HPI Tunggu Fleksibilitas Regulasi
Belum Ada Wisman ke Bali
DENPASAR, NusaBali
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI ) Bali meminta adanya fleksibilitas atau penyesuaian aturan yang memungkinkan wisman cepat datang ke Bali.
Karena sejak open border 14 Oktober 2021, sampai saat ini belum ada wisman yang datang ke Bali. Kalaupun ada WNA yang datang adalah WNA untuk tujuan bisnis.
"Sedang untuk berwisata masih nihil, " ujar Ketua DPD HPI Bali I Nyoman Nuarta, Senin(17/1). Regulasi soal karantina, visa, regulasi penerbangan, perluasan jumlah negara yang WNA bisa datang langsung ke Bali dan jaminan asuransi Covid-19 menurut Nuarta yang perlu disesuaikan.
"Disederhanakan, sehingga tidak memberatkan wisman yang mau datang ke Bali," kata Nuarta. Sebagai pekerja pariwisata yang langsung menghandle wisatawan, pramuwisata jelas Nuarta tentu sangat berharap wisman segera bisa datang ke Bali.
"Sudah dua tahun anggota kami menganggur," ujar pria yang juga pengacara ini. Dikatakan Nuarta, sejak pandemi Covid-19 merajam 2 tahun lalu, 45 orang anggota HPI meninggal dunia. Ada yang meninggal karena gantung diri, ada karena sakit. Kematian tersebut diyakini Nuarta berkorelasi dengan kondisi psikologis yang dialami kalangan guide tersebut.
"Karena ada yang tidak mampu bayar utang," ungkap Nuarta. Yang lainnya karena sakit. Awalnya mungkin tidak parah, namun karena kondisi psikologis-ketidakpastian masa depan, akhirnya berdampak fatal.
"Awalnya ringan, namun karena imun drop akhirnya meninggal dunia," kata Nuarta. Karena itulah Nuarta, berharap segera ada kepastian yang bisa mempercepat kedatangan wisman ke Bali. Kata Nuarta, fleksibelitas aturan maupun kebijakan soal karantina, visa ,regulasi penerbangan dan asuransi Covid-19, sebagaimana yang disampaikan Forum Bali Bangkit.
"Dimana HPI ikut didalamnya," ujar Nuarta.
Jumlah anggota HPI Bali sekitar 6.500 orang. Karena tidak ada wisman nyaris hampir seluruhnya tidak 'meng-guide'. *K17
"Sedang untuk berwisata masih nihil, " ujar Ketua DPD HPI Bali I Nyoman Nuarta, Senin(17/1). Regulasi soal karantina, visa, regulasi penerbangan, perluasan jumlah negara yang WNA bisa datang langsung ke Bali dan jaminan asuransi Covid-19 menurut Nuarta yang perlu disesuaikan.
"Disederhanakan, sehingga tidak memberatkan wisman yang mau datang ke Bali," kata Nuarta. Sebagai pekerja pariwisata yang langsung menghandle wisatawan, pramuwisata jelas Nuarta tentu sangat berharap wisman segera bisa datang ke Bali.
"Sudah dua tahun anggota kami menganggur," ujar pria yang juga pengacara ini. Dikatakan Nuarta, sejak pandemi Covid-19 merajam 2 tahun lalu, 45 orang anggota HPI meninggal dunia. Ada yang meninggal karena gantung diri, ada karena sakit. Kematian tersebut diyakini Nuarta berkorelasi dengan kondisi psikologis yang dialami kalangan guide tersebut.
"Karena ada yang tidak mampu bayar utang," ungkap Nuarta. Yang lainnya karena sakit. Awalnya mungkin tidak parah, namun karena kondisi psikologis-ketidakpastian masa depan, akhirnya berdampak fatal.
"Awalnya ringan, namun karena imun drop akhirnya meninggal dunia," kata Nuarta. Karena itulah Nuarta, berharap segera ada kepastian yang bisa mempercepat kedatangan wisman ke Bali. Kata Nuarta, fleksibelitas aturan maupun kebijakan soal karantina, visa ,regulasi penerbangan dan asuransi Covid-19, sebagaimana yang disampaikan Forum Bali Bangkit.
"Dimana HPI ikut didalamnya," ujar Nuarta.
Jumlah anggota HPI Bali sekitar 6.500 orang. Karena tidak ada wisman nyaris hampir seluruhnya tidak 'meng-guide'. *K17
Komentar