Pencarian IRT Hilang Diwarnai Kerauhan
SEMARAPURA, NusaBali
Keberadaan Ni Wayan Mudiasih,41, salah seorang ibu rumah tangga (IRT) dari Banjar Kayehan, Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Klungkung, yang hilang di sekitar Pantai Belatung, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, hingga saat ini masih misterius. Pihak keluarganya kini mencari korban dengan menempuh jalur niskala.
Keluarga mengahaturkan Banten dan membawa Baleganjur ke sekitar lokasi, Wraspati Kliwon Menail, Kamis (3/2) siang, bertepatan hari suci Kajeng Kliwon. Akibatnya, prosesi itu diwarnai kerauhan krama
Upacara dan pencarian memakai gambelan itu dipusatkan di Pantai Belatung, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, dari pukul 12.00 - 12.40 Wita. Karena sepeda motor dan sandal milik Mudiasih, ditemukan di Pantai Belatung, Desa Pesinggahan, beberapa saat setelah meninggalkan rumah tanpa pesan, Senin (31/1) lalu sekitar pukul 10.00 Wita.
Pantauan di lapangan, proses pencarian Mudiasih, Kamis kemarin, memasuki hari keempat itu diawali dengan menghaturkan Piuning (permakluman) oleh pihak keluarga di areal jaba Pura Goa Lawah dan Pura Segara Goa Lawah, Desa Pesinggahan, pukul 11.30 Wita. Setelah selesai Mapiuning, keluarga Mudiasih dan krama Banjar Kayehan, Desa Dawan Kaler, sekitar 25 orang, langsung menuju Pantai Belatung, sekitar 300 meter arah timur Pura Goa Lawah, untuk menghaturkan Banten Pejati dan Pangulap di areal pesisir pantai. Pada saat bersamaan juga diiringi suara gamelan Baleganjur.
Hanya saja saat prosesi dimulai seorang kerabat Mudiasih, yakni Ni Luh Wilayani, tiba-tiba kerauhan (trance) dan langsung menunjuk-nunjuk posisi Mudiasih bahwa berada di areal semak-belukar di areal Pantai Belatung. Wilayani yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri itu pun dipegangi dua krama saat masuk ke semak-semak tersebut.
Di satu sisi, krama yang mendapatkan petunjuk itu bersama personel Polsek Dawan juga ikut berpencar mencari keberadaan Mudiasih di dalam semak-semak. Namun Widiasih tak kunjung ditemukan.
Sementara itu, Wilayani tiba-tiba terdiam sambil tersungkur tepat di bawah rumpun bambu kemudian menyeka-nyeka tanah di bawahnya. Tak berselang lama Wilayani seperti dimasuki roh dari Widiasih. Dia langsung memanggil keluarganya untuk segera mendekat karena ada pesan yang ingin disampaikan.
Setelah sang suami Wayan Gede Darmawan,41, berada di dekatnya, Widiasih lewat perantara Wilayani, berulang kali menegaskan akan segera pulang. "Bin mani mare ngidang mulih, antiang gen (besok baru bisa pulang, tunggu saja)," kata Mudiasih. Mendangar petunjuk itu pihak keluarga pun kembali pulang untuk menunggu kedatangan Widiasih.
Menurut misan dari Widiasih, yakni Ni Wayan Karsini, pencarian lewat niskala ini setelah mendapat petunjuk usai menanyakan kepada orang pintar. Dari petunjuk itu juga diminta menghaturkan Piuning, maupun Banten Pejati dan Pangulap, serta suara gamelan gong. "Semoga cepat ditemukan," kata Karsini, saat ditemui di Pantai Belatung, Kamis kemarin.
Sementara itu, tim gabungan dari Tim SAR, Pol Air, Polsek Dawan, dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Klungkung, melakukan pencarian dengan menysisir pantai maupun lewat jalur laut menggunakan boat. "Kami masih melakukan pencarian, hingga saat ini belum ditemukan," ujar Kapolsek Dawan AKP Ida Ayu Kalpika Sari.
Pencarian dilakukan menggunakan boat dari Pelabuhan Padangbai, Karangasem hingga ke barat di perairan Klungkung. Pencarian juga dilakukan di wilayah pesisir dengan melibatkan para nelayan dan petani garam.
Diketahui, IRT berusia 41 tahun tersebut meninggalkan rumah tanpa pesan diduga karena depresi. Karena pada Jumat (28/1) lalu, korban sempat meninggalkan rumah untuk bunuh diri. Namun, ketika itu Mudiasih berhasil ditemukan di pesisir Pantai Belatung, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, dan dia berhasil dibujuk untuk diajak pulang. 7wan
1
Komentar