Dewan Minta Pemerintah Jangan Remehkan Omicron
Covid-19 Terus Berkecamuk, Sehari Bali Diterjang 1.501 Kasus
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 di Bali semakin berkecamuk, ditandai dengan munculnya 1.501 kasus baru per 3 Februari 2022, bersamaan dengan 89 pasien sembuh dan 1 pasien meninggal dunia.
Ini naik dua kali lipat dibanding sehari sebelumnya, Rabu (2/2), ketika di Bali muncul 771 kasus baru. Sementara, DPRD Bali ingatkan pemerintah jangan remehkan vius Covid-19 varian Omicron.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Kamis (3/2), seluruh 9 kabupaten/kota se-Bali ditingkahi munculnya kasus baru Corona dalam signifikan. Sementara dariu luar daerah Bali, bahkan muncul 226 kasus baru.
Dari total 1.501 kasus baru Covid-19 per Kamis kemarin, terbanyak berada di Kota Denpasar mencapai 369 kasus baru. Sedangkan jumlah terbanyak kedua terjadi di Kabupaten Badung dengan 354 kasus baru Covid-19, disusul Tabanan (185 kasus baru), Gianyar (111 kasus baru), Buleleng (110 kasus baru), Jembrana (52 kasus baru), Klungkung (46 kasus baru), Karangasem (28 kasus baru), dan Bangli (20 kasus baru). Yang mengejutkan, kemarin muncul 226 kasus batru Covid-19 dari luar daerah Bali.
Ini merupakan rekor kasus harian tertinggi di Bali selama beberapa bulan terakhir pandemi Covid-19 di Bali. Dan, inilah untuk kali pertama jumlah kasus harian di Bali mencapai lebih dari 1.000 orang sejak Agustus 2021 silam.
Dengan ledakan 1.501 kasus baru per Kamis kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi hingga saat ini tembus 119.478 kasus.
Dari jumlah itu, 110.746 orang atau 92,69 persen di antaranya sudah berhasil sembuh. Sedangkan jumlah kumulatif pasien yang meninggal dunia kini mencapai 4.080 orang atau 3,42 persen dari total 119.478 kasus positif. Tambahan 1 pasien Covid-19 yang meninggal per Kamis kemarin berada di Denpasar.
Sebaliknya, kasus aktif (pasien positif Covid-19 yang masih dalam perawatan atau isolasi) kini bertambah menjadi 4.652 orang atau 3,89 persen dari total 119.478 kasus positif. Kasus aktif terbanyak saat ini berada di Denpasar mencapai 1.386 orang. Sedangkan kasus aktif terbanyak kedua ada di Badung mencapai 1.326 orang, disusul Tabanan (467 orang), Buleleng (450 orang), Gianyar (345 orang), Jembrana (254 orang), Klungkung (112 orang), Karangasem (75 orang), dan Bangli (43 orang). Selain itu, ada 224 pasien dari luar daerah Bali yang masih dalam perawatan.
Sementara itu, Komisi IV DPRD Bali (yang membidangi kesehatan) mengingatkan pemerintah agar tidak meremehkan Covid-19 varian Omicron, karena dapat mempengaruhi masyarakat menjadi tidak waspada. Warning ini disampaikan Komisi IV DPRD Bali saat hearing dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Kamis siang.
Pertemuan kemarin merupakan agenda pemanggilan dinas kesehatan oleh Komisi IV DPRD Bali, menyusul semakin melambungnya kasus Covid-19 di Bali. Hearing tersebut dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Bali I Gusti Putu Budiarta alias Gung De dari Fraksi PDIP. Anggota Komisi IV DPRD Bali yang hadir kemarin, antara lain, I Gusti Ayu Aries Sujati (Fraksi PDIP), Putu Mangku Mertayasa (Fraksi PDIP), Nyoman Budi Utama (Fraksi PDIP), I Wayan Rawan Atmaja (Fraksi Golkar), dan Komang Wirawan (Fraksi Demokrat).
Sedangkan Plt Kadis Kesehatan Provinsi Bali, I Made Rentin, yang juga Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, hadir bersama pejabat fungsional RS Bali Mandara dr I Ketut Suarjaya dan Kabid Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Wayan Widia.
Dalam sesi tanya jawab pada hearing tersebut, Plt Kadis Kesehatan Made Rentin dicecar pertanyaan seputar penanganan pandemi Covid-19, terkait kian merebaknya varian baru Omicron. Made Rentin menyampaikan peningkatan kasus Covid-19 di Bali belakangan ini, mengindikasikan bahwa varian Omicron sudah masuk Pulau Dewata. Pasalnya, penularan virusnya sangat cepat. Namun, Made Rentin berharap masyarakat tidak panik berlebihan, karena gejala Omicron juga ringan.
Atas jawaban Made Rentin tersebut, Komisi IV DPRD Bali meminta pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jangan menyampaikan di media bahwa varian Omicron tidak berbahaya. Pasalnya, hal itu bisa menyebabkan masyarakat lalai dengan protokol kesehatan.
"Memang sudah bagus mengimbau masyarakat jangan panik. Tetapi, saya minta pemerintah supaya mengajak masyarakat waspada, jangan menyebutkan varian Omicron ini tidak berbahaya. Masyarakat akan lengah jadinya," sergah anggota Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Budi Utama.
Politisi PDIP asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ini menegaskan Covid-19 berbahaya, tidak boleh diremehkan. Apalagi, varian Omicron yang penularannya sangat cepat. "Memang tidak bergejala pasiennya, tetapi masyarakat harus diedukasi protokol kesehatan dan utamakan keselamatan. Kasus Covid-19 sekarang terus naik, ini tidak boleh diremehkan," tegas mantan anggota DPRD Bangli ini.
Sedangkan Ketua Komisi IV DPRD Bali, IGP Budiarta alias Gung De, meminta Made Rentin supaya lebih mengedukasi masyarakat agar memperketat protokol kesehatan. "Saya yakin varian Omicron sudah masuk Bali. Artinya, sudah ada tanda-tanda varian ini muncul, karena penularannya belakangan sangat cepat. Jadi, tolong edukasi masyarakat, supaya jangan abai dengan Prokes," pinta politisi PDIP asal Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini.
Seusai pertemuan kemarin siang, Made Rentin mengatakan varian Omicron baru tanda-tanda masuk Bali. Hal itu perlu dilakukan pengambilan sampel swab yang hasilnya dibawa ke laboratorium milik Kementerian Kesehatan.
"Untuk melakukan pengecekan dan pengumuman hasil uji laboratorium, apakah varian Omicron atau tidak, itu sepenuhnya kewenangan Kementerian Kesehatan. Kami menangkap ada tanda-tanda varian Omicron masuk Bali. Namun, kami harapkan masyarakat tidak panik," tegas Rentin.
Menurut Rentin, varian Omicron sudah menjangkiti hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun, varian Omicron tidak bergejala berat, kecuali mereka yang punya komorbid. Presiden Jokowi menyarankan mereka yang positif Covid-19 varian Omicron tidak berbondong-bondong ke rumah sakit, karena mereka cukup pengobatan dengan isolasi mandiri. "Kecuali yang bergejala berat, baru ke rumah sakit," papar birokrat asal Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga Kepala BPBD Bali ini.
Ditanya apa penyebab peningkatan kasus di Bali belakangan, menurut Rentin, bisa juga karena aktivitas masyarakat. Namun, masyarakat Bali sangat taat protokol kesehatan. “Makanya, seperti yang kami sampaikan dalam pertemuan tadi, varian Omicron ada tanda-tanda sudah masuk ini. Hanya saja, perlu dibuktikan dengan uji laboratorium," katanya.
Terkait dengan berbagai kegiatan internasional yang akan dilaksanakan di Bali tahun 2022, Rentin mengatakan sejauh ini tidak ada pembatalan event. Pasalnya, pertemuan internasional di Bali semuanya akan dilaksanakan secara bubble. "Artinya, begitu delegasi masuk di kawasan pertemuan, mereka itu tidak boleh ke mana pun," tandas mantan Kabag Umum Setwan DPRD Bali ini. 7 nat,nar
1
Komentar