Sebanyak 1.869 Balita di Tabanan Alami Stunting
TABANAN, NusaBali
Jumlah balita stunting di Kabupaten Tabanan berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Provinsi Bali Tahun 2021 mencapai 1.869 orang atau setara 9,2 persen dari jumlah 20.311 target sasaran se–Tabanan.
Selain angka stunting rendah, angka wasted atau berat badan balita menurun di Tabanan hanya di angka 4,1 persen, kemudian angka balita yang underweight atau kegagalan balita mencapai berat badan ideal hanya di angka 4,7 persen. Sehingga sesuai standar WHO, balita di Kabupaten Tabanan berada pada status gizi baik.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tabanan I Made Supardiyadnya, menerangkan angka stunting di Tabanan tahun 2021 hanya 9,2 persen. Jumlah ini tergolong rendah karena kalau didatakan hanya 1.869 balita yang stunting dari jumlah sasaran target 20.311 balita.
Menurut Supardiyadnya, stunting disebabkan tidak serta merta karena kekurangan gizi. Banyak faktor yang mempengaruhi mulai dari lingkungan, hingga memiliki penyakit penyerta seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain. “Kalau secara spesifik penyebab kasus stunting di Tabanan belum kita temukan. Artinya banyak faktor yang menyebabkan tidak hanya satu syarat,” tegas Supardiyadnya, Senin (24/1).
Terhadap kasus yang masih tersisa ini, tegas Supardiyadnya, masih dilakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan, vitamin, pemulihan, pemantauan, konseling, dan menentukan diagnosa. “Pemantauan kami lakukan secara berkesinambungan, bahkan kami berharap kasus bisa turun dari 9,2 persen menjadi 5 persen,” ucap Supardiyadnya.
Dia menambahkan sejatinya untuk masalah stunting, pencegahan dilakukan dari hulu, yakni memantau di umur sebelum 2 tahun. Pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan di posyandu. “Meskipun sekarang sedang pandemi pemantauan kami lakukan secara daring. Jadi sudah kami lakukan secara rutin,” tandasnya. *des
Komentar