Tahun 2022, Tabanan Nihil Kirim Transmigran
TABANAN, NusaBali
Tahun 2022, Pemkab Tabanan melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Tabanan dipastikan tidak mengirim warga untuk bertransmigrasi.
Karena tahun ini, program tersebut sepi pelamar dan terjadi perubahan nomenklatur dinas. Kepala Dinas Tenaga Kerja Tabanan I Nyoman Putra mengatakan, saat ini sudah terjadi perubahan nomenklatur kedinasan. Jika dulunya bernama Disnakertrans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi), sekarang berubah menjadi Dinas Tenaga Kerja saja. "Itu sesuai dengan nomenklatur yang berubah dari pemerintah pusat. Tahun ini sudah dipastikan tidak mengirim warga untuk transmigrasi," jelas Nyoman Putra, Kamis (20/1).
Kata dia, selain nomenklatur yang berubah, kuota transmigrasi yang tersedia sepi pelamar. Kemungkinan juga karena faktor ekonomi warga di Tabanan sudah meningkat jauh dari sebelumnya. "Meskipun masih pandemi, tidak ada warga yang ingin bertransmigrasi. Terakhir, kami di Disnaker melaksanakan program itu (transmigrasi,Red) tahun 2017," ungkapnya.
Dia melanjutkan pada tahun 2017 ada 5 KK kuota yang tersedia untuk Kabupaten Taban, namun hanya diikuti oleh 4 KK. Saat itu transmigran asal Tabanan menuju Desa Tongauna, Kecamatan Uessi, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tengah.
Selanjutnya, pada tahun 2019, Provinsi Bali mendapat jatah 10 KK program transmigrasi ke Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sayangnya saat itu Tabanan sepi peminat. "Sedikit minat Tabanan ikut transmigrasi karena taraf ekonomi sudah mulai membaik," katanya.
Dengan kondisi tersebut sejak pandemi Covid-19 Tabanan sudah tak mengirim lagi program transmigrasi. "Para transmigran biasanya akan diproyeksikan menjadi petani perkebunan. Artinya para transmigran asal Tabanan menanam pepaya dan buah naga bahkan ada yang menanam nilam," tandas mantan Kepala Dinas Pendidikan Tabanan ini.*des
Kata dia, selain nomenklatur yang berubah, kuota transmigrasi yang tersedia sepi pelamar. Kemungkinan juga karena faktor ekonomi warga di Tabanan sudah meningkat jauh dari sebelumnya. "Meskipun masih pandemi, tidak ada warga yang ingin bertransmigrasi. Terakhir, kami di Disnaker melaksanakan program itu (transmigrasi,Red) tahun 2017," ungkapnya.
Dia melanjutkan pada tahun 2017 ada 5 KK kuota yang tersedia untuk Kabupaten Taban, namun hanya diikuti oleh 4 KK. Saat itu transmigran asal Tabanan menuju Desa Tongauna, Kecamatan Uessi, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tengah.
Selanjutnya, pada tahun 2019, Provinsi Bali mendapat jatah 10 KK program transmigrasi ke Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sayangnya saat itu Tabanan sepi peminat. "Sedikit minat Tabanan ikut transmigrasi karena taraf ekonomi sudah mulai membaik," katanya.
Dengan kondisi tersebut sejak pandemi Covid-19 Tabanan sudah tak mengirim lagi program transmigrasi. "Para transmigran biasanya akan diproyeksikan menjadi petani perkebunan. Artinya para transmigran asal Tabanan menanam pepaya dan buah naga bahkan ada yang menanam nilam," tandas mantan Kepala Dinas Pendidikan Tabanan ini.*des
1
Komentar