10 Ruko di Suraberata Hangus, Kerugian Diperkirakan Rp 3 Miliar
TABANAN, NusaBali
Kebakaran hebat menghanguskan kompleks ruko di sebelah barat Pasar Suraberata kawasan Banjar/Desa Suraberata, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan pada Minggu (6/2) malam sekitar pukul 22.00 Wita.
Sebanyak 10 ruko yang disewa 3 orang warga ludes dilalap si jago merah. Kerugian akibat kebakaran tersebut diperkirakan mencapai Rp 3 miliar. Namun hingga kini penyebab kebakaran masih misterius lantaran tim polisi masih melakukan penyelidikan.
Pantauan di lokasi, Senin (7/2) siang, 10 ruko yang terbakar tinggal puing. Bangunan yang sudah dipasang garis polisi tersebut kondisinya porak poranda. Para korban dikabarkan trauma dan histeris akibat kebakaran pada Minggu malam sekitar pukul 22.00 Wita tersebut. Sementara secara bersamaan terlihat tim Inafis Polres Tabanan dan tim Labfor Polda Bali sedang wara-wiri melakukan olah TKP.
Dari informasi yang dihimpun, ruko yang berjumlah 10 unit ini adalah milik I Gede Suryo Dharma warga dari Banjar Kutuh, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat. Ruko tersebut dikontrak oleh tiga orang, yakni, Sahrudin, 48, (pedagang nasi), I Wayan Darma, 49, (pedagang sembako dan alat upakara), dan I Gusti Komang Sudiadnyana, 51, (pedagang bahan upakara, sembako, plastik, hingga palen-palen).
Seluruh pengontrak ruko ini adalah warga dari Banjar Kutuh, Desa Lalanglinggah. Dari tiga pengontrak tersebut kerugian terbesar dialami oleh korban I Gusti Komang Sudiadnyana karena mengontrak tujuh toko. Korban Sudiadnyana mengalami kerugian sekitar Rp 1,5 miliar karena sebagian barang yang dijual baru datang, artinya belum seluruhnya terjual.
Menurut salah satu korban, Sahrudin, pedagang nasi campur, sebelum terjadi kebakaran, seperti biasa dia sudah menutup rukonya sekitar pukul 16.00 Wita. Dia kemudian pulang ke rumah, kebetulan rumahnya berada di seberang jalan raya atau depan lokasi kejadian. Namun sekitar pukul 22.00 Wita, dia dibangunkan oleh rekannya seorang pedagang di Pasar Senggol Suraberata bahwa dari atap tokonya keluar asap.
Atas informasi itu Sahrudin asal Jember, Jawa Timur, ini berlari menuju rukonya tersebut. Betapa terkejutnya saat tiba di lokasi memang benar asap sudah mengepul pada bagian atap rukonya. Saat itu Sahrudin rencananya hendak mengambil uang simpanan sebesar Rp 1,5 juta yang ditaruh di dalam toko namun urung dilakukan karena api sudah melalap rukonya tersebut. “Saya rencana ambil uang, tapi tidak diizinkan oleh rekan-rekan takut tertimpa plafon bangunan,” kata Sahrudin.
Dengan kondisi tersebut, dia tidak bisa berbuat banyak. Lagi pula api semakin besar dan merembet ke ruko sebelah barat. Sehingga tak satu pun barang-barang yang bisa diselamatkan. “Tidak ada yang bisa saya selamatkan, seluruh barang sudah hangus,” ucap Sahrudin.
Menurut Sahrudin sebelum kebakaran sejatinya sekitar pukul 20.00 Wita dia sempat mengambil air minum ke tokonya tersebut. Saat itu tak ada kejanggalan yang ditemukan di dalam tokonya. Bahkan Minggu malam, rekannya sesama korban Ibu Ayu (istri I Gusti Komang Sudiadnyana) dilihat belum menutup rukonya. “Malam itu masih aman saat saya mau ambil air minum, tidak ada terjadi apa-apa,” kata Sahrudin sembari menyebutkan sudah berjualan nasi sekitar 20 tahun.
Rencana pasca kejadian tersebut, dia akan menenangkan diri terlebih dahulu sambil mengumpulkan modal kembali. Bahkan rencananya setelah urusan dengan polisi selesai, akan pulang kampung ke Jember. “Nanti tetap berjualan, karena kontrakan masih tersisa sekitar 1 tahun, namun setelah berurusan dengan polisi rencana mau pulang kampung dulu,” katanya.
Kapolsek Selemadeg Barat AKP I Ketut Tunas menerangkan, sesuai informasi dari masyarakat asap kebakaran pertama kali dilihat dari ruko paling timur atau di tempat pedagang nasi campur. Kondisi saat itu asap terlihat membubung tinggi disertai dengan bara api yang terlihat dari jalan raya. “Sesuai keterangan masyarakat asap muncul pertama kali di ruko sebelah timur. Warga sudah melihat asap muncul dari atap toko disertai dengan api yang kian besar,” kata AKP Ketut Tunas di lokasi saat ikut mendampingi tim inafis dan labfor melakukan olah TKP.
Sembari menunggu pemadam kebakaran, warga terlebih dahulu melakukan pemadaman dengan cara manual agar api tak merembet ke Pasar Senggol Suraberata. Kemudian sekitar pukul 22.35 Wita, 5 unit mobil pemadam kebakaran datang untuk membantu memadamkan api. “Pemadaman api dilakukan sekitar 1,5 jam karena pukul 23.30 Wita api baru bisa dipadamkan,” tegas AKP Ketut Tunas.
Diakuinya selama proses pemadaman, arus lalulintas di jalur umum tersebut ditutup total selama 1,5 jam untuk memudahkan penanganan. Apalagi pada Minggu malam tersebut bara api besar disertai dengan angin yang kencang “Beruntung kejadian ini tak sampai menimbulkan korban jiwa, namun kerugian ditafsir mencapai Rp 3 miliar,” ucap AKP Ketut Tunas.
Terkait penyebab kebakaran ini, mantan Kasat Narkoba Polres Tabanan ini belum berani menduga-duga. Sebab masih dilakukan penyelidikan oleh tim Inafis Polres Tabanan dan tim Labfor Polda Bali. “Penyebabnya ini belum, kami masih lakukan penyelidikan. Kami belum berani menduga,” tandasnya.
Bahkan menurut dia, pedagang yang mengontrak ruko tersebut masih trauma. Sebab dagangan mereka sebagian besar tidak bisa diselamatkan. “Api membakar begitu cepat, sehingga dampak dari kebakaran tinggal puing,” imbuhnya.
Salah seorang korban yang mengalami kerugian paling banyak, Gusti Komang Sudiadnyana mengaku tak menduga akan kebakaran. Informasi kebakaran tersebut dia terima dari rekannya via WhatsApp. “Saya dihubungi, dibilang toko kebakaran,” ujarnya.
Mendapat kabar tersebut, dia pun langsung menuju lokasi kejadian. Sampai di tokonya benar saja api telah besar berkobar terutama warung nasi dilihat sudah terbakar. Kemudian api makin besar merembet ke toko di sebelah barat. “Saya masih bisa selamatkan beberapa barang, terutama sejumlah kasur,” tegas Sudiadnyana.
Kendatipun ada barang yang bisa diselamatkan, namun sebagai besar dagangan yang dijual lebih banyak hangus. Terutama beras sekitar 1,5 ton, minyak goreng, dan sejumlah busana adat Bali. “Kalau kerugian kira-kira mencapai Rp 1,5 miliar, karena banyak barang yang baru datang, seperti minyak goreng, beras, dan palen-palen juga ada yang baru,” imbuh Sudiadnyana yang sudah berjualan sekitar 13 tahun.
Menurut dia sebelum terjadi kebakaran tidak ditemukan adanya gejala yang mencurigakan. Sebab dia sendiri pada Minggu malam itu tutup tokonya sekitar pukul 19.45 Wita. "Tidak ada gejala apapun yang saya temukan, semua normal,” kata Sudiadnyana. *des
Komentar