Golput di Buleleng Tembus 45,57 Persen
Angka golongan putih (Golput) alias pemilih tidak menggunakan hak pilihnya di Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017, tembus angka 45,57 persen.
Paket PASS Kuasai 68,18 Persen Suara
SINGARAJA, NusaBali
Artinya, tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 54,43 persen dari total 588.125 jumlah pemilih di Pilkada Buleleng 2017.
Angka Golput tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan Tejakula (Buleleng Timur), yakni mencapai 54,18 persen. Di wilayah Tejakula, jumlah pemilih mencapai 55.137 jiwa, namun hanya 25.364 orang atau 45,82 persen yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya.
Sedangkan angka Golput terendah terjadi di wilayah Kecamatan Busungbiu (Buleleng Barat, yakni mencapai 37,11 persen. Di wilayah Busungbiu, jumlah pemilih mencapai 39.773 jiwa, namun hanya 24.973 orang atau 62,79 persen di antaranya yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya (selengkapnya, lihat tabel).
Data yang diungkap dalam pleno rekapitulasi suara tingkat KPU di Singaraja, Rabu (22/2), angka Golput di Pilkada Buleleng 2017 ini meningkat tajam dibandingkan saat pileg 2014 lalu. Saat Pileg 2014, masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya hanya mencapai 166.153 orang, jauh di bawah 40 persen.
Berdasarkan catatan NusaBali, Pilkada Buleleng 2017 membukukan rekor angka Golput tertinggi dalam pesta Gong Demokrasi Pilkada serentak. Angka Golput tertinggi sebelumnya dibukukan di Pilkada Denpasar 2015 lalu, yang tembus 44,04 persen. Sedangkan angka Golput tertinggi kedua sebelumnya terjadi di Pilkada Jembrana 2015 yakni 37,15 persen, disusul Pilkada Karangasem 2015 (Golput 35,67 persen), Pilkada Badung 2015 (Golput 31,68 persen), Pilkada Bangli 2015 (Golput 30,68 persen), dan terendah Pilkada Tabanan 2015 (angka Golput hanya 22,13 persen).
Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, yang hadir dalam rekapitulasi final Pilkada Buleleng 2017 di Singaraja, Rabu kemarin, mengatakan pihaknya sudah melakukan monitoring dan supervisi secara intensif terhadap dinamika Pilkada Buleleng. KPU Bali mengakui angka partisipasi pemilih di Kabupaten Buleleng anjlok drastis dibanding Pileg 2014. Bahkan, partisipasi di Pilkada Buleleng 2017 ini boleh dikata paling rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya se-Bali.
Untuk itu, kata Raka Sandi, KPU Bali akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Pilkada Buleleng 2017. Terlebih, hal ini sudah dibahas dalam rapat pleno internal KPU Bali. “Kami ingin tahu apa faktor penyebab rendahnya angka partisipasi dio Pilkada Buleleng 2017. Ini penting bagi kami, karena sebentar lagi harus menghadapi Pilgub Bali 2018, Pilkada Gianyar 2018, dan Pilkada Klungkung 2018,” jelas Raka Sandi.
Menurut Raka Sandi, evaluasi yang dilakukan mulai dari aspek sosialisasi hingga pendidikan pemilih. Dengan evaluasi tersebut, diharapkan partisipasi pemilih pada pesta Gong Demokrasi selanjutnya di Bali dapat lebih ditingkatkan.
Dalam analisa sementara, kata Raka Sandi, ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada, meski hal itu tak bisa dilepaskan dari tanggungjawab KPU selaku penyelenggara. Mulai dari dinamika politik, figur yang diajukan oleh partai politik, pendidikan dari partai politik, hingga kemauan ma-syarakat itu sendiri.
“Masyarakat ini tidak kalah penting. Karena yang memiliki hak pilih mereka dan yang berhak menggunakannya saat hari H coblosan ya masyarakat itu sendiri. Nah, kami telusuri masalah ini, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diselesaikan,” tandas nakhoda KPU Bali asal Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini.
Sementara itu, rekapitulasi suara tingkat KPU untuk Pilkada Buleleng 2017 hampir sama dengan rekapitulasi tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Berdasarkan rekapitulasi tingkat KPU, Rabu kemarin, pasangan Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (Paket PASS)---incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB---keluar sebagai pemenang Pilkada Buleleng 2017. Paket PAS menang dengan 214.825 suara atau dominasi 68,16 persen.
Sedangkan rivalnya, pasangan Dewa Nyoman Sukrawan-I Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) harus mengakui keunggulan lawannya. Pasangan calon jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS ini hanya mendulang 1000.262 suara atau 31.82 persen dari tota suara sah.
Pleno perhitungan suara masing-masing pasangan calon di Kantor KPU Buleleng, Jalan Ahmad Yani Singaraja, Rabu kemarin, menghadirkan seluruh PPK dari 9 kecamatan se-Buleleng. Pleno kemarin juga menghadirkan KPU Bali, Bawaslu Bali, dan Panwas Pemilihan Pilkada Buleleng, serta saksi-saksi dari kedua pasangan calon. Saksi dari Paket Surya diwakili I Wayan Sumadra, sedangkan saksi dari Paket PASS diwakili I Ketut Surana.
Paket PASS (Agus Suradnyana-Sutjidra) berstatus juara bertahan dalam Pilkada Buleleng 2017 ini. Mereka sebelumnya memenangkan Pilkada Buleleng 2012 lalu dengan dominasi 54.80 persen suara. Kala itu pun, Paket PASS menang di semua 9 kecamatan se-Buleleng.
Bedanya, dalam Pilkada Buleleng 2012 ada empat pasangan calon yang bertarung. Berdasarkan hasil final penghitungan KPU, Paket PASS unggul dengan 186.814 suara atau mendominasi 54,80 persen dari total 340.896 suara sah. Sedangkan pasangan Gede Ariadi-Wayan Arta alias Geria 12 (diusung Golkar-PKPB-PAN) berada di posisi runner-up dengan 77.440 suara atas 22,72 persen. Sementara pasangan Putu Tutik Kusuma Wardani-Komang Nova Sewi Putra (diusung Demokrat-Pakar Pangan) berada di peringkat tiga dengan 73.663 suara atau 21,61 persen. Sebaliknya, Paket Wayan Gede Wenten Suparlan-IB Djodhi (diusung Koalisi Nurani Denbukit) harus puas di posisi juru kunci dengan hanya 2.979 suara atau 0,87 persen. * k19,nar
1
Komentar