Hubungan Bupati - Wabup Jembrana Retak
Gerindra Desak Mediasi Nengah Tamba - Patriana
NEGARA, NusaBali
Renggangnya hubungan Bupati Jembrana I Nengah Tamba (kader Demokrat) dengan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat (kader Golkar), menjadi sorotan Partai Gerinda.
Sebagai partai pengusung yang tergabung dalam Koalisi Jembrana Maju (KJM), Gerinda mendesak agar segera dilakukan mediasi antara Nengah Tamba dan Ipat.
Ketua DPC Gerindra Jembrana, I Kade Darma Susila, mengaku sangat menyayangkan terjadinya keretakan hubungan Bupati Tamba dan Wabup Ipat. Terlebih, masalah retaknya hubungan Bupati dan Wabup ini juga memicu keriuhan di tengah masyarakat. Pendukung kedua kubu mulais saling serang di media sosial.
"Kami sebagai partai pengusung juga menyangkan kalau itu (keretakan hubungan Bupati Tamba dan Wabup Ipat, Red), benar terjadi. Kita berharap masalah ini bisa segera disikapi dan dicari apa akar permasalahannya. Jangan dibiarkan berlarut-larut," ucap Darma Susila saat ditemui NusaBali di Negara, Kamis (3/2) malam.
Darma Susila menyebutkan, partai pengusung yang tergabung dalam KJM (Golkar- Gerindra-Demokrat-PKB-PPP) juga sempat menggelar rapat, Selasa (1/2) lalu, untuk membahas dinamika terkait retaknya hubungan Tamba-Ipat tersebut. Dalam rapat tersebut, kubu Gerindra meminta kepada parpol koalisi untuk segera mencari benang kusut yang membuat renggangnya hubungan Tamba-Ipat, yang belum genap setahun menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Jembrana.
Untuk mencari benang kusut itu, kata Darma Susila, ada dua tahap yang disarankan kepada rekan-rekannya di KJM. Pertama, meminta kepada Demokrat sebagai partai yang menaungi Bupati Tamba dan Golkar sebagai partai yang menaungi Ipat untuk melakukan klarifikasi secara terpisah terhadap Bupati dan Wakil Bupati.
Kedua, setelah dilakukan klarifikasi secara terpisah itu, barulah dilakukan konfrontir antara Bupati Tamba dengan Wabup Ipat. Menurut Darma Susila, konfrontir dilakukan melalui parpol koalisi yang tergabung dalam KJM.
"Karena Pak Tamba adalah kader Demokrat, kami minta Demokrat untuk bisa memanggil bupati. Begitu juga Golkar memanggil wakil bupati, karewna Pak Ipat adalah kader mereka. Tujuannya, untuk mengklarifikasi duduk persoalan masing-masing. Setelah masing-masing partai tahu persoalannya, baru kita akan panggil keduabelah pihak untuk duduk bersama," tandas anggota Fraksi Gerindra DPRD Bali 2019-2024 Dapil Jembrana ini.
Di samping menyarankan klarifikasi dan konfrontir, menurut Darma Susila, juga ada 4 rekomendasi yang disampaikannya saat rapat KJM, 1 Februari 2022 lalu. Pertama, Gerindra sebagai bagian KJM siap mengawal pemerintahan Bupati Tamba-Wabup Ipat sampai akhir masa jabatan tahun 2024 nanti. Kedua, pihaknya juga meminta apa yang menjadi visi-misi Bupati Tamba-Wabup Ipat saat kampanye Pilkada Jembrana 2020 lalu, bisa segera direalisasikan sebelum akhir masa jabatan nanti.
Ketiga, Gerindra minta masalah keretakan hubungan Bupati Tamba dan Wabup Ipat segera diselesaikan, mumpung masih ada waktu. “Kita tidak mau persoalan itu sampai mengkristal dan menghambat apa yang menjadi visi-misi saat kampanye,” tegas Darma Susila.
“Keempat, jika apa yang menjadi visi-misi Bupati Tamba dan Wabup Ipat tidak bisa segera diwujudkan, Fraksi Gerindra DPRD Jembrana tentu akan mengambil langkah konstruktif terhadap kinerja Bupati Tamba dan Wabup Ipat," lanjut mantan Wakil Ketua DPRD Jembrana 2014-2019 ini.
Itu keretakan hubungan Bupati Tamba dan Wabup Ipat sendiri sebelumnya mencuat, setelah adanya status di Facebook (FB) pribadi Ipat ’Patriana Krisna’ dengan tulisan "Tolong hapus kata memulyakan komitmen!!!, karena semua omong kosong!" Status itu terungkap diunggah pada Kamis (20/1) malam atau sehari sebelum adanya mutasi 66 pejabat Pemkab Jembrana yang dilaksanakan Bupati Tamba, 21 Januari 2022.
Saat pelaksanaan mutasi hari itu itu, Wabup Ipat---yang notabene putra dari Bupati Jembrana (2000-2005, 2005-2010) Prof Drg I Gede Winasa---tidak hadir. Setelah kejadian itu, Bupati Tamba dan Wabup Ipat yang sebelumnya masih tampak harmonis, juga belum pernah kembali hadir bersamaan dalam sebuah acara.
Kondisi ini kontan menjadi perbincangan hangat masyarakat, termasuk netizen di FB. Bahkan, sudah ada kesan pengkotak-kotakan dan saling serang di media sosial antara kubu pendukung Bupati Tamba vs Wabup Ipat. 7 ode
Komentar