Cok Ace Akui Kasus Corona di Bali Melonjak karena Omicron
Di Jembrana, Rumah Isoman Dipasangi Plang
DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali akhirnya buka kartu dan mengakui kasus Covid-19 melonjak akibat varian Omicron.
Penegasan ini disampaikan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), dalam keterangan persnya usai menghadiri si-dang paripurna di Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (7/2) pagi.
Statemen Wagub Cok Ace ini sekaligus menjawab pertanyaaan publik terakait tingginya kasus positif Covid-19 di Bali dalam kurun dua pekan terakhir. Sebelumnya, tidak ada satu pun pihak yang jelas-jelas menyebut melambungnya kasus Covid-19 di Bali akibat varian Omicron.
“Ya, tingginya kasus positif Covid-19 di Bali belakangan ini memang karena Omicron. Penyebarannya cepat,” jelas Wagub Cok Ace yang kemarin didampingi Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama.
Cok Ace menyebutkan, Pemprov Bali telah melakukan mitigasi atas merebaknya kasus Covid-19 akibat varian Omicron ini. Pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah pun sudah dihentikan. Kemudian, dilakukan pengetatan protokol kesehatan mencegah kerumunan orang. Pemerintah juga mengaktifkan tempat isolasi terpusat (Isoter), serta meningkatkan kesiapan tenaga medis dan rumah sakit rujukan.
"Bagi yang terpapar Covid-19 dengan gejala tidak berat, hanya perlu isolasi terpusat, mereka tidak perlu dirawat di rumah sakit. Kalau yang bergejala berat, barukan ke rumah sakit," ujar Cok Ace.
“Kami antisipasi supaya di rumah sakit tidak terjadi penumpukan pasien. Kalau pasien yang bergejala berat, apalagi yang memerlukan ICU (intensive care unit), kan memang harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Sedangkan yang gejala ringan, tidak perlu memenuhi Ruang ICU," tegas mantan Bupati Gianyar 2008-2013 ini.
Disinggung terkait penanganan kasus Covid-19 klaster sekolah dan upacara keagamaan, menurut Cok Ace, Pemprov Bali sudah melakukan upaya. Versi Cok Ace, tidak ada kategori khusus untuk mencegah klaster kerumunan. "Yang kita cegah adalah kerumunan secara umum. Kan tidak hanya upacara dan sekolah saja yang timbulkan kerumunan," katanya.
Terkait dibukanya pariwisata Bali untuk turis mancanegara lewat pe-nerbangan internasional dengan pola karantina, Cok Ace mengatakan Pemprov Bali sudah sangat siap. Hotel-hotel karantina juga sudah sangat siap menerima wisatawan yang mau terbang ke Bali dan menjalani karantina selama 5 hari. "Ada 60-an hotel sudah kita siapkan untuk karantina," jelas tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga menjabat Ketua BPD PHRI Bali ini.
Sementara itu, pandemi Covid-19 di Bali masih terus berkecamuk, ditandai dengan munculnya 1.172 kasus baru per Senin kemarin, bersamaan dengan 302 pasien sembuh dan 9 pasien meninggal dunia. Kasus kali ini turun drastis dibanding sehari sebelumnya, Minggu (6/2), ketika di Bali muncul 1.918 kasus baru.
Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dari 1.172 kasus baru per Senin kemarin, terbanyak berada di Kota Denpasar mencapai 456 orang. Sedangkan jumlah terbanyak kedua, seperti biasa, terjadi di Kabupaten Badung dengan 366 kasus baru Covid-19, disusul Buleleng (85 kasus baru), Gianyar (78 kasus baru), Tabanan (77 kasus baru), Bangli (38 kasus baru), Klungkung (30 kasus baru), dan Karangasem (28 kasus baru), selain juga dari luar daerah Bali (1 kasus baru).
Walhasil, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi Maret 2020 hingga saat ini tembus 126.404 kasus. Dari jumlah itu, 111.553 orang atau 88,25 persen di antaranya sudah berhasil sembuh. Per Senin kemarin, terdapat 302 pasien sembuh, yang merupakan kasus sembuh harian tertinggi di Bali sejak gelombang III Covid-19.
Pasien sembuh terbanyak berada di Denpasar mencapai 108 orang, disusul Badung (62 pasien sembuh), Tabanan (45 pasien sembuh), Buleleng (36 pasien sembuh), Gianyar (22 pasien sembuh), Jembrana (17 pasien sembuh), Karangasem (8 pasien sembuh), dan Klungkung (4 pasien sembuh). Catatan khusus, Jembrana menjadi satu-satunya daerah di Bali yang jumlah pasien sembuhnya melampui kasus baru per Senin kemarin.
Sementara, jumlah kumulatif pasien yang meninggal dunia hingga di Bali hingga saat ini mencapai 4.103 orang atau 3,25 persen dari total 126.404 kasus positif. Per Minggu kemarin, terdapat tambahan 9 pasien Covid-19 meninggal dunia, yang merupakan rekor tertinggi selama gelombang III. Pasien meninggal kemarin tersebar di Tabanan sebanyak 3 orang, Karangasem (3 orang), Badung (1 orang), Gianyar (1 orang), dan luar Bali (1 orang).
Sebaliknya, kasus aktif (pasien positif Covid-19 yang masih dalam pera-watan atau isolasi) di Bali saat ini bertambah menjadi menjadi 10.748 orang atau 8,50 persen dari total 126.404 kasus positif. Kasus aktif terbanyak berada di Denpasar mencapai 3.426 orang. Sedangkan kasus aktif terbanyak kedua ada di Badung mencapai 3.280 orang, disusul Tabanan (1.066 orang), Gianyar (889 orang), Buleleng (855 orang), Jembrana (380 orang), Klungkung (379 orang), Karangasem (269 orang), dan Bangli (22 orang). Selain itu, ada 6 pasien dari luar daerah Bali yang masih dalam perawatan.
Di sisi lain, sejumlah desa di Jembrana memasang plang khusus ‘Maaf Tidak Menerima Tamu’ di depan rumah warga yang pernghuninya menjalani isolasi mandiri (Isoman). Plang tersebut sengaja dipasang untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar bahwa di rumah tersebut sedang dijalankan Isoman.
Pemasangan plang ini, antara lain, dilakukan di wilayah Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Senin kemarin. Bhabinkamtibmas Kelurahan Baler Bale Agung, Aiptu I Putu Budi Arnaya dan Bripka Deni Eka Prasetya, bersama Babinsa setempat memasang plang bertuliskan ‘Maaf Tidak Menerima Tamu’ di depan pagar rumah salah satu warga yang sedang melaksanakan Isoman.
"Pemasangan tulisan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat lainnya bahwa ada warga yang sedang melakukan isolasi mandiri. Ini juga bagian mencegah penularan Covid-19 dan memberikan kenyamanan bagi warga yang sedang melaksanakan Isoman," ujar Aiptu I Putu Budi Arnaya.
Aiptu Budi Arnaya menambahkan, selain memasang plang pemberitahuan tersebut, kehadirannya juga memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada warga yang sedang menjalani Isoman. Termasuk juga mengimbau warga sekitar untuk ikut berempati dan bersama-sama mendorong kesembuhan warga yang sedang menjalani Isoman.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Negara, Kompol I Gusti Made Sudarma Putra, mengatakan dengan adanya tulisan ‘Maaf Tidak Menerima Tamu’, bisa memberikan tanda kepada warga sekitar. Begitu juga diharapkan warga sekitar dapat bergotong-royong membantu satu sama lainnya. "Misal, membantu makanan maupun kebutuhan lainnya untuk warga yang sedang isolasi mandiri. Bantuan itu bisa ditaruh di depan pagar rumah warga yang sedang isolasi mandiri,” jelas Kompol Sudarma Putra. *nat,ode,nar
1
Komentar