Kebun Salak Diubah Jadi Sawah
Makin banyak tanaman salak dibabat, kemudian lahannya dikembalikan jadi sawah sehubungan harga buah salak terus anjlok, sedangkan harga beras cenderung naik.
AMLAPURA, NusaBali
Hal itu jadi pertimbangan para petani mengembalikan lahannya jadi sawah. Apalagi pasokan air untuk mengairi sawah dirasa mencukupi.
Petani I Made Subrata mengakui, pohon salak di kebun seluas 20 are yang dikontrak untuk tiga tahun ke depan, ditebang. Lahannya dikembalikan jadi sawah. Subrata mengatakan, lahan sawah tersebut ditanami salak sejak tahun 1978.
“Buah salak kan bukan kebutuhan pokok. Saat musim panen salak, harganya Rp 1.500-Rp 2.000 per kilogram, sedangkan beras mencapai Rp 10.000 per kilogram. Apalagi beras jadi kebutuhan pokok dan harganya terus naik,” kata Subrata ditemui di Subak Uma Desa, Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Senin (20/2).
Subrata menuturkan, sebelum lahan bekas kebun salak itu jadi sawah terlebih dahulu ditanami cabai dan tomat. Selanjutnya untuk musim tanam berikutnya, mulai dibajak untuk jadi sawah. Apalagi air untuk irigasi mencukupi, dan di sebelahnya ada mata air.
Menurutnya, banyak lahan kebun salak telah dikembalikan jadi sawah. Seperti lahan milik Banjar Adat Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat.
Begitu juga lahan kebun salak di Subak Alastunggal, Banjar Alastunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat, telah dikembalikan jadi sawah seluas 8 hektare. Kelian Subak Alastunggal I Ketut Sanggra, dihubungi terpisah membenarkan hal itu.
Penambahan lahan sawah 8 hektare di Subak Alastunggal, milik 310 anggota tersebar di delapan tempek, yakni Tempek Duwe, Tengah, Palud, Susuan I, Susuan II, Susuan III, Pule, dan Delod Sema. “Hasil paruman, kami sepakat mengembalikan kebun salak jadi sawah,” kata Ketut Sanggra
Kebun salak lainnya yang kembali jadi sawah, misalnya di Tempek Subak Geredeg, Tempek Subak Tegone, Subak Tegal Kauh, Tempek Subak Uma Seka di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat. Juga di Subak Kelaci (Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat.
Dinas Pertanian Karangasem telah mendata, kebun salak di Karangasem mulanya 7.070 hektare telah menyusut 64 hektare jadi sawah, tinggal 7.006 hektare. Sedangkan luas Karangasem 83.954 hektare, yang terdiri dari 76.855 hektare lahan kering dan 7.099 hektare lahan sawah.
Kadis Pertanian I Wayan Supandi menyambut positif inovasi dari petani, dengan mengembalikan lahan kebun salak menjadi sawah. Sebab, sebelumnya merupakan lahan sawah padi. “Itu cara yang bagus, mengembalikan jadi sawah, sebab kebutuhan pokok adalah beras. Apalagi harga beras terus meningkat, sedangkan harga salak cenderung turun,” ujarnya. * k16
Hal itu jadi pertimbangan para petani mengembalikan lahannya jadi sawah. Apalagi pasokan air untuk mengairi sawah dirasa mencukupi.
Petani I Made Subrata mengakui, pohon salak di kebun seluas 20 are yang dikontrak untuk tiga tahun ke depan, ditebang. Lahannya dikembalikan jadi sawah. Subrata mengatakan, lahan sawah tersebut ditanami salak sejak tahun 1978.
“Buah salak kan bukan kebutuhan pokok. Saat musim panen salak, harganya Rp 1.500-Rp 2.000 per kilogram, sedangkan beras mencapai Rp 10.000 per kilogram. Apalagi beras jadi kebutuhan pokok dan harganya terus naik,” kata Subrata ditemui di Subak Uma Desa, Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Senin (20/2).
Subrata menuturkan, sebelum lahan bekas kebun salak itu jadi sawah terlebih dahulu ditanami cabai dan tomat. Selanjutnya untuk musim tanam berikutnya, mulai dibajak untuk jadi sawah. Apalagi air untuk irigasi mencukupi, dan di sebelahnya ada mata air.
Menurutnya, banyak lahan kebun salak telah dikembalikan jadi sawah. Seperti lahan milik Banjar Adat Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat.
Begitu juga lahan kebun salak di Subak Alastunggal, Banjar Alastunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat, telah dikembalikan jadi sawah seluas 8 hektare. Kelian Subak Alastunggal I Ketut Sanggra, dihubungi terpisah membenarkan hal itu.
Penambahan lahan sawah 8 hektare di Subak Alastunggal, milik 310 anggota tersebar di delapan tempek, yakni Tempek Duwe, Tengah, Palud, Susuan I, Susuan II, Susuan III, Pule, dan Delod Sema. “Hasil paruman, kami sepakat mengembalikan kebun salak jadi sawah,” kata Ketut Sanggra
Kebun salak lainnya yang kembali jadi sawah, misalnya di Tempek Subak Geredeg, Tempek Subak Tegone, Subak Tegal Kauh, Tempek Subak Uma Seka di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat. Juga di Subak Kelaci (Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat.
Dinas Pertanian Karangasem telah mendata, kebun salak di Karangasem mulanya 7.070 hektare telah menyusut 64 hektare jadi sawah, tinggal 7.006 hektare. Sedangkan luas Karangasem 83.954 hektare, yang terdiri dari 76.855 hektare lahan kering dan 7.099 hektare lahan sawah.
Kadis Pertanian I Wayan Supandi menyambut positif inovasi dari petani, dengan mengembalikan lahan kebun salak menjadi sawah. Sebab, sebelumnya merupakan lahan sawah padi. “Itu cara yang bagus, mengembalikan jadi sawah, sebab kebutuhan pokok adalah beras. Apalagi harga beras terus meningkat, sedangkan harga salak cenderung turun,” ujarnya. * k16
1
Komentar