DPP Golkar Minta Kader Tak Saling Menyalahkan
Tudingan sejumlah kader yang menilai Golkar gagal dan mandul menyusul kekalahan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) di Pilkada Buleleng 2017, coba ditengahi DPP Golkar.
Golput Meroket, KPU Bali Evaluasi Pilkada Buleleng
DENPASAR, NusaBali
Intinya, DPP Golkar meminta kader-kader Beringin tidak saling menyalahkan atas kekalahan Paket Surya, pasangan calon jalur Independen yang disokong Golkar.
Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, menyatakan partainya sudah kerja maksimal dalam menyokong Paket Surya di Pilkada Buleleng 2017. Karenanya, tidak perlu saling menyalahkan. “Kader solid, mesin partai jalan kok di Buleleng. Saya sempat beberapa ikut turun ke Buleleng dan melihat kerja kader sudah maksimal,” ujar Gus Adhi saat dikonfirmasi NusaBali di Jakarta, Senin (20/2).
Soal hasil evaluasi oleh partai secara internal, kata Gus Adhi, Golkar punya budaya nylisik bulu ketika usai menggelar hajatan politik. Ini yang disebut evaluasi. “Jangankan kalah, menang pun ketika bertarung di Pemilu atau event politik lainnya, kami evaluasi ke internal. Istilahnya, nylisik bulu, introspeksi kekurangan dan kelemahan kita,” tandas politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang juga anggota Momisi III DPR RI Dapil Bali ini.
Menurut Gus Adhi, kader Golkar tidak mau menang gembar-gembor ketika menang, tapi diam seribu bahasa ketika kalah. “Bukan begitu kita di Golkar. Menang kalah ada evaluasi dan kami sudah laksanakan itu ke dalam. Kesimpulannya, kita sudah maksimal di Buleleng. Kader pun sudah bekerja,” jelas Gus Adhi.
“Sekarang hasil Pilkada Buleleng 2017 kami pakai acuan menghadapi Pilgub Bali 2018. Ada beberapa hal yang akan kita evaluasi untuk menghadapi Pilgub Bali 2018 mendatang. Apa itu? Ya, itu dapur kami, tidak untuk dipublikasikan,” lanjut putra dari mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali 2009-2014, I Gusti Ketut Adhiputra ini.
Sebagai masyarakat, Gus Adhi mengatakan Pilkada Buleleng 2017 telah menghasilkan sang juara bertahan dari PDIP, Putu Agus adnyana-dr Nyoman Sutijdra (Paket PASS) jadi pemenang. Namun, ada catatan yang harus diingat elemen masyarakat dan penyelenggara Pilkada. “Pemilu sudah berjalan damai, kondisi di Buleleng kondusif, dan perhelatan demokrasi sudah berjalan lancar. Kita hargai itu,” ujar Gus Adhi.
“Tapi, saya sebagai rakyat Bali mengingatkan seluruh elemen, terlepas adanya pemenang di Pilkada Buleleng 2017, kita semuanya telah gagal menciptakan terwujudnya partisipasi masyarakat dalam demokrrasi di Buleleng. Angka Golput sangat tinggi. Artinya, partisipasi masyarakat sangat rendah. Ini warning bagi seluruh elemen,” tambah Gus Adhi.
KPU diingatkan harus mencarikan solusi dan evaluasi, kenapa angka Golput di Buleleng begitu tinggi, kisaran 45 persen. “Saya tidak mengatakan KPU Buleleng dan penyelenggara nggak maksimal bekerja. Tapi, kenapa Golput begitu tinggi? Bagi saya, ini pekerjaan rumah untuk kita semua. Kita semua gagal menciptakan demokrasi yang berkualitas. Salah satunya menghasilkan partisipasi masyarakat yang maksimal.”
Sementara itu, Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan pihaknya sudah mulai mengumpulkan data hasil Pilkada Buleleng 2017, termasuk faktor-faktor penyebab tingginya angka Golput. “Kami sudah kumpulkan data, kami tidak bisa katakan gagal atau tidak di Buleleng. Tergantung hasil evaluasi nanti, tentunya dengan data yang kita kumpulkan mulai hari ini (kemarin, Red),” ujar Raka Sandi secara terpisah di Denpasar, Senin kemarin.
Raka Sandhi menyebutkan ada tiga faktor terjadinya Golput. Salah satunya, faktor penyelenggrara, seperti sosialisasi belum maksimal. Kemudian, fakor peserta, lalu faktor pemilih. “Kalau faktor peserta, kami sedang cari datanya. Kalau faktor penyelenggara dan faktor peserta sudah ada datanya dan sedang dikaji untuk dapat hasilnya,” kata Raka Sandi.
Menurut Raka Sandi, faktor penyelenggara bisa saja karena sosialisasi yang harus maksimal dan perlu ada peningkatan atau cara-cara baru untuk menarik pemilih datang ke TPS. Sedangkan faktor pemilih, ada dugaan masyarakat terpengaruh dengan cuaca dan situasi kebencanaan di Buleleng. ”Saya belum simpulkan aspek cuaca menjadi penyebab Golput, tapi ini kami teliti juga. Nanti akan ada hasilnya. Kami akan rilis untuk jadi acuan pelaksanaan Pilgub Bali 2018 dan Pilkada lainnya,” tegas Raka Sandhi. *nat
DENPASAR, NusaBali
Intinya, DPP Golkar meminta kader-kader Beringin tidak saling menyalahkan atas kekalahan Paket Surya, pasangan calon jalur Independen yang disokong Golkar.
Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, menyatakan partainya sudah kerja maksimal dalam menyokong Paket Surya di Pilkada Buleleng 2017. Karenanya, tidak perlu saling menyalahkan. “Kader solid, mesin partai jalan kok di Buleleng. Saya sempat beberapa ikut turun ke Buleleng dan melihat kerja kader sudah maksimal,” ujar Gus Adhi saat dikonfirmasi NusaBali di Jakarta, Senin (20/2).
Soal hasil evaluasi oleh partai secara internal, kata Gus Adhi, Golkar punya budaya nylisik bulu ketika usai menggelar hajatan politik. Ini yang disebut evaluasi. “Jangankan kalah, menang pun ketika bertarung di Pemilu atau event politik lainnya, kami evaluasi ke internal. Istilahnya, nylisik bulu, introspeksi kekurangan dan kelemahan kita,” tandas politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang juga anggota Momisi III DPR RI Dapil Bali ini.
Menurut Gus Adhi, kader Golkar tidak mau menang gembar-gembor ketika menang, tapi diam seribu bahasa ketika kalah. “Bukan begitu kita di Golkar. Menang kalah ada evaluasi dan kami sudah laksanakan itu ke dalam. Kesimpulannya, kita sudah maksimal di Buleleng. Kader pun sudah bekerja,” jelas Gus Adhi.
“Sekarang hasil Pilkada Buleleng 2017 kami pakai acuan menghadapi Pilgub Bali 2018. Ada beberapa hal yang akan kita evaluasi untuk menghadapi Pilgub Bali 2018 mendatang. Apa itu? Ya, itu dapur kami, tidak untuk dipublikasikan,” lanjut putra dari mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali 2009-2014, I Gusti Ketut Adhiputra ini.
Sebagai masyarakat, Gus Adhi mengatakan Pilkada Buleleng 2017 telah menghasilkan sang juara bertahan dari PDIP, Putu Agus adnyana-dr Nyoman Sutijdra (Paket PASS) jadi pemenang. Namun, ada catatan yang harus diingat elemen masyarakat dan penyelenggara Pilkada. “Pemilu sudah berjalan damai, kondisi di Buleleng kondusif, dan perhelatan demokrasi sudah berjalan lancar. Kita hargai itu,” ujar Gus Adhi.
“Tapi, saya sebagai rakyat Bali mengingatkan seluruh elemen, terlepas adanya pemenang di Pilkada Buleleng 2017, kita semuanya telah gagal menciptakan terwujudnya partisipasi masyarakat dalam demokrrasi di Buleleng. Angka Golput sangat tinggi. Artinya, partisipasi masyarakat sangat rendah. Ini warning bagi seluruh elemen,” tambah Gus Adhi.
KPU diingatkan harus mencarikan solusi dan evaluasi, kenapa angka Golput di Buleleng begitu tinggi, kisaran 45 persen. “Saya tidak mengatakan KPU Buleleng dan penyelenggara nggak maksimal bekerja. Tapi, kenapa Golput begitu tinggi? Bagi saya, ini pekerjaan rumah untuk kita semua. Kita semua gagal menciptakan demokrasi yang berkualitas. Salah satunya menghasilkan partisipasi masyarakat yang maksimal.”
Sementara itu, Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan pihaknya sudah mulai mengumpulkan data hasil Pilkada Buleleng 2017, termasuk faktor-faktor penyebab tingginya angka Golput. “Kami sudah kumpulkan data, kami tidak bisa katakan gagal atau tidak di Buleleng. Tergantung hasil evaluasi nanti, tentunya dengan data yang kita kumpulkan mulai hari ini (kemarin, Red),” ujar Raka Sandi secara terpisah di Denpasar, Senin kemarin.
Raka Sandhi menyebutkan ada tiga faktor terjadinya Golput. Salah satunya, faktor penyelenggrara, seperti sosialisasi belum maksimal. Kemudian, fakor peserta, lalu faktor pemilih. “Kalau faktor peserta, kami sedang cari datanya. Kalau faktor penyelenggara dan faktor peserta sudah ada datanya dan sedang dikaji untuk dapat hasilnya,” kata Raka Sandi.
Menurut Raka Sandi, faktor penyelenggara bisa saja karena sosialisasi yang harus maksimal dan perlu ada peningkatan atau cara-cara baru untuk menarik pemilih datang ke TPS. Sedangkan faktor pemilih, ada dugaan masyarakat terpengaruh dengan cuaca dan situasi kebencanaan di Buleleng. ”Saya belum simpulkan aspek cuaca menjadi penyebab Golput, tapi ini kami teliti juga. Nanti akan ada hasilnya. Kami akan rilis untuk jadi acuan pelaksanaan Pilgub Bali 2018 dan Pilkada lainnya,” tegas Raka Sandhi. *nat
1
Komentar