Istri Ditusuk, PIL-nya Dibacok hingga Tewas
Insiden Berdarah di Konter HP ‘Setia Cell’ Kawasan Batubulan
Pasca ditusuk suami berkali-kali, Kadek Setyawati dilarukan ke RS Premagana. Sedangkan PIL-nya, Jupriyadi, meninggal dalam perawatan di RS Ganesha
GIANYAR, NusaBali
Diduga cemburu buta, seorang pekerja swasta yang tinggal di Perum Candra Ayu 1 Nomor 1 C Banjar Tubuh, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, I Nengah Wanta, 36, nekat menusuk istrinya, Kadek Setyawati, 29, berkali-kali menggunakan pisau temutik hingga sekarat, Senin (24/1) malam. Sebelum menganiaya sang istri, pelaku Nengah Wanta lebih dulu membacok pria yang diduga selingkuhan istrinya, Jup-riyadi, 36, hingga tewas.
Aksi penusukan itu dilakukan pelaku Nengah Wanta di depan Konter HP 'Setia Cell' milik istrinya, Kadek Setyawati, yang berada di Jalan Pasekan, Banjar Kapal, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Senin malam sekitar pukul 19.50 Wita. Korban Kadek Setyawati pun harus dilarikan ke RS Premagana, Desa Batubulan, dalam kondisi luka-luka tusukan di sekujur tubuhnya.
Sedangkan korban Jupriyadi, pedagang daging ayam yang diduga jadi pria idaman lain (PIL) alias selingkuhan Kadek Setyawati, dua kali dibacok pelaku Nengah Wanta di bagian punggung menggunakan senjata sabit hingga tewas. Aksi pembacokan ini terjadi di tempat yang sama, depan Konter HP Setia Cell, hanya beberapa menit sebelum pelaku Nengah Wanta menganiaya istrinya.
Korban Jupriyadi yang terluka parah di bagian punggung, sempat dilarikan ke RS Ganesha di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati. Namun, pedagang daging ayam asal Dusun Wonorejo RT/RW 004/001 Kelurahan Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur yang tinggal sementara di Jalan Pasekan Banjar Tubuh, Desa Batubulan ini akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di rumah sa-kit, Selasa (25/1) dinihari sekitar pukul 00.05 Wita.
Sementara, pelaku Nengah Wanta sudah langsung diamankan polisi di lokasi TKP penusukan, Senin malam sekitar pukul 20.00 Wita. Pria berusia 36 tahun asal Dusun Buayang, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung yang tinggal di Perum Candra Ayu 1 Nomor 1 C Banjar Tubuh, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati ini dibawa ke Mapolsek Sukawati untuk proses hukum lebih lanjut.
Kapolsek Sukawati, Kompol I Made Ariawan, mengatakan insiden berdarah yang merenggut nyawa Jupriyadi dan menyebabkan Kadek Setyawati masuk rumah sakit ini berawal ketika pelaku Nengah Wanta datang ke konter HP milik istrinya, di Jalan Pasekan Nomor 16 Banjar Kapal, Desa Batubulan, Senin malam sekitar pukul 19.00 Wita. Mulanya, pelaku Nengah Wanta duduk di depan konter dan sempat memanggil Jupriyadi, yang sedang jualan di sebelah utara konter milik istrinya.
Saat itu, pelaku Nengah Wanta dan korban Jupriyadi sempat ngobrol masalah bisnis tanah. Sebetulnya, menurut Kompol Made Aryawan, pelaku Nengah sudah dendam karena curiga korban Jupriyadi selingkuh dengan istrinya. Maka, pelaku pun bermaksud melakukan penganiayaan, hingga berpura-pura pulang ke rumah dulu untuk mematikan lampu.
Ternyata, pelaku Nengah Wanta pulang ke rumahnya untuk mengambil senjata tajam jenis sabit. Senjata itu kemudian diselipkan di belakang punggungnya. Selain itu, pelaku juga mengambil sebilah pisau kecil yang bias disebut temutik. Pisau kecil ini kemudian disimpan pelaku di saku celana bagian kanan.
Nah, setelah mengambil senjata sabit dan temutik, pelaku Nengah Wanta kembali meluncur ke konter HP milik istrinya yang berjarak sekitar 400 meter dari rumah. Kemudian, pelaku duduk di depan konter. Tak lama berselang, korban Jupriyadi datang mendekati pelaku Nengah Wanta seraya langsung jongkok, sambil menyulut sebatang rokok.
Saat itulah korban Jupriyadi langsung dibacok dua kali di bagian punggung oleh pelaku Nengah Wanta, menggunakan sabit. Sebelum membacok korban Jupriyadi, pelaku Nengah Wanta yang sudah pegang senjata sabit sempat menghardik, “Bangsat kamu, nyelingkuhi istri saya!” Pelaku dua kali membacok punggung korban. Saking saking dalamnya bacokan, mata sabit milik pelaku sampai terlepas dari ga-gangnya.
Dalam kondisi sabit masih menempel di punggung, korban Jupriyadi yang bersimbah darah berusaha lari menyelamatkan diri dari amukan pelaku. Pria berusia 36 tahun ini lari ke arah sawah di sebelah selatan. Pelaku Nengah Wanta sempat hendak mengejar korban yang berlari ke arah sawah dalam kondisi luka parah, namun berhasil dilerai oleh beberapa warga di lokasi.
Pelaku Nengah Wanta sempat sejenak terdiam setelah dilerai warga. Namun, pelaku kembali naik pitam begitu istrinya keluar dari dalam konter sembari bertanya, “Ada apa ini?” Ditanya seperti itu, pelaku Nengah Wanta balik menghardik istrinya, “Nnyai selingkuh biin, ngaku sing? Lamen sing ngaku lakar matiang (Kamu kembali selingkuh, ngaku nggak? Kalau tidak mengaku, akan kubunuh kamu, Red)!”
Namun, Kadek Setyawati belum sempat menjawab, suaminya sudah langsung mengambil pisau temutik dari saku celana kanan. Tanpa ba bi bu, pelaku Nengah Wanta kemudian menusuk sang istri berulangkali di sekujur tubuhnya. Meski dihantui rasa takut, warga yang berada di lokasi kembali coba melerai dan menenangkan pelaku Nengah Wanta.
Sementara, gara-gara ditusuk suambinya secara membabibuta, Kadek Setyawati mengalami puluhan luka di sekujur tubuh. Perempuan berusia 29 tahun ini pun dilarikan warga ke RS Premagana, Desa Batubulan. Sedangkan pria yang diduga sebawai selingkuhannya, korban Jupriyadi, dilarikan ke RS Ganesha di Desa Celuk. Sebaliknya, pelaku Nengah Wanta diamankan polisi ke Mapolsek Sukawati malam itu juga.
Kompol Made Ariawan menyebutkan, meski sudah mendapatkan penanganan medis, nyawa korban Jupriyadi gagal diselamatkan. "Pihak RS Ganesha mengkonfirmasi korban Jupriyadi meninggal dunia, Selasa dinihari sekitar pukul 00.05 Wita,” ungkap Kompol Made Ariawan di Mapolsek Sukawati, Selasa kemarin.
Menurut Kompol Ariawan, pelaku Nengah Wanta sudah diinterogasi dan mengakui perbuatannya menganiaya istri dan pria yang diduga selingkuhan istrinya. Pelaku Nengah Wanta diamankan di lokasi TKP, berikut barang bukti berupa sebilah pisau temutik dan senjata sabit yang sudah terlepas dari gagangnya. Selain itu, baju dan celana milik korban Jupriyadi yang berlumuran darang juga diamankan sebagai barang bukti. Demikian pula baju dan celana milik Kadek Setyawati yang berisi bercak darah, serta baju dan celana pelaku Nedngah Wanta yang berisi bercak darah.
Pelaku Nengah Wanta sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan sang istri dan poria yang diduga selingkuhannya hingga tewas. Tersangka Nengah Wanta dijerat Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang Penganiayaan yang Mengakibatkan Matinya Orang dan Pasal 44 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT. "Ancaman hukumannya di atas 5 tahun penjara," papar Kompol Aria-wan.
Terkait motif tersangka Nengah Wanta nekat menganiaya istrinya, kata Kompol Ariawan, didasari rasa sakit hati karena cemburu buta. Tersangka menduga antara istrinya, Kadek Setyawati, dan korban Jupriyadi telah selingkuh. "Hal tersebut diketahui oleh pelaku melalui rekaman percakapan antara istrinya dengan korban Jupriyadi," tandas mantan Kapolsek Susut, Bangli ini.
Sementara itu, jenazah korban Jupriyadi sudah dikirim dari RS Ganesha ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa kemarin, untuk diotopsi. Sedangkan korban Kadek Setyawati hingga kemarin masih dirawat intensif di RS Premagana, Desa Batubulan.
Menurut Kompol Ariawan, berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban Kadek Setyawati mengalami 9 luka tusuk di bagian kaki kanan, 4 luka tusukan di kaki kiri, 5 luka tusukan di tangan kanan, 4 luka tusukan di tangan kiri, 7 luka tusukan di punggung, 2 luka tusukan di bawah pusar, dan 1 luka sayatan di pelipis kiri.
Di sisi lain, tersangka Nengah Wanta mengaku menyesal setelah melakukan penganiayaan secara membabibuta terhadap istri dan membunuh Jupriyadi, yang diduga selinkuhan istrinya. Menurut Nengah Wanta, insiden maut tersebut terjadi karena dirinya terbakar api cemburu. Nengah Wanta mengaku sudah sejak lama mencurigai istrinya selingkuh dengan pria lain. "Dengan Jupriyadi ini, mungkin selingkuh sejak sebulan lalu," katanya di Mapolsek Sukawati, Selasa kemarin.
Tersangka Nengah Wanta memastikan perselingkuhan istrinya dengan cara diam-diam, yakni merekam percakapannya bersama selingkuhannya. "Mereka saya dengar bicara tentang seks. Saya juga pernah lihat istri saya video call sama seseorang sambil memperlihatkan payudara dan alat vital," kenang Nengah Wanta.
Bahkan, tersangka Nengah Wanta mengaku nyaris menangkap basah istrinya saat selingkuh di konter. Namun, istri dan selingkuhanya keburu bisa berkilah lantaran ada dua pintu di belakang konter HP dan dagang capcay sebelahnya. "Jadi, begitu saya masuk ke konter, pintu belakang ditutup. Tiba-tiba, di warung capcay yang semula hanya ada 3 orang, bertambah jadi 4 orang," tandas Nengah Wanta.
Tersangka Nengah Wanta menyebutkan, istrinya sudah 3 kali dicurigai selingkuh dengan pria berbeda. Pertama, tahun 2009 istrinya selingkuh dengan pria asal Surabaya yang biasa dipanggil Jul. “Mereka ketangkap basah di sebuah di kamar hotel di Jalan Nusa Indah Denpasar. Setelah itu, saya frustrasi, saya pergi kafe-kafe, maksudnya agar istri jera. Tapi, ternyata tidak," keluhnya. *nvi
Aksi penusukan itu dilakukan pelaku Nengah Wanta di depan Konter HP 'Setia Cell' milik istrinya, Kadek Setyawati, yang berada di Jalan Pasekan, Banjar Kapal, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Senin malam sekitar pukul 19.50 Wita. Korban Kadek Setyawati pun harus dilarikan ke RS Premagana, Desa Batubulan, dalam kondisi luka-luka tusukan di sekujur tubuhnya.
Sedangkan korban Jupriyadi, pedagang daging ayam yang diduga jadi pria idaman lain (PIL) alias selingkuhan Kadek Setyawati, dua kali dibacok pelaku Nengah Wanta di bagian punggung menggunakan senjata sabit hingga tewas. Aksi pembacokan ini terjadi di tempat yang sama, depan Konter HP Setia Cell, hanya beberapa menit sebelum pelaku Nengah Wanta menganiaya istrinya.
Korban Jupriyadi yang terluka parah di bagian punggung, sempat dilarikan ke RS Ganesha di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati. Namun, pedagang daging ayam asal Dusun Wonorejo RT/RW 004/001 Kelurahan Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur yang tinggal sementara di Jalan Pasekan Banjar Tubuh, Desa Batubulan ini akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di rumah sa-kit, Selasa (25/1) dinihari sekitar pukul 00.05 Wita.
Sementara, pelaku Nengah Wanta sudah langsung diamankan polisi di lokasi TKP penusukan, Senin malam sekitar pukul 20.00 Wita. Pria berusia 36 tahun asal Dusun Buayang, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung yang tinggal di Perum Candra Ayu 1 Nomor 1 C Banjar Tubuh, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati ini dibawa ke Mapolsek Sukawati untuk proses hukum lebih lanjut.
Kapolsek Sukawati, Kompol I Made Ariawan, mengatakan insiden berdarah yang merenggut nyawa Jupriyadi dan menyebabkan Kadek Setyawati masuk rumah sakit ini berawal ketika pelaku Nengah Wanta datang ke konter HP milik istrinya, di Jalan Pasekan Nomor 16 Banjar Kapal, Desa Batubulan, Senin malam sekitar pukul 19.00 Wita. Mulanya, pelaku Nengah Wanta duduk di depan konter dan sempat memanggil Jupriyadi, yang sedang jualan di sebelah utara konter milik istrinya.
Saat itu, pelaku Nengah Wanta dan korban Jupriyadi sempat ngobrol masalah bisnis tanah. Sebetulnya, menurut Kompol Made Aryawan, pelaku Nengah sudah dendam karena curiga korban Jupriyadi selingkuh dengan istrinya. Maka, pelaku pun bermaksud melakukan penganiayaan, hingga berpura-pura pulang ke rumah dulu untuk mematikan lampu.
Ternyata, pelaku Nengah Wanta pulang ke rumahnya untuk mengambil senjata tajam jenis sabit. Senjata itu kemudian diselipkan di belakang punggungnya. Selain itu, pelaku juga mengambil sebilah pisau kecil yang bias disebut temutik. Pisau kecil ini kemudian disimpan pelaku di saku celana bagian kanan.
Nah, setelah mengambil senjata sabit dan temutik, pelaku Nengah Wanta kembali meluncur ke konter HP milik istrinya yang berjarak sekitar 400 meter dari rumah. Kemudian, pelaku duduk di depan konter. Tak lama berselang, korban Jupriyadi datang mendekati pelaku Nengah Wanta seraya langsung jongkok, sambil menyulut sebatang rokok.
Saat itulah korban Jupriyadi langsung dibacok dua kali di bagian punggung oleh pelaku Nengah Wanta, menggunakan sabit. Sebelum membacok korban Jupriyadi, pelaku Nengah Wanta yang sudah pegang senjata sabit sempat menghardik, “Bangsat kamu, nyelingkuhi istri saya!” Pelaku dua kali membacok punggung korban. Saking saking dalamnya bacokan, mata sabit milik pelaku sampai terlepas dari ga-gangnya.
Dalam kondisi sabit masih menempel di punggung, korban Jupriyadi yang bersimbah darah berusaha lari menyelamatkan diri dari amukan pelaku. Pria berusia 36 tahun ini lari ke arah sawah di sebelah selatan. Pelaku Nengah Wanta sempat hendak mengejar korban yang berlari ke arah sawah dalam kondisi luka parah, namun berhasil dilerai oleh beberapa warga di lokasi.
Pelaku Nengah Wanta sempat sejenak terdiam setelah dilerai warga. Namun, pelaku kembali naik pitam begitu istrinya keluar dari dalam konter sembari bertanya, “Ada apa ini?” Ditanya seperti itu, pelaku Nengah Wanta balik menghardik istrinya, “Nnyai selingkuh biin, ngaku sing? Lamen sing ngaku lakar matiang (Kamu kembali selingkuh, ngaku nggak? Kalau tidak mengaku, akan kubunuh kamu, Red)!”
Namun, Kadek Setyawati belum sempat menjawab, suaminya sudah langsung mengambil pisau temutik dari saku celana kanan. Tanpa ba bi bu, pelaku Nengah Wanta kemudian menusuk sang istri berulangkali di sekujur tubuhnya. Meski dihantui rasa takut, warga yang berada di lokasi kembali coba melerai dan menenangkan pelaku Nengah Wanta.
Sementara, gara-gara ditusuk suambinya secara membabibuta, Kadek Setyawati mengalami puluhan luka di sekujur tubuh. Perempuan berusia 29 tahun ini pun dilarikan warga ke RS Premagana, Desa Batubulan. Sedangkan pria yang diduga sebawai selingkuhannya, korban Jupriyadi, dilarikan ke RS Ganesha di Desa Celuk. Sebaliknya, pelaku Nengah Wanta diamankan polisi ke Mapolsek Sukawati malam itu juga.
Kompol Made Ariawan menyebutkan, meski sudah mendapatkan penanganan medis, nyawa korban Jupriyadi gagal diselamatkan. "Pihak RS Ganesha mengkonfirmasi korban Jupriyadi meninggal dunia, Selasa dinihari sekitar pukul 00.05 Wita,” ungkap Kompol Made Ariawan di Mapolsek Sukawati, Selasa kemarin.
Menurut Kompol Ariawan, pelaku Nengah Wanta sudah diinterogasi dan mengakui perbuatannya menganiaya istri dan pria yang diduga selingkuhan istrinya. Pelaku Nengah Wanta diamankan di lokasi TKP, berikut barang bukti berupa sebilah pisau temutik dan senjata sabit yang sudah terlepas dari gagangnya. Selain itu, baju dan celana milik korban Jupriyadi yang berlumuran darang juga diamankan sebagai barang bukti. Demikian pula baju dan celana milik Kadek Setyawati yang berisi bercak darah, serta baju dan celana pelaku Nedngah Wanta yang berisi bercak darah.
Pelaku Nengah Wanta sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan sang istri dan poria yang diduga selingkuhannya hingga tewas. Tersangka Nengah Wanta dijerat Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang Penganiayaan yang Mengakibatkan Matinya Orang dan Pasal 44 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT. "Ancaman hukumannya di atas 5 tahun penjara," papar Kompol Aria-wan.
Terkait motif tersangka Nengah Wanta nekat menganiaya istrinya, kata Kompol Ariawan, didasari rasa sakit hati karena cemburu buta. Tersangka menduga antara istrinya, Kadek Setyawati, dan korban Jupriyadi telah selingkuh. "Hal tersebut diketahui oleh pelaku melalui rekaman percakapan antara istrinya dengan korban Jupriyadi," tandas mantan Kapolsek Susut, Bangli ini.
Sementara itu, jenazah korban Jupriyadi sudah dikirim dari RS Ganesha ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa kemarin, untuk diotopsi. Sedangkan korban Kadek Setyawati hingga kemarin masih dirawat intensif di RS Premagana, Desa Batubulan.
Menurut Kompol Ariawan, berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban Kadek Setyawati mengalami 9 luka tusuk di bagian kaki kanan, 4 luka tusukan di kaki kiri, 5 luka tusukan di tangan kanan, 4 luka tusukan di tangan kiri, 7 luka tusukan di punggung, 2 luka tusukan di bawah pusar, dan 1 luka sayatan di pelipis kiri.
Di sisi lain, tersangka Nengah Wanta mengaku menyesal setelah melakukan penganiayaan secara membabibuta terhadap istri dan membunuh Jupriyadi, yang diduga selinkuhan istrinya. Menurut Nengah Wanta, insiden maut tersebut terjadi karena dirinya terbakar api cemburu. Nengah Wanta mengaku sudah sejak lama mencurigai istrinya selingkuh dengan pria lain. "Dengan Jupriyadi ini, mungkin selingkuh sejak sebulan lalu," katanya di Mapolsek Sukawati, Selasa kemarin.
Tersangka Nengah Wanta memastikan perselingkuhan istrinya dengan cara diam-diam, yakni merekam percakapannya bersama selingkuhannya. "Mereka saya dengar bicara tentang seks. Saya juga pernah lihat istri saya video call sama seseorang sambil memperlihatkan payudara dan alat vital," kenang Nengah Wanta.
Bahkan, tersangka Nengah Wanta mengaku nyaris menangkap basah istrinya saat selingkuh di konter. Namun, istri dan selingkuhanya keburu bisa berkilah lantaran ada dua pintu di belakang konter HP dan dagang capcay sebelahnya. "Jadi, begitu saya masuk ke konter, pintu belakang ditutup. Tiba-tiba, di warung capcay yang semula hanya ada 3 orang, bertambah jadi 4 orang," tandas Nengah Wanta.
Tersangka Nengah Wanta menyebutkan, istrinya sudah 3 kali dicurigai selingkuh dengan pria berbeda. Pertama, tahun 2009 istrinya selingkuh dengan pria asal Surabaya yang biasa dipanggil Jul. “Mereka ketangkap basah di sebuah di kamar hotel di Jalan Nusa Indah Denpasar. Setelah itu, saya frustrasi, saya pergi kafe-kafe, maksudnya agar istri jera. Tapi, ternyata tidak," keluhnya. *nvi
1
Komentar