Kapolda: Tak Ada Aksi Perusakan Masjid di Bali
Kapolda Bali Irjen Pol Sugeng Prianto menegaskan tidak ada perusakan masjid di Bali. Yang terjadi adalah kasus pencurian yang hingga kini masih diselidiki oleh anggotanya.
Peristiwa di Masjid Baitul Ummah Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, murni kasus kriminal.
DENPASAR, NusaBali
"Saya tegaskan kembali bahwa ini adalah kriminal murni. Kasusnya adalah pencurian kotak amal di Masjid Baitul Ummah (Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Red). Tidak ada peristiwa penyerangan masjid oleh pihak manapun. Dan kasus pencurian itu tidak hanya di masjid saja. Kasus pencurian di mana-mana,” kata Kapolda Sugeng Priyanto usai berdialog dengan pengurus Masjid Baitul Ummah Haji Fauzi dan Ketua PWNU Bali Abdul Aziz, Selasa (8/12) siang, di Mapolda Bali di Jalan WR Supratman Denpasar.
Pernyataan itu menyusul pemberitaan di sosial media terkait isu perusakan Masjid Baitul Ummah di Jimbaran, Kuta Selatan, oleh sekelompok orang pada Sabtu (5/12).
Menurutnya, pihak Polda Bali akan mengusut nama akun medsos yang pertama kali memposting dan menyebarluaskan ‘kasus perusakan masjid’ itu. “Jadi, kami masih selidiki yang pertama kali itu. Soalnya, kalau orang yang mengadu domba, bisa saja menggunakan akun palsu,” jelasnya lagi.
Pengurus Masjid Baitul Ummah Haji Fauzi menuturkan kronologi pencurian itu. Menurutnya, kasus pencurian sudah terjadi untuk kelima kalinya. Di mana, pada saat aksi pencurian pertama, pihaknya tidak terlalu menanggapinya. Bahkan, pada kasus pencurian kotak amal yang kedua, pengurus masjid juga tidak mau melaporkan ke petugas kepolisian. “Karena pencurian pertama, kedua, dan ketiga tidak terlalu banyak kerugiannya, sehingga kami hanya membahasnya dalam rapat internal saja. Tidak sampai pada pelaporan kepada petugas kepolisian,” ujarnya.
Pencurian untuk keempat kalinya pada 17 November lalu, kebetulan tertangkap tangan oleh seorang penjaga masjid bernama Kadir. Saat itu pelaku yang diketahui berjumlah tiga orang ini merangsek masuk sekitar pukul 03.00 Wita. Saat mengambil kotak amal itu, saksi meneriaki mereka maling, sehingga para pelaku kabur.
“Saksi yang tinggal di masjid ini namanya Kadir. Dia yang ada saat aksi untuk keempat kalinya itu. Nah, para pelaku saat itu melompati pagar masjid dan mencoba membawa kabur kotak amal. Tapi gagal,” jelasnya.
Terakhir, aksi pelaku pencurian pada 5 Desember lalu, lagi-lagi kepergok oleh saksi Kadir. Saat itu, saksi melihat seorang merangsek masuk lewat pintu belakang masjid dan spontan meneriakinya maling. Tapi, maling tersebut justru menantang. Beruntung saat aksi itu, saksi bersama kedua rekannya bernama Pak Edi dan Pak Jo. “Tapi, karena ditantang inilah mereka saling serang. Maling ini kabur dan mencoba melempari penjaga masjid ini. Tapi, justru mengenai kaca,” bebernya lagi.
Ketua PWNU Abdul Aziz menyayangkan pemberitaan maupun isu di medsos yang seakan kondisi di Bali ini tidak ada rasa saling menghormati antarsesama umat agama. Ia berharap pemberitaan terkait kasus pencurian ini jangan dipelintirkan.
“Saya mengimbau kepada saudara-saudara saya umat islam. Jangan terpancing dengan isu-isu yang tidak benar. Kami selaku umat muslim di wilayah Kuta Selatan sangat kondusif. Kejadian di Kutsel itu merupakan murni kriminal dan saat ini sudah dalam ranah penyelidikan pihak kepolisian,” tuturnya. 7 da
1
Komentar