Alami Sejumlah Luka, Ditemukan Terkulai di Dalam Goa
Bojog Putih di Areal Pura Selonding, Desa Adat Pecatu Dikeroyok Kawanan Lain
Setelah diobati tim dokter hewan, bojog putih yang luka-luka akibat dikeroyok kawanan kera ini buat semantara dikandangkan di kawasan suci Puri Selonding, Desa Adat Pecatu
MANGUPURA, NusaBali
Bojog (kera) warna putih di areal Pura Selonding, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung kembali menampakkan sosoknya di kawasan suci tersebut, Sabtu (5/2) siang. Kali ini, bojog putih tersebut muncul dalam kondisi terluka paah, diduga akibat dikeroyok kawanan kera ainnya.
Kemunculan kembali bojog putih dalam kondisi terluka ini pertama kali diketahui pamangku Pura Selonding, Jro Mangku Nyoman Suprapta, Sabtu siang sekitar pukul 14.30 Wita. Bojog putih tersebut ditemukan terkulai penuh luka-luka di dalam goa kawasan suci Pura Selonding.
Menurut Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, sore itu bojog putih tersebut muncul menyendiri, telentang di dalam goa, terpisah dari kawanan kera lainnya di Pura Selonding, kondisinya penuh luka. Begitu melihat bojog putih penuh luka-luka di sekujur tubuhnya, Jro Mangku Suprapta langsunsung berkoordinasi dengan Bendesa Made Sumerta.
Kemudian, Bendesa Made Sumerta berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Termasuk koordinasi dengan tim dokter hewan alumni Fakultas Kedokteran Hewan Unud, untuk melakukan penanganan. Akhirnya, timk dokter hewan terjun ke lokasi untuk bantu mengibati bojog putih yang terluka ini, Minggu (6/2) siang sekitar pukul 14.00 Wita.
Saat ditangkap untuk diobati, kata Made Sumerta, bojog putih yang terluka ini diam saja, tidak berusaha kabur. Bojog putih ini kemudian dibius, lalu diobati petugas medis atau tim dokter hewan di kandang yang ada di kawasan suci Pura Selonding.
Menurut Made Sumerta, biasanya bojog putih ini muncul bersamaan dengan kawanan kera lainnya di areal Pura Selonding. Namun, kali ini kemunculannya menyendiri dalam konfdisi terluka. Made Sumerta menduga bojog putih ini terluka karena dikeroyok kawanan kera lainnya.
"Beruntung, luka-lukanya sudah ditangani tim dokter hewan. Kami berharap bojog putih tersebut segera sembuh dan bisa kembali dilepas ke alam bebas," harap Made Sumerta, tokoh adat yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Badung.
Made Sumerta menyebutkan, bojog putih yang terluka ini merupakan bagian dari kera yang menguasai kawasan suci Pura Selonding. Secara keseluruhan, kata Made Sumerta, di kawasan Desa Pecatu terdapat 6 kelompok kera yang memiliki wilayah kekuasaan masing-masing, termasuk di DTW Uluwatu dan Pura Selonding.
Sementara itu, Wakil Ketua II Ikatan Alumni Universitas Udayana (Ikayana) Veteriner, Drh Dewa Made Hartanaya, mengungkapkan setelah mendapat laporan adanya bogoj putih penuh luka-luka, pihaknya langsung berkolaborasi dengan alumni Fakultas Kedokteran Hewan Unud. Menurut Dewa Hartanaya, pihaknya juga bantu sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unud sebagai volunteer. Selanjutnya, Dewa Hartanaya cs terjun ke Pura Selonding di Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu kemarin untuk menangani luka-luka yang diderita bojog putih tersebut.
"Kemarin (Sabtu sore) kami mendapat informasi dari Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu. Kebetulan, kami sedang melaksanakan bhakti sosial di kawasan Gunung Payung, Desa Kutuh (Kecamatan Kuta Selatan),” ungkap Dewa Hartanaya, Minggu kemarin.
Dewa Hartanaya menyebutkan, dari hasil pemeriksaan, bojog putih penghuni kawasan suci Pura Selonding tersebut mengalami luka-luka yang tersebar di sekujur tubuhnya. Luka terbuka mulai dari bahu kanan, lengan kanan, kaki kanan, hingga luka gores di beberapa anggota gerak.
Melihat banyaknya luka yang diderita, kata Dewa Hartanaya, berdasarkan hasil diagnosa sementara, bojog putih tersebut terluka akibat pengeroyokan. Buat sementara, bojog putih yang terluka ini dirawat di kandang areal Pura Selonding.
"Harus dikandangkan dulu buat sementara buat penyembuhan lukanya. Kalau langsung dilepas, takutnya nanti malah dikeroyok lagi kawasan kera lainnya. Biar nanti pamangku Pura Selonding yang melakukan kontrol secara periodik. Kalau ada persoalan, maka tim kami siap dihubungi dan segera ke lokasi melakukan penanganan," papar Dewa Hartanaya.
Bojog putih itu di kawasan Pura Selonding sendiri selama ini jarang muncul. Sebelum ditemukan terluka, bojog putih itu diketahui terakhir kali muncul, 5 Agustus 2021 lalu. Kala itu, bojog yang warnanya mirip tokoh Hanuman dalam epos Ramayana ini awalnya muncul dan melintas di Jalan Padang Linjong Desa Pecatu, yang merupakan akses menuju Pura Selonding.
Kemunculan bojog putih kala itu direkam seorang warga setempat. Berdasar-kan rekaman vedio yang beredar, bojog putih tersebut tampak berjalan bersama kawanan kera lainnya. Menurut Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, kawanan kera yang berjalan menuju Pura Selonding kala itu diperkirakan lebih dari 10 ekor. Bojog putih berjalan di posisi paling belakang dan sempat direkam oleh seorang warga.
Made Sumerta menceritakan, jauh sebelumnya, bojog putih terakhir kali muncul di areal Pura Selonding tahun 2011 silam. Bedanya, saat itu bojog putih hanya muncul sesaat dan langsung menghilang. "Setelah 10 tahun berlalu, kini muncul lagi kera putih di areal Pura Sekonding. Kalau yang kali ini, sudah sua hari muncul, masih ada di areal pura,” katanya kala itu. *dar
Kemunculan kembali bojog putih dalam kondisi terluka ini pertama kali diketahui pamangku Pura Selonding, Jro Mangku Nyoman Suprapta, Sabtu siang sekitar pukul 14.30 Wita. Bojog putih tersebut ditemukan terkulai penuh luka-luka di dalam goa kawasan suci Pura Selonding.
Menurut Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, sore itu bojog putih tersebut muncul menyendiri, telentang di dalam goa, terpisah dari kawanan kera lainnya di Pura Selonding, kondisinya penuh luka. Begitu melihat bojog putih penuh luka-luka di sekujur tubuhnya, Jro Mangku Suprapta langsunsung berkoordinasi dengan Bendesa Made Sumerta.
Kemudian, Bendesa Made Sumerta berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Termasuk koordinasi dengan tim dokter hewan alumni Fakultas Kedokteran Hewan Unud, untuk melakukan penanganan. Akhirnya, timk dokter hewan terjun ke lokasi untuk bantu mengibati bojog putih yang terluka ini, Minggu (6/2) siang sekitar pukul 14.00 Wita.
Saat ditangkap untuk diobati, kata Made Sumerta, bojog putih yang terluka ini diam saja, tidak berusaha kabur. Bojog putih ini kemudian dibius, lalu diobati petugas medis atau tim dokter hewan di kandang yang ada di kawasan suci Pura Selonding.
Menurut Made Sumerta, biasanya bojog putih ini muncul bersamaan dengan kawanan kera lainnya di areal Pura Selonding. Namun, kali ini kemunculannya menyendiri dalam konfdisi terluka. Made Sumerta menduga bojog putih ini terluka karena dikeroyok kawanan kera lainnya.
"Beruntung, luka-lukanya sudah ditangani tim dokter hewan. Kami berharap bojog putih tersebut segera sembuh dan bisa kembali dilepas ke alam bebas," harap Made Sumerta, tokoh adat yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Badung.
Made Sumerta menyebutkan, bojog putih yang terluka ini merupakan bagian dari kera yang menguasai kawasan suci Pura Selonding. Secara keseluruhan, kata Made Sumerta, di kawasan Desa Pecatu terdapat 6 kelompok kera yang memiliki wilayah kekuasaan masing-masing, termasuk di DTW Uluwatu dan Pura Selonding.
Sementara itu, Wakil Ketua II Ikatan Alumni Universitas Udayana (Ikayana) Veteriner, Drh Dewa Made Hartanaya, mengungkapkan setelah mendapat laporan adanya bogoj putih penuh luka-luka, pihaknya langsung berkolaborasi dengan alumni Fakultas Kedokteran Hewan Unud. Menurut Dewa Hartanaya, pihaknya juga bantu sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unud sebagai volunteer. Selanjutnya, Dewa Hartanaya cs terjun ke Pura Selonding di Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu kemarin untuk menangani luka-luka yang diderita bojog putih tersebut.
"Kemarin (Sabtu sore) kami mendapat informasi dari Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu. Kebetulan, kami sedang melaksanakan bhakti sosial di kawasan Gunung Payung, Desa Kutuh (Kecamatan Kuta Selatan),” ungkap Dewa Hartanaya, Minggu kemarin.
Dewa Hartanaya menyebutkan, dari hasil pemeriksaan, bojog putih penghuni kawasan suci Pura Selonding tersebut mengalami luka-luka yang tersebar di sekujur tubuhnya. Luka terbuka mulai dari bahu kanan, lengan kanan, kaki kanan, hingga luka gores di beberapa anggota gerak.
Melihat banyaknya luka yang diderita, kata Dewa Hartanaya, berdasarkan hasil diagnosa sementara, bojog putih tersebut terluka akibat pengeroyokan. Buat sementara, bojog putih yang terluka ini dirawat di kandang areal Pura Selonding.
"Harus dikandangkan dulu buat sementara buat penyembuhan lukanya. Kalau langsung dilepas, takutnya nanti malah dikeroyok lagi kawasan kera lainnya. Biar nanti pamangku Pura Selonding yang melakukan kontrol secara periodik. Kalau ada persoalan, maka tim kami siap dihubungi dan segera ke lokasi melakukan penanganan," papar Dewa Hartanaya.
Bojog putih itu di kawasan Pura Selonding sendiri selama ini jarang muncul. Sebelum ditemukan terluka, bojog putih itu diketahui terakhir kali muncul, 5 Agustus 2021 lalu. Kala itu, bojog yang warnanya mirip tokoh Hanuman dalam epos Ramayana ini awalnya muncul dan melintas di Jalan Padang Linjong Desa Pecatu, yang merupakan akses menuju Pura Selonding.
Kemunculan bojog putih kala itu direkam seorang warga setempat. Berdasar-kan rekaman vedio yang beredar, bojog putih tersebut tampak berjalan bersama kawanan kera lainnya. Menurut Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, kawanan kera yang berjalan menuju Pura Selonding kala itu diperkirakan lebih dari 10 ekor. Bojog putih berjalan di posisi paling belakang dan sempat direkam oleh seorang warga.
Made Sumerta menceritakan, jauh sebelumnya, bojog putih terakhir kali muncul di areal Pura Selonding tahun 2011 silam. Bedanya, saat itu bojog putih hanya muncul sesaat dan langsung menghilang. "Setelah 10 tahun berlalu, kini muncul lagi kera putih di areal Pura Sekonding. Kalau yang kali ini, sudah sua hari muncul, masih ada di areal pura,” katanya kala itu. *dar
Komentar