8 Daerah di Bali Masih Risiko Rendah
Buleleng Masuk Zona Oranye
DENPASAR, NusaBali
Meskipun kasus Covid-19 meningkat signifikan sejak dua pekan terakhir, namun 8 dari 9 kabupaten/kota di Bali masih berstatus zona kuning (risiko rendah) penularan virus Corona, yakni Kabupaten Badung, Kota Denopasar, Tabanan, Jembrana, Karangasem, Klungkung, Bangli, dan Gianyar.
Hanya Buleleng satu-satunya daerah di Bali yang masuk zona oranye (risiko sedang) penularan Covid-19. Status Zona Oranye bagi Buleleng dan Zona Kuning bagi Badung, Denpasar, Tabanan, Jembrana, Karangasem, Klungkung, Bangli, Gianyar ini dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Minggu (6/2). Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan zona risiko penularan Corona ini ditetapkan berdasarkan indikator kesehatan masyarakat, indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.
Dari seluruh indikator yang ada, kemudian diberikan skorsing dan pembobotan, lalu dikategorikan menjadi 4 zona. Ada pun 2 zona lainnya adalah Zona Hijau (nihil penyebaran Copvid-19) dan Zona Merah (risiko tinggi penyebaran Covid-19).
Menurut Made Rentin, penentuan zona ini berdasarkan indikator yang diolah oleh Satgas Penanganan Covid-19 Nasional. “Di Bali sekarang tidak ada lagi zona hijau (bebas risiko penularan Covid-19, Red)," ujar Made Rentin melalui pesan WhatsApp (WA) kepada NusaBali, Minggu kemarin.
Pandemi Covid-19 di Bali saat ini terus berkecamuk. Bahkan, per Sabtu (5/2), di Bali muncul 2.038 kasus baru Covid-19, yang merupakan rekor harian tertinggi selama pandemi yang sudah berlangsung hampir 2 tahun sejak Maret 2020. Sedangkan per Minggu kemarin, jumlah kasus di Bali turun menjadi 1.918 orang.
Kendati kasus positif Covid-19 masih di angka 4 digit, namun Provinsi Bali tetap dimasukkan dalam kategori zona kuning atau risiko rendah. Ini berbeda dengan setahun lalu, ketika Bali sempat ditetapkan masuk Zona Merah (risiko tinggi penularan Covid-19) takala kasus harian tembus sekitar 1.800-an orang.
Sementara, berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, per 6 Februari 2022 di Bali muncul 1.918 kasus baru, ber-samaan dengan 196 pasien sembuh, dan 7 pasien meninggal. Seluruh 9 kabupaten/kota se-Bali kembali ditingkahi munculnya kasus baru dalam jumlah signifikan.
Dari total 1.918 kasus baru Covid-19 per Minggu kemarin, terbanyak berada di Denpasar mencapai 588 kasus baru. Sedangkan jumlah terbanyak kedua terjadi di Kabupaten Badung dengan 492 kasus baru Covid-19, disusul Gianyar (179 kasus baru), Buleleng (179 kasus baru), Tabanan (160 kasus baru), Klungkung (115 kasus baru), Karangasem (81 kasus baru), dan Bangli (56 kasus baru), selain juga dari luar daerah Bali (2 kasus baru).
Walhasil, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi Maret 2020 hingga saat ini tembus 125.232 kasus. Dari jumlah itu, 111.251 orang atau 88,84 persen di antaranya sudah berhasil sembuh. Sedangkan jumlah kumulatif pasien yang meninggal dunia kini mencapai 4.094 orang atau 3,26 persen dari total 125.232 kasus positif. Per Minggu kemarin, terdapat tambahan 7 pasien Covid-19 meninggal dunia, masing-masing di Denpasar (2 orang), Buleleng (2 orang), Karangasem (2 orang), dan Bangli (1 orang).
Sebaliknya, kasus aktif (pasien positif Covid-19 yang masih dalam pera-watan atau isolasi) di Bali kini bertambah menjadi menjadi 9.887 orang atau 7,90 persen dari total 125.232 kasus positif. Kasus aktif terbanyak saat ini berada di Denpasar mencapai 3.078 orang. Sedangkan kasus aktif terbanyak kedua ada di Badung mencapai 2.985 orang, disusul Tabanan (1.037 orang), Gianyar (812 orang), Buleleng (806 orang), Jembrana (384 orang), Klungkung (353 orang), Karangasem (252 orang), dan Bangli (182 orang). Selain itu, ada 6 pasien dari luar daerah Bali yang masih dalam perawatan.
Menurut Made Rentin, kasus Covid-19 di Bangli tinggi karena gencarnya testing yang dilakukan. Made Rentin pun berharap masyarakat tenang, namun tetap taat dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penularan Covid-19. "Kita harap masyarakat tetap tenang, ikuti protokol kesehatan," jelas Made Rentin yang juga merangkap sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Kesehatan Provinsi Bali.
Made Rentin menyebutkan, Gubernur Bali Wayan Koster bersama Bupati/Walikota se-Bali mengikuti rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, Minggu sore. Rapat koordinasi yang digelar secara virtual itu membahas perkembangan pandemi Covid-19 terkini dan langkah pemerintah selanjutnya.
"Usai pertemuan dengan Menko Marves, dilanjut pertemuan dengan Muspida. Apa hasilnya dan langkah pemerintah, besok (hari ini, Red) Pak Gubernur akan menyampaikannya kepada masyarakat," tandas Rentin.
Ditanya terkait rencana aktivitas di lingkungan perkantoran Pemprov Bali akan dikembalikan ke pola work from home (WFH), menurut Rentin, hal itu juga akan diumumkan Gubernur Koster melalui Surat Edaran (SE). "Tunggu SE Gubernur Bali," papar birokrat asal Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga menjabat Kepala BPBD Provinsi Bali ini.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dua provinsi di Indonesia, yakni DKI jakarta dan Bali, berpotensi mengalami puncak melebih kasus varian Delta tahun 2021 lalu. "Tangerang (Banten) dan Bekasi (Jawa Barat), jumlah kasusnya sudah melampaui puncak Delta. DKI dan Bali will follow very soon," ujar Budi Gunadi dalam keterangannya yang dilansir detikcom di Jakarta, Minggu kemarin.
Merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kasus Corona di DKI Jakarta dan Bali mengalami kenaikan signifikan. Dalam dua pekan terakhir, kasus di Jakarta mengalami lonjakan drastis. Pada 23 Januari lalu, kasus tambahan di Jakarta masih di angka seribuan. Namun, per 5 Februari 2022, angka kasus tembus 12.000-an.
Demikian pula kasus Covid di Bali. Per Sabtu (5/2), kasus harian di Bali tembus 2.038 orang. Padahal, pada 23 Januari 2022 lalu kasus harian di Bali masih kisaran 48 orang.
Menurut Budi Gunadi, kenaikan kasus Covid-19 masih akan terjadi dalam dua-tiga pekan ke depan. Meski demikian, angka pasien masuk rumah sakit masih berada di bawah puncak kasus Delta. "Grafik di bawahnya, hospitalisasi masih 30 persen puncak Delta. Masyarakat tetap tenang, namun waspada menghadapi kenaikan kasus yang pasti akan tinggi dalam 2-3 minggu ke depan," katanya.*nat,nar
Komentar