Badung Juga Siapkan Isoter
MANGUPURA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Badung, menyiapkan tempat isolasi terpusat (isoter) untuk menangani lonjakan kasus yang terjadi saat ini.
Sesuai dengan Instruksi Gubernur Bali nomor 192/SatgasCovid19/II/2022, warga yang positif Covid-19 tanpa gejala harus menjalani isolasi terpusat (isoter). Juru Bicara Satgas Covid-19 Badung, I Gusti Ngurah Gede Jaya Saputra, mengatakan penanganan Covid-19 di Kabupaten Badung sesuai dengan instruksi Gubernur. “Dari hasil rapat dengan provinsi, hari ini (kemarin) kita menjajaki tempat isoter. Memang ada yang sebelumnya melakukan isolasi mandiri (isoman),” jelas Jaya Saputra, Senin (7/2).
Mantan Camat Mengwi ini menegaskan, sebelumnya Pemkab Badung sempat memperbolehkan isoman, sepanjang rumahnya memenuhi syarat. “Sejak keluarnya edaran gubernur, maka saat ini harus isoter dan isoman tidak boleh,” kata Jaya Saputra yang juga Kepala Dinas Kominfo Badung.
Untuk tempat Isoter, lanjut Jaya Saputra, masih menggunakan yang lama, yakni di beberapa hotel yang ada di Badung, seperti Wisma Bima, Bakung Beach dan juga Hotel Made Bali. Namun hingga 6 Februari 2022, Badung baru memanfaatkan dua tempat isoter, yakni Hotel Made Bali dengan kapasitas hanya 100 orang dan Bakung Beach dengan kapasitas 155. Hingga saat ini, total ada 231 orang yang jalani isoter. “Kalau kasus bertambah kita tentu akan melakukan penambahan isoter juga,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Badung dr Nyoman Gunarta, menegaskan sudah melaksanakan sesuai surat edaran gubernur. “Kami sejalan dengan Provinsi Bali, one island one policy. Kami pasti mengikuti hal tersebut,” katanya.
Dalam menghadapi lonjakan kasus yang kemungkinan bisa dipengaruhi oleh varian omicron, mantan Dirut RSD Mangusada ini berharap masyarakat tidak panik secara berlebihan. Namun tetap meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya untuk mencegah penularan varian Omicron ini dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat dan mengikuti program vaksinasi sampai dosis ketiga.
“Sebenarnya kami belum pernah melihat hasil whole genome sequencing (WGS). Tetapi melihat pola perkembangan kasus yang sedemikian rupa dan adanya lonjakan kasus yang sangat cepat, kemungkinan besar ada Omicron,” kata dr Gunarta.
“Kemenkes juga menyatakan itu (Omicron di Bali, Red), tapi dari sisi surveilansnya. Dari sisi penanganannya masih sama dengan varian lain seperti delta. Untuk pencegahan penularan tetap menjaga prokes secara ketat, serta segera vaksinasi jika merasa belum,” katanya. *ind
Komentar