Stroke, Sekda Karangasem Dilarikan ke RS
Sekda Kabupaten Karangasem, Ir I Gede Adnya Muliadi MSi, 57, mendadak dilarikan ke rumah sakit karena terserang stroke ketika hendak berangkat ngantor, Senin (20/2) pagi.
AMLAPURA, NusaBali
Semula, Sekda Adnya Muliadi dilarikan ke RS BaliMed Amlapura, namun kemudian dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar.
Sebelum dilarikan ke RS BaliMed Amlapura, Sekda Adnya Muliadi mendadak lemas dan jatuh bersimpuh di kamar mandi rumah jabatan sebelum berangkat ke kantor, Senin pagi sekitar pukul 07.00 Wita. Oleh keluarganya, birokrat asal Banjar Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem ini langsung dilarikan ke RS BaliMed Amlapura. Ternyata, Sekda Adnya Muliadi didiagnose mengalami stroke.
Sempat dirawat sejenak di RS BaliMed Amlapura, Sekda Adnya Muliadi selanjutnya dirujuk ke RS Sanglah. Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Karangasem, I Gede Waskita Suta Dewa, sempat menjenguk atasannya ini di RS Sanglah, Selasa (21/2). Menurut Waskita Suta Dewa, hingga Selasa kemarin Sekda Adnya Muliadi belum bisa diajak bicara. “Beliau belum bisa diajak bicara,” jelas Waskita Suta Dewa di Amlapura kemarin.
Terungkap, sehari sebelum terserang stroke hingga dilarikan ke rumah sakit, Sekda Adnya Muliadi masih sempat mengikuti upacara Mejaya-jaya Pengurus Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Kabupaten Karangasem di Pura Jagatnatha Amlapura pada Radite Kliwon Tolu, Minggu (19/2). Usai upacara Mejaya-jaya, malamnya birokrat kelhiran 27 Mei 1960 ini menggelar rapat dengan melibatkan segenap pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kantor Bupati Karangasem. Rapat kala itu berlangsung hingga tengah malam pukul 24.00 Wita.
Selanjutnya, Senin pagi sekitar pukul 07.00 Wita ketika hendak berangkat kerja ke kantor, Sekda Adnya Muliadi merasakan tidak enak badan, hingga dilarikan keluarganya ke RS BaliMed Amlapura. Dari RS BaliMed, orang nomor satu di jajaran birokrasi Pemkab Karangasem ini kemudian dirujuk ke RS Sanglah.
Kerabat Sekda Adnya Muliadi, I Gede Manik, mengaku sempat menengok ke ruang perawatan RS Sanglah, Senin malam. “Beliau (Sekda Adnya Muliadi) memang belum bisa diajak bicara. Ditengok saja belum boleh, saya sampai malam di RS Sanglah,” jelas Gede Manik, Selasa kemarin.
Sekda Adnya Muliadi sendiri merupakan birokrat asal Banjar Tengah, Desa Bebandem, yang sarat pengalaman menduduki beberapa jabatan strategis. Adnya Muliadi sudah hampir 5 tahun menjabat Sekda Kabupaten Karangasem sejak dipromosikan, 27 Desember 2017 silam, atas surat rekomendasi Menteri Dalam Negeri Nomor X.133.1/128/SJ tertanggal 3 Desember 2012 dan SK Gubernur Bali Nomor 800/-7288/BUD tertanggal 19 Desember 2012. Sebelum jadi Sekda, Adnya Muliadi sempat menjabat sebagai Asisten II Setda Kabupaten Karangasem, lalu Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Karangasem.
Sementara itu, Sekda Adnya Muliadi dirawat di RS Sanglah, sejak Senin pagi pukul 09.30 Wita. Hingga Selasa kemarin, dia masih dirawat intensif di Ruang ICU Barat RS Sanglah, dengan ditunggui istrinya, Wiwik Sutari.
Kepada NusaBali, Wieik Sutari menceritakan kronologis peristiwa yang menimpa suaminya. Awalnya, Sekda Adnya Muliadi sempat ke kamar mandi di rumah jabatan, Senin pagi. Begitu masuk kamar mandi, tiba-tiba jatuh dalam kondisi bersimpuh. Kejadian ini pertama kali diketahui oleh sopir pribadi Sekda.
"Kejadiannya sebelum Bapak mau berangkat apel. Setelah dari kamar mandi, Bapak masuk kamar, tiba-tiba jatuh. Lama nggak ada suara, sedangkan air kamar mandi terus hidup. Sopir menemukan Bapak sudah lemas, dan langsung dibawa ke UGD BaliMed Amlapura," cerita Wiwiuk Sutari yang ditemui NusaBali di RS Sanglah, Selasa kemarin.
Setibanya di UGD RS BaliMed Amlapura, Sekda Adnya Muliadi langsung dirontgen bagian jantung, kemudian dibawa ke RSUD Karangasem untuk CT Scan bagian otak. Sempat dibawa kembali ke UGD RS BaliMed Amlapura, namun tidak berapa lama akhirnya langsung dirujuk ke RS Sanglah.
"Diagnosanya, ada pecah pembuluh darah otak bagian kiri. Mengarah ke penyakit stroke. Saat dalam perjalanan ke sini (RS Sanglah), tensinya sangat tinggi, sampai 200," kenangnya sembari mengatakan Sekda Adnya Mjuliadi sejatinya memiliki riwayat tensi rendah, bukan tinggi.
Menurut Wiwik, di mata keluarga, Sekda Adnya Muliadi merupakan sosok yang tidak suka menunda pekerjaan. Bahkan sampai di rumah pun, masih menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas di kantor. Wiwik sendiri sudah sering mengingatkan suaminya soal kesehatan. Namun, suaminya terlalu fokus dan sibuk dengan pekerjaannya sebagai pelayan masyarakat.
"Bapak sistem kerjanya tuntas, tidak boleh asal selesai, dia sangat teliti. Saking sibuknya, pulang ke rumah bisa cuma buat mandi saja, malamnya keluar lagi, ada rapat, ada undangan. Tengah malam Bapak baru pulang. Karena itu, kesehatannya agak terganggu. Saya sudah sangat sering mengingatkan, tapi sepertinya dia cuek dengan kesehatannya," tutur Wiwik sembari menyebut, Selasa kemarin Sekda Klungkung I Putu Gede Winastra sempat menjenguk suaminya di RS Sanglah. * k16,in
Sebelum dilarikan ke RS BaliMed Amlapura, Sekda Adnya Muliadi mendadak lemas dan jatuh bersimpuh di kamar mandi rumah jabatan sebelum berangkat ke kantor, Senin pagi sekitar pukul 07.00 Wita. Oleh keluarganya, birokrat asal Banjar Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem ini langsung dilarikan ke RS BaliMed Amlapura. Ternyata, Sekda Adnya Muliadi didiagnose mengalami stroke.
Sempat dirawat sejenak di RS BaliMed Amlapura, Sekda Adnya Muliadi selanjutnya dirujuk ke RS Sanglah. Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Karangasem, I Gede Waskita Suta Dewa, sempat menjenguk atasannya ini di RS Sanglah, Selasa (21/2). Menurut Waskita Suta Dewa, hingga Selasa kemarin Sekda Adnya Muliadi belum bisa diajak bicara. “Beliau belum bisa diajak bicara,” jelas Waskita Suta Dewa di Amlapura kemarin.
Terungkap, sehari sebelum terserang stroke hingga dilarikan ke rumah sakit, Sekda Adnya Muliadi masih sempat mengikuti upacara Mejaya-jaya Pengurus Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Kabupaten Karangasem di Pura Jagatnatha Amlapura pada Radite Kliwon Tolu, Minggu (19/2). Usai upacara Mejaya-jaya, malamnya birokrat kelhiran 27 Mei 1960 ini menggelar rapat dengan melibatkan segenap pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kantor Bupati Karangasem. Rapat kala itu berlangsung hingga tengah malam pukul 24.00 Wita.
Selanjutnya, Senin pagi sekitar pukul 07.00 Wita ketika hendak berangkat kerja ke kantor, Sekda Adnya Muliadi merasakan tidak enak badan, hingga dilarikan keluarganya ke RS BaliMed Amlapura. Dari RS BaliMed, orang nomor satu di jajaran birokrasi Pemkab Karangasem ini kemudian dirujuk ke RS Sanglah.
Kerabat Sekda Adnya Muliadi, I Gede Manik, mengaku sempat menengok ke ruang perawatan RS Sanglah, Senin malam. “Beliau (Sekda Adnya Muliadi) memang belum bisa diajak bicara. Ditengok saja belum boleh, saya sampai malam di RS Sanglah,” jelas Gede Manik, Selasa kemarin.
Sekda Adnya Muliadi sendiri merupakan birokrat asal Banjar Tengah, Desa Bebandem, yang sarat pengalaman menduduki beberapa jabatan strategis. Adnya Muliadi sudah hampir 5 tahun menjabat Sekda Kabupaten Karangasem sejak dipromosikan, 27 Desember 2017 silam, atas surat rekomendasi Menteri Dalam Negeri Nomor X.133.1/128/SJ tertanggal 3 Desember 2012 dan SK Gubernur Bali Nomor 800/-7288/BUD tertanggal 19 Desember 2012. Sebelum jadi Sekda, Adnya Muliadi sempat menjabat sebagai Asisten II Setda Kabupaten Karangasem, lalu Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Karangasem.
Sementara itu, Sekda Adnya Muliadi dirawat di RS Sanglah, sejak Senin pagi pukul 09.30 Wita. Hingga Selasa kemarin, dia masih dirawat intensif di Ruang ICU Barat RS Sanglah, dengan ditunggui istrinya, Wiwik Sutari.
Kepada NusaBali, Wieik Sutari menceritakan kronologis peristiwa yang menimpa suaminya. Awalnya, Sekda Adnya Muliadi sempat ke kamar mandi di rumah jabatan, Senin pagi. Begitu masuk kamar mandi, tiba-tiba jatuh dalam kondisi bersimpuh. Kejadian ini pertama kali diketahui oleh sopir pribadi Sekda.
"Kejadiannya sebelum Bapak mau berangkat apel. Setelah dari kamar mandi, Bapak masuk kamar, tiba-tiba jatuh. Lama nggak ada suara, sedangkan air kamar mandi terus hidup. Sopir menemukan Bapak sudah lemas, dan langsung dibawa ke UGD BaliMed Amlapura," cerita Wiwiuk Sutari yang ditemui NusaBali di RS Sanglah, Selasa kemarin.
Setibanya di UGD RS BaliMed Amlapura, Sekda Adnya Muliadi langsung dirontgen bagian jantung, kemudian dibawa ke RSUD Karangasem untuk CT Scan bagian otak. Sempat dibawa kembali ke UGD RS BaliMed Amlapura, namun tidak berapa lama akhirnya langsung dirujuk ke RS Sanglah.
"Diagnosanya, ada pecah pembuluh darah otak bagian kiri. Mengarah ke penyakit stroke. Saat dalam perjalanan ke sini (RS Sanglah), tensinya sangat tinggi, sampai 200," kenangnya sembari mengatakan Sekda Adnya Mjuliadi sejatinya memiliki riwayat tensi rendah, bukan tinggi.
Menurut Wiwik, di mata keluarga, Sekda Adnya Muliadi merupakan sosok yang tidak suka menunda pekerjaan. Bahkan sampai di rumah pun, masih menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas di kantor. Wiwik sendiri sudah sering mengingatkan suaminya soal kesehatan. Namun, suaminya terlalu fokus dan sibuk dengan pekerjaannya sebagai pelayan masyarakat.
"Bapak sistem kerjanya tuntas, tidak boleh asal selesai, dia sangat teliti. Saking sibuknya, pulang ke rumah bisa cuma buat mandi saja, malamnya keluar lagi, ada rapat, ada undangan. Tengah malam Bapak baru pulang. Karena itu, kesehatannya agak terganggu. Saya sudah sangat sering mengingatkan, tapi sepertinya dia cuek dengan kesehatannya," tutur Wiwik sembari menyebut, Selasa kemarin Sekda Klungkung I Putu Gede Winastra sempat menjenguk suaminya di RS Sanglah. * k16,in
1
Komentar