Gubernur Koster Terima Audiensi Pengurus Hanura Bali
Gubernur Bali
Wayan Koster
Kadek Arimbawa
Gde Wirajaya Wisna
Noven Sigit Ari Susanto
Hanura
Hanura Bali
DENPASAR, NusaBali
Hanura menjadi partai politik pertama yang mendapat kehormatan beraudiensi dengan Gubernur Bali Wayan Koster. Fakta ini diungkapkan oleh Gubernur Koster saat menerima kunjungan pengurus DPD Partai Hanura Bali di Jaya Sabha, Rabu (2/2).
Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini mengakui banyak parpol yang ingin audiensi, namun belum bisa dipenuhinya. “Terus terang baru kali ini saya menerima audiensi kepengurusan partai politik. Sebelumnya hanya bertemu dengan ketua-ketua parpol dan pertemuan bersifat informal,” ungkap Koster.
Rombongan pengurus berjumlah 10 orang tersebut dipimpin Ketua DPD Hanura Bali, I Kadek Arimbawa. “Kami ingin melaporkan kepada Bapak Gubernur kepengurusan reposisi 2020-2025 Hanura yang sudah mendapat SK (Surat Keputusan) dari DPP Hanura pada bulan Januari lalu,” kata Arimbawa.
Pada kesempatan ini Arimbawa bernostalgia saat ditunjuk DPP Hanura sebagai Bina Wilayah Bali, NTB dan NTT beberapa tahun lalu, dan getol memberikan dukungan bagi duet Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) untuk memimpin Bali. Koster pun menyatakan apresiasi dan terimakasih atas dukungan dari Arimbawa dan Ketua Umum DPP Hanura Oesman Sapta Odang yang saat itu merestui mengusung pasangan yang dikenal dengan nama KBS (Koster Bali Satu) tersebut.
Koster sendiri mengaku tiga tahun ini serius menata Bali. Namun diakui pula bahwa tidak mudah menggolkan Perda dan Pergub dengan kearifan lokal Bali. Dicontohkannya soal Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat ataupun Pergub Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan atau Destilasi Khas Bali.
“Astungkara Perda dan Pergub yang sangat sulit secara politik, di kementerian tidak diterima, akhirnya bisa diterima. Seperti Perda Desa Adat hampir tidak disetujui, akhirnya saya turun langsung. Demikian pula soal arak hampir tidak disetujui.” jelas gubernur yang pernah menjadi guru les bimbingan belajar di ibukota ini.
Bali, kata Koster, adalah pulau kecil. Sumber daya terbatas, tidak seperti daerah lain yang punya tambang, minyak, gas dan lain-lainnya yang bisa menjadi resources sumber daya. Kita tidak punya,” kata Koster. “Tapi Bali punya nilai kebudayaan, tradisi, seni, dan budaya yang luar biasa. Tidak ada yang mengalahkan di dunia. Jadi Bali harus survive di situ,” urai gubernur alumnus ITB ini.
Arimbawa pun mengakui bahwa program-program Gubernur Koster yang mengusung visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali sangat bagus. Namun acapkali disalahpahami oleh masyarakat yang akhirnya pakrimik atau ngedumel di media sosial.
“Kami siap membantu mensosialisasikan program-program bagus dari Pak Gubernur Koster. Tapi tentu saja kami tetap kritis pada kebijakan-kebijakan jika dirasa kurang berpihak pada krama Bali,” tambah Gde Wirajaya Wisna, Sekretaris DPD Hanura Bali.
Politisi yang menjadi kader Hanura sejak terbentuk 15 tahun silam ini pun senang akhirnya kepengurusan Hanura bisa bertemu dengan Gubernur Bali. “Tapi walaupun tidak pernah bertemu secara formal, kami selalu mengikuti kiprah beliau. Bahkan pada bulan Juni 2020, kami sudah melakukan survei kepada masyarakat Bali soal penanganan Covid-19 di Pulau Dewata, dan ternyata hasilnya 70 persen menyatakan puas. Jadi kami tetap fair dan tidak mau mengada-ada,” beber Gde Wirajaya.
Gde Wirajaya sendiri termasuk yang ngotot agar Hanura mengusung Koster dan Cok Ace pada Pilkada 2018 lalu. “Astungkara Ketum Hanura Bapak Oesman Sapta memberikan rekomendasi untuk KBS,” ungkap mantan Presiden Junior Chamber International (JCI) Bali tahun 2004 ini. *mao
Arimbawa pun mengakui bahwa program-program Gubernur Koster yang mengusung visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali sangat bagus. Namun acapkali disalahpahami oleh masyarakat yang akhirnya pakrimik atau ngedumel di media sosial.
“Kami siap membantu mensosialisasikan program-program bagus dari Pak Gubernur Koster. Tapi tentu saja kami tetap kritis pada kebijakan-kebijakan jika dirasa kurang berpihak pada krama Bali,” tambah Gde Wirajaya Wisna, Sekretaris DPD Hanura Bali.
Politisi yang menjadi kader Hanura sejak terbentuk 15 tahun silam ini pun senang akhirnya kepengurusan Hanura bisa bertemu dengan Gubernur Bali. “Tapi walaupun tidak pernah bertemu secara formal, kami selalu mengikuti kiprah beliau. Bahkan pada bulan Juni 2020, kami sudah melakukan survei kepada masyarakat Bali soal penanganan Covid-19 di Pulau Dewata, dan ternyata hasilnya 70 persen menyatakan puas. Jadi kami tetap fair dan tidak mau mengada-ada,” beber Gde Wirajaya.
Gde Wirajaya sendiri termasuk yang ngotot agar Hanura mengusung Koster dan Cok Ace pada Pilkada 2018 lalu. “Astungkara Ketum Hanura Bapak Oesman Sapta memberikan rekomendasi untuk KBS,” ungkap mantan Presiden Junior Chamber International (JCI) Bali tahun 2004 ini. *mao
1
Komentar