karena pelaku ini diduga mengalami gangguan jiwa.
Niat baik dari keluarganya itu direspons negatif. Pelaku marah dan ngamuk. Ahmad Saenudin dikejar dengan bersenjata golok. Untungnya Ahmad Saenudin berhasil kabur menggunakan mobil Innova DK 1085 FX. Rahmat Afandi hanya bisa memecahkan kaca bagian belakang mobil dengan cara melempar pakai batu.
Hingga kemarin sore pelaku sedang dirawat intensif di RSUP Sanglah dengan penjagaan polisi. Polsek Denpasar Barat berkoordinasi dengan pihak RSUP Sanglah untuk memeriksa kejiwaan dari pelaku guna memastikan kondisi kejiwaannya. Jika nanti hasilnya tidak menunjukan alami sakit kejiwaan maka pelaku diproses secara hukum.
"Kita tunggu hasil pemeriksaan medis. Secara lisan dari keluarga bahwa pelaku ini ada indikasi ada gangguan kejiwaan. Indikasi itu sudah ada tanda-tanda sebelumnya. Pelaku ini pernah diamankan pecalang dan Pol PP karena ngamuk sembarangan," tandasnya.
Upaya penanganan aksi berbahaya Rahmat Afandi sangat dramatis dan sempat membuat warga sekitar tegang. Rumah dan warung warga sekitar sempat ditutup sementara. Polisi membutuhkan waktu tujuh jam (sejak pukul 15.00 Wita sampai pukul 22.00 Wita) untuk melumpuhkan pelaku. *pol
Dua anggota yang jatuh tumbang dalam upaya evakuasi itu, pertama Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Made Uder. Selang sejam kemudian giliran Bhabinkamtibmas Padangsambian Klod Aiptu I Made Tamba Yasa yang tumbang.
Keduanya jatuh pingsan karena kelelahan ditambah lagi kekurangan oksigen di dalam warung tempat Rahmat Afandi. Belum lagi di dalam ruangan itu dipenuhi gas air mata. Sementara keduanya hanya mengandalkan masker biasa untuk menutup hidung.
"Bapak Kabag Ops dan bapak Made Tamba Yasa lemas karena sudah capek dan terus menghirup udara campus gas air mata yang ditembakkan ke dalam warung pelaku. Keduanya sudah kembali segar setelah diberi pertolongan oleh warga sekitar," ungkap Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Made Hendra diwawancara wartawan Senin (17/1) pagi.
Pasca Rahmat Afandi berhasil dilumpuhkan Warung Barokah tempat jualannya dipasangi garis Polisi. Hingga kemarin siang garis polisi itu masih dipasang. Kompol Made Hendra mengatakan pemasangan garis polisi itu untuk kepentingan penyelidikan.
Sementara itu, pelaku Rahmat Afandi masih dirawat di RSUP Sanglah. Selain untuk mengobati luka yang dideritanya juga untuk memeriksa kondisi kejiwaannya. Sebab ada informasi dari keluarga bahwa pelaku terindikasi mengalami gangguan jiwa. Dugaan tersebut karena seringkali pria lajang tersebut ngamuk tidak jelas masalahnya.
"Ada indikasi yang bersangkutan adalah orang dengan gangguan jiwa. Hal itu berdasarkan penyampaian lisan dari pihak keluarga pelaku. Untuk membuktikannya kami berkoordinasi dengan pihak RSUP Sanglah untuk periksa kejiwaan pelaku," ungkap Kapolsek Denpasar Barat Kompol I Made Hendra Agustina.
Sebelum Rahmat Afandi ngamuk, Minggu (16/1) pukul 15.00 Wita didatangi oleh Ahmad Saenudin, 35 yang merupakan keluarnya dari Malang, Jawa Timur. Ahmad Saenudin datang ke lokasi tujuannya untuk mengajak pelaku pulang ke Malang untuk berobat. Diajak berobat ke kampungnya karena pelaku ini diduga mengalami gangguan jiwa.
Niat baik dari keluarganya itu direspons negatif. Pelaku marah dan ngamuk. Ahmad Saenudin dikejar dengan bersenjata golok. Untungnya Ahmad Saenudin berhasil kabur menggunakan mobil Innova DK 1085 FX. Rahmat Afandi hanya bisa memecahkan kaca bagian belakang mobil dengan cara melempar pakai batu.
Hingga kemarin sore pelaku sedang dirawat intensif di RSUP Sanglah dengan penjagaan polisi. Polsek Denpasar Barat berkoordinasi dengan pihak RSUP Sanglah untuk memeriksa kejiwaan dari pelaku guna memastikan kondisi kejiwaannya. Jika nanti hasilnya tidak menunjukan alami sakit kejiwaan maka pelaku diproses secara hukum.
"Kita tunggu hasil pemeriksaan medis. Secara lisan dari keluarga bahwa pelaku ini ada indikasi ada gangguan kejiwaan. Indikasi itu sudah ada tanda-tanda sebelumnya. Pelaku ini pernah diamankan pecalang dan Pol PP karena ngamuk sembarangan," tandasnya.
Upaya penanganan aksi berbahaya Rahmat Afandi sangat dramatis dan sempat membuat warga sekitar tegang. Rumah dan warung warga sekitar sempat ditutup sementara. Polisi membutuhkan waktu tujuh jam (sejak pukul 15.00 Wita sampai pukul 22.00 Wita) untuk melumpuhkan pelaku. *pol
1
Komentar