Deklarasi di Bali, Flobamora Indonesia Lahir untuk Bersatu
DENPASAR, NusaBali.com – Pulau Dewata menjadi saksi lahirnya wadah untuk menyatukan Ikatan Keluarga besar (IKB) Flobamora di seluruh Indonesia dan dunia. Terbentuknya Flobamora Indonesia ini lahir dalam silaturahmi para Ketua Ikatan Keluarga Besar (IKB) Flobamora di seluruh Indonesia, termasuk Australia, Minggu (30/1/2022).
Silaturahmi yang kemudian dilanjutkan dengan deklarasi Flobamora Indonesia ini dilaksanakan di Sekretariat Flobamora Bali, Jalan Tukad Musi I nomor 5 Denpasar. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Badan Penghubung Provinsi NTT di Jakarta, Donald Ishak.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Ketua dan Sekretaris Umum Flobamora Bali Yosep Yulius Diaz (Yusdi) dan Fredrik Billy, Ketua dan Sekretaris Flobamora Papua Barat Clinton Tallo dan Mikhael Osok, Ketua Pemuda Flobamora Papua Barat Yoseph Yan Karmadi, Ketua FKPP NTT Banten Logo Vallenberg, Satu Darah Flobamora Jawa Timur Ferdinandus Boro, Ketua Flobamora Kalimantan Timur Yakobus Beribe, dan Sekretaris FKM Flobamora DKI Jakarta Martinus Uung.
Sementara yang mendukung deklarasi secara virtual antara lain Ketua Flobamora Sulawesi Utara Simon Gesi Making, Ketua Flobamora Jawa Barat Abe Tobe, Ketua Flobamora Kalimantan Tengah John Napat, Ketua Flobamora Kalimantan Barat Marselinus, Ketua Garda Flobamora Sulawesi Selatan Mide Juang dan Ketua Flobamora Papua Sulaiman Hamzah.
Deklarasi Flobamora Indonesia ini disaksikan oleh Ketua Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara (FKPEN) Bali AA Bagus Ngurah Agung. Selanjutnya tim kecil yang terdiri dari Steering Committee Yakobus Beribe dan Organisation Committee dengan Ketua Yosep Yulius Diaz (Yusdi), Sekretaris Martinus Laba Uung dan Bendahara Clinton Caniago Tallo, diberikan mandat untuk menyusun Badan Pengurus Flobamora Indonesia. Sedangkan Badan Penghubung Pemprov NTT di Jakarta akan memfasilitasi pembentukan pengurus Flobamora Indonesia.
Ketua Flobamora Papua Clinton Tallo mengisahkan, Papua menjadi daerah tujuan transmigrasi warga NTT sejak tahun 1960-an dan perantau umum asal NTT tahun 1980-an. Melihat banyak waga NTT, terbesit keinginannya untuk menghimpun warga NTT hingga dia mendirikan organisasi Tirosa (Timor, Rote dan Sabu) tahun 2009. Setelah itu, dia mengumpulkan para orangtua dan tokoh masyarakat NTT dalam sebuah acara di Manokwari.
Seusai acara, para orangtua malah sepakat membentuk IKB Flobamora Papua Barat dan menujuk dirinya sebagai ketua. Selanjutnya pada 25 September 2015, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, bersama Gubernur Papua dan Gubernur Papua Barat melantik Clinton Tallo sebagai Ketua IKB Flobamora Papua Barat.
Disebutkan, selama ini kehadiran IKB Flobamora Paupa Barat diterima baik oleh warga setempat sehingga terjalin hubungan sangat harmonis. “Ini karena kami menggunakan pendekatan kasih, yang kami tonjolkan adalah kasih, di manapun kami berada kami ke depankan adalah kasih, makanya 35 ribu warga Flobamora di Papua Barat hidup nyaman dengan masyarakat setempat maupun dengan suku lain,” kata Clinton Tallo, pria asal Rote, yang sudah 21 tahun menetap di Manokwari.
Sementara itu Clinton Tallo sepakat keberadaan Flobamora Nasional untuk memperjuangkan kepentingan warga Flobamora secara nasional. Nada yang sama disampaikan oleh Ketua Flobamora Kalimantan Timur, Yakobus Beribe. Menurutnya, kehidupan ini hanya ada dua, hulu dan hilir.
“Kalau Flobamora Diaspora ini bisa bersatu, kita bisa mendorong warga kita ke hulu (pusat kekuasaan) sehingga diharapkan dia bisa berbuat lebih banyak untuk membantu warga kita di hilir (masyarakat bawah),” kata Yakobus Beribe.
Dia menyebut Flobamora Kalimantan Timur pernah sukses mendorong tiga warganya menjadi anggota dewan di tingkat kabupaten. “Kalau kita bisa dorong ada yang ke provinsi atau pusat, itu luar biasa, asal kita mau bersatu. Makanya kami sepakat harus ada Flobamora Indonesia,” sebutnya.
Menurut Beribe, dari sekitar 60 ribu buruh perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur, 78 persen berasal dari NTT, sekitar 30 persen buruh tambang batubara berasal dari NTT. “Tapi untuk penertiban anggota, kami akan segera kirim teman-teman studi banding sistem informasi keanggotaan Flobamora Bali,” kata Beribe.
Sebaliknya soal ego suku itu dirasakan oleh Ketua FKPP NTT Banten Logo Vallenberg. Dia menyebut di Provinsi Banten hampir semua kota/kabupaten membentuk ‘IKB’ masing-masing daerahnya. “Itulah maka menggagas berdirinya Forum Komunikasi Putra Putri (FKPP) NTT Banten, dan salah satu penasihatnya Pak Clinton,” sebutnya.
Kepala Tata Usaha Kantor Peghubung Pemprov NTT di Jakarta, Florida Tatik Satyawati mengakui masih ada ego kedaerahan sangat kuat di masing-masing unit di dalam Flobamora di seluruh Indonesia.
“Sebagai kantor penghubung, pengalaman silaturahmi kami ke daerah-daerah, ego suku itu masih kuat. Karenanya kami menggagas Beta NTT. Kalau kita menyebut Beta NTT maka tidak ada lagi sekat-sekat. Mindset ini yang harus kita ubah,” kata Tatik, perempuan asal Maumere ini.
Sementara itu Donald Ishak berharap pertemuan di Bali ini bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah NTT, membangun solidaritas walaupun berada di luar NTT, dan berperan mengurangi angka kemiskinan di NTT.
“IPM (Indeks Pembangunan Manusia, Red) NTT tahun 2021 berada di angka 65,28. Usia Harapan Hidup 67,15 tahun, angka kemiskinan per September 2021 sebesar 1.146.000, ada penurunan 27.000 ribu dari tahun sebelumnya. Jadi walaupun di tengah pandemi tapi kita masih mampu menurunkan angka kemiskinan di NTT,” kata Donald Ishak, Kepala Badan Penghubung Provinsi NTT di Jakarta.
1
Komentar