1 Kelas di SMAN 1 Tabanan Kembali Daring
Salah seorang guru di SMAN 1 Tabanan saat dirapid test antigen hasilnya reaktif. Diketahui, di keluarga guru bersangkutan ada pasien Covid-19.
TABANAN, NusaBali
Pembelajaran tatap muka (PTM) di SMAN 1 Tabanan mulai menemui kendala. Hal itu akibat salah seorang guru saat dilakukan rapid test antigen hasilnya reaktif. Karenanya, satu kelas XI IPS 1 kembali menggelar pembelajaran daring. Keputusan tersebut diambil untuk memberikan keselamatan dan kenyamanan dalam belajar.
Guru yang reaktif ini diketahui pada Selasa (18/1). Sebelum diketahui reaktif, guru tersebut sempat mengajar di kelas XI IPS 1 dan bertemu dengan siswa yang bergabung dalam organisasi Palang Merah Remaja (PMR), karena guru bersangkutan adalah pembina PMR. Sekolah pun akhirnya mengambil inisiatif untuk melakukan rapid test antigen terhadap 36 siswa di kelas XI IPS 1, namun hasilnya negatif. Sementara siswa yang tergabung dalam PMR saat dilakukan rapid test antigen yang merupakan siswa XI IPA 5, ternyata reaktif 1 orang.
Kepala SMAN 1 Tabanan I Nyoman Surjana membenarkan kejadian tersebut. Sekolah mendapatkan informasi guru tersebut reaktif dari Satgas Covid-19. Kebetulan di keluarga guru yang bersangkutan ada pasien yang positif Covid-19. “Jadi guru kami ikut kena tracing dan hasilnya reaktif,” ujar Surjana, Rabu (19/1).
Atas kejadian itu, karena guru sempat bertemu dengan siswa, telah dilakukan rapid test antigen terhadap siswa XI IPS 1 dan siswa XI IPA 5 yang tergabung organisasi PMR. Hasilnya ada satu orang siswa yang dinyatakan reaktif. “Namun siswa yang reaktif ini apakah memang terpapar dari guru atau dari keluarganya, karena terpaparnya begitu cepat. Ini harus dilakukan penelusuran lagi,” imbuh Surjana.
Untuk menangani peristiwa ini Surjana telah berkomunikasi dengan Satgas Covid-19. Disarankan khusus kelas XI IPS 1 kembali menggelar pembelajaran daring selama 5 hari mulai hari ini Kamis (20/1) sampai Selasa (25/1) nanti sembari mengikuti rapid test antigen kedua.
Selain itu, ditegaskan Surjana, untuk memberikan rasa aman siswa kelas XI IPA 5 juga akan mengikuti rapid test antigen di Puskesmas Tabanan III. Dan apabila hasilnya negatif, siswa tetap diarahkan mengikuti pembelajaran daring sementara. “Jadi itu hasil koordinasi kami, penanganan sudah cepat kami lakukan dan mudah-mudahan segera tuntas,” tandas Surjana.
Sementara itu, Sekda Tabanan Gede Susila menegaskan terkait kasus tersebut akan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Tentu dari satgas sudah melakukan langkah cepat agar tak terjadi klaster penyebaran. “Hasilnya baru reaktif, nanti kita akan pertegas prokesnya,” tutur Sekda Susila.
Untuk itu diimbau kepada seluruh sekolah, jika memang ada keluarga yang positif dan mengikuti tracing untuk tidak datang ke sekolah sementara. Ini untuk mengantisipasi terjadi klaster di sekolah. “Apalagi ini PTM baru dilaksanakan, saya akan pertegas untuk prokes ini. Termasuk untuk vaksinasi booster ini agar seluruhnya ikut vaksinasi, terutama untuk guru. Saya akan koordinasi dengan Dinas Pendidikan,” tandas Sekda Susila. *des
Guru yang reaktif ini diketahui pada Selasa (18/1). Sebelum diketahui reaktif, guru tersebut sempat mengajar di kelas XI IPS 1 dan bertemu dengan siswa yang bergabung dalam organisasi Palang Merah Remaja (PMR), karena guru bersangkutan adalah pembina PMR. Sekolah pun akhirnya mengambil inisiatif untuk melakukan rapid test antigen terhadap 36 siswa di kelas XI IPS 1, namun hasilnya negatif. Sementara siswa yang tergabung dalam PMR saat dilakukan rapid test antigen yang merupakan siswa XI IPA 5, ternyata reaktif 1 orang.
Kepala SMAN 1 Tabanan I Nyoman Surjana membenarkan kejadian tersebut. Sekolah mendapatkan informasi guru tersebut reaktif dari Satgas Covid-19. Kebetulan di keluarga guru yang bersangkutan ada pasien yang positif Covid-19. “Jadi guru kami ikut kena tracing dan hasilnya reaktif,” ujar Surjana, Rabu (19/1).
Atas kejadian itu, karena guru sempat bertemu dengan siswa, telah dilakukan rapid test antigen terhadap siswa XI IPS 1 dan siswa XI IPA 5 yang tergabung organisasi PMR. Hasilnya ada satu orang siswa yang dinyatakan reaktif. “Namun siswa yang reaktif ini apakah memang terpapar dari guru atau dari keluarganya, karena terpaparnya begitu cepat. Ini harus dilakukan penelusuran lagi,” imbuh Surjana.
Untuk menangani peristiwa ini Surjana telah berkomunikasi dengan Satgas Covid-19. Disarankan khusus kelas XI IPS 1 kembali menggelar pembelajaran daring selama 5 hari mulai hari ini Kamis (20/1) sampai Selasa (25/1) nanti sembari mengikuti rapid test antigen kedua.
Selain itu, ditegaskan Surjana, untuk memberikan rasa aman siswa kelas XI IPA 5 juga akan mengikuti rapid test antigen di Puskesmas Tabanan III. Dan apabila hasilnya negatif, siswa tetap diarahkan mengikuti pembelajaran daring sementara. “Jadi itu hasil koordinasi kami, penanganan sudah cepat kami lakukan dan mudah-mudahan segera tuntas,” tandas Surjana.
Sementara itu, Sekda Tabanan Gede Susila menegaskan terkait kasus tersebut akan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Tentu dari satgas sudah melakukan langkah cepat agar tak terjadi klaster penyebaran. “Hasilnya baru reaktif, nanti kita akan pertegas prokesnya,” tutur Sekda Susila.
Untuk itu diimbau kepada seluruh sekolah, jika memang ada keluarga yang positif dan mengikuti tracing untuk tidak datang ke sekolah sementara. Ini untuk mengantisipasi terjadi klaster di sekolah. “Apalagi ini PTM baru dilaksanakan, saya akan pertegas untuk prokes ini. Termasuk untuk vaksinasi booster ini agar seluruhnya ikut vaksinasi, terutama untuk guru. Saya akan koordinasi dengan Dinas Pendidikan,” tandas Sekda Susila. *des
1
Komentar