Saluran Subak Desa Alasangker Jebol
Belasan Hektare Sawah Terancam Gagal Panen
SINGARAJA, NusaBali
Sepanjang 30 meter saluran irigasi Subak Diwang di Banjar Dinas Pendem, Desa Alasangker, Kecamatan / Kabupaten jebol. Kerusakan yang diakibatkan dampak bencana tersebut terjadi pada Senin (24/1) lalu.
Saluran irigasi yang belum dapat berfungsi maksimal membuat petani khawatir, hasil panen mereka tak maksimal.
Perbekel Alasangker Wayan Sitama dihubungi Kamis (3/2) kemarin mengatakan, jebolnya saluran irigasi tersebut terjadi saat hujan deras mengguyur. Debit air hujan yang sangat besar diprediksi tak dapat tertampung maksimal di saluran irigasi. Hal tersebut pun akhirnya membuat saluran irigasi tersebut tak kuat menahan massa air dan akhirnya jebol.
Sejauh ini dari kerusakan saluran irigasi tersebut sudah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR). “Sudah kami laporkan, dari BPBD dan Dinas PUTR juga sudah sempat melihat langsung ke lokasi, untuk sementara penanganan darurat pemerintah sudah meminjamkan pipa ukuran 2 dim,” ungkap Sitama.
Petani yang bergantung pada irigasi tersebut, berharap bisa mendapatkan penanganan permanen dari pemerintah. Sebab sawah seluas 15 hektare di Subak Diwang, baru saja memasuki masa tanam. Petani pun khawatir, jika air tak mengalir maksimal, akan mempengaruhi hasil panen mereka.
“Mudah-mudahan untuk penanganan permanen bisa tahun ini, sehingga petani kami hidupnya sangat bergantung pada hasil sawah yang mereka garap,” kata Sitama.
Sementara itu, Kepala BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi dikonfirmasi terpisah mengatakan, kerusakan saluran irigasi Subak Diwang, Desa Alasangker sudah sempat dicek langsung dan diasesment.
Saluran irigasi itu pun disebut Ariadi merupakan saluran tersier, sehingga penanganan permanennya akan difasilitasi oleh BPBD Buleleng. “Penanganan sementara masih darurat dengan menggunakan pipa agar air bisa mengalir. Untuk perbaikan permanen nanti kita usulkan saat penyusunan APBD induk tahun depan. Tahun ini belum bisa karena anggaran sudah ketok palu dan sudah berjalan,” ungkap mantan Kadis Lingkungan Hidup (LH) Buleleng ini.7 k23
Komentar