Kehabisan BBM, Tug Boat Fortuna Kandas di Bulakan
AMLAPURA, NusaBali
Kehabisan bahan bakar minyak, tug boat TB Fortuna Samudra I yang menarik tongkang Famida kandas di Pantai Bulakan, Banjar Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (23/1) sekitar pukul 10.30 Wita.
Tug boat dan tongkang itu melakukan perjalanan dari Pelabuhan Lerokis, Desa Lurang, Kecamatan Wetar Utara, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku menuju Surabaya, Jawa Timur.
Selama perjalanan, tug boat TB Fortuna Samudra I dihantam cuaca ekstrem, gelombang tinggi, dan angin kencang hingga dua kali keluar lintasan. Tug boat dan tongkang itu sedang menunggu suplai BBM untuk melanjutkan perjalanan dari Pantai Bulakan, Banjar Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (24/1). Tongkang yang lego jangkar dengan mengikatkan tali kapal ke pohon akasia di pantai agar tidak bergeser dihantam ombak pantai. Sedangkan tug boat lego jangkar di laut, sekitar 50 meter dari pantai. Tug boat dengan 9 ABK (anak buah kapal) termasuk nakhoda Peri Sabrianto dan 3 ABK tongkang yang bertugas mengawasi muatan solar sepanjang perjalanan.
Nakhoda Peri Sabrianto menuturkan, tug boat yang berfungsi menarik tongkang melakukan perjalanan dari Surabaya, Jawa Timur memuat 2.200 kilo liter solar. Berangkat Jumat, 31 Desember 2021. Selama 10 hari perjalanan tiba di Pelabuhan Lerokis, Desa Lurang, Kecamatan Wetar Utara, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluk, Minggu (9/1). Selanjutnya balik dari Pelabuhan Lerokis, Senin (10/1). Selama perjalanan, ternyata dua kali keluar lintasan di wilayah perairan NTT, masing-masing perairan Kepulauan Flores, NTT dan kepulauan Tanjung Batu, NTB. Sehingga selama enam hari terombang-ambing gelombang tinggi dan angin kencang.
Sempat istirahat di Pelabuhan Lembar, NTB, Senin (17/1), kemudian melanjutkan perjalanan ke Surabaya melalui perairan Selat Lombok dengan kecepatan 4-4,5 knot per jam. Namun kembali digoyang gelombang tinggi dan angin kencang sehingga perjalanan tidak normal. Akhirnya kehabisan BBM di perairan Desa Datah atau 2 mil dari Pantai Bulakan, Banjar Tegallanglangan, Desa Datah. Awalnya, tug boat berbobot 283 gross tonnage (GT) dan tongkang dengan bobot 1.527 GT, panjang 64,32 meter, lebar 8 meter, tinggi 8 meter, dalam 4,8 meter berupaya menuju ke darat dengan mengandalkan tiupan angin. Tug boat masih berisi BBM, berupaya menarik tongkang ke darat dengan sisa-sisa BBM, akhirnya tiba di Pantai Bulakan, Banjar Tegallanglangan, Minggu (23/1) sekitar pukul 10.30 Wita.
Kasatpol Airud Polres Karangasem AKP I Gusti Bagus Agung Suteja didampingi Kasubnit Lidik Satpolairud Aipda I Gede Nuada mengecek dokumen kapal beserta nakhoda dan 11 ABK. Izin berlayar semuanya lengkap. “Akibat dihantam cuaca ekstrem, kami berlayar dalam kondisi tidak normal hingga ke luar lintasan, akibatnya kehabisan BBM,” jelas Peri Sabrianto. Dia mengaku masih menunggu suplai BBM dari Pelabuhan Benoa, Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, agar bisa melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Secara teknis, kondisi tug boat dan tongkang tidak ada masalah. Biasanya jika kondisi normal perjalanan Surabaya menuju Pelabuhan Lerokis selama 10 hari, sedangkan perjalanan dari Pelabuhan Lorokis menuju Surabaya selama 8-9 hari. “Sebenarnya kami mau lego jangkar di tengah laut saat BBM habis, tetapi tidak bisa,” ungkap Peri Sabrianto.
Walau sempat terombang-ambing di tengah laut, menurut ABK Agus Yulianto, bekal untuk kru kapal tidak masalah. “Saat nyandar di NTB, kami beli bekal untuk bekal perjalanan ke Surabaya,” jelas Agus. Sementara Kasat Polairud Polres Karangasem AKP I Gusti Agung Bagus Suteja mengatakan, walau seluruh dokumen kapal lengkap tetap dipantau sampai tuntas. “Kami tetap memantau sampai tug boat dan tongkang meninggalkan perairan wilayah hukum Polres Karangasem,” jelas AKP Gusti Agung Bagus Suteja. *k16
Komentar