Lindungi Petani Garam dan Tempat Melasti
Pembangunan Tanggul Pantai Karangdadi dan Pantai Sidayu, Klungkung
Di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, tahun ini juga ada penanganan abrasi dengan anggaran Rp 15 miliar, khususnya tanggul di Dusun Semaya, Desa Suana.
SEMARAPURA, NusaBali
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta didampingi Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida, Klungkung, mengunjungi Pantai Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan pada Selasa (8/2) sore. Kunjungan ini dalam rangka penanganan tanggul di Pantai Karangdadi, Desa Kusamba dan Pantai Sidayu, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan.
Hadir Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai Bali Penida Made Denny Satya Wijaya, Kepala Baperlitbang Klungkung Anak Agung Lesmana, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Pemukiman (PUPRKP) Klungkung I Made Jati Laksana.
Bupati Suwirta mengatakan, pekerjaan tanggul pengamanan Pantai Sidayu ini bertujuan untuk melindungi pantai yang digunakan sebagai tempat upacara melasti dari ancaman abrasi. Sedangkan lokasi tanggul di Pantai Karangdadi untuk melindungi lahan budidaya para petani garam. “Karena ke depan kita berencana menata lokasi para petani garam yang akan dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata,” ujar Bupati Suwirta.
Penanganan abrasi tahun 2022 selain di ruas pesisir Pantai Sidayu dan Pantai Kusamba, juga dilakukan di pesisir Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, dengan anggaran Rp 43 miliar. Penanganannya juga dilakukan pihak Balai Wilayah Sungai Bali – Penida.
Panjang ruas Pantai Sidayu hingga Kusamba yakni 10,64 kilometer. Rawan abrasi sepanjang 6,22 km, sudah tertangani 1 km, belum tertangani 5,22 km, ditangani tahun ini sekitar 1 km.
“Begitu pula di Kecamatan Nusa Penida, tahun ini juga ada penanganan abrasi dengan anggaran Rp 15 miliar, khususnya tanggul di Dusun Semaya, Desa Suana,” ujar Kepala Dinas PUPRKP Klungkung I Made Jati Laksana.
Lalu ada juga kegiatan pemeliharaan tanggul Pantai Karangsari, Kecamatan Nusa Penida dengan anggaran Rp 3,5 miliar. Sementara Pemkab Klungkung tahun ini tidak mengalokasikan anggaran untuk penanganan abrasi. “Pembuatan tanggul pantai itu memerlukan anggaran yang besar. Kami sudah dari tahun 2017 mengusulkan penanganan abrasi di pesisir Tegal Besar, karena kawasan itu yang selama ini parah abrasinya,” kata Jati Laksana. *wan
Hadir Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai Bali Penida Made Denny Satya Wijaya, Kepala Baperlitbang Klungkung Anak Agung Lesmana, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Pemukiman (PUPRKP) Klungkung I Made Jati Laksana.
Bupati Suwirta mengatakan, pekerjaan tanggul pengamanan Pantai Sidayu ini bertujuan untuk melindungi pantai yang digunakan sebagai tempat upacara melasti dari ancaman abrasi. Sedangkan lokasi tanggul di Pantai Karangdadi untuk melindungi lahan budidaya para petani garam. “Karena ke depan kita berencana menata lokasi para petani garam yang akan dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata,” ujar Bupati Suwirta.
Penanganan abrasi tahun 2022 selain di ruas pesisir Pantai Sidayu dan Pantai Kusamba, juga dilakukan di pesisir Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, dengan anggaran Rp 43 miliar. Penanganannya juga dilakukan pihak Balai Wilayah Sungai Bali – Penida.
Panjang ruas Pantai Sidayu hingga Kusamba yakni 10,64 kilometer. Rawan abrasi sepanjang 6,22 km, sudah tertangani 1 km, belum tertangani 5,22 km, ditangani tahun ini sekitar 1 km.
“Begitu pula di Kecamatan Nusa Penida, tahun ini juga ada penanganan abrasi dengan anggaran Rp 15 miliar, khususnya tanggul di Dusun Semaya, Desa Suana,” ujar Kepala Dinas PUPRKP Klungkung I Made Jati Laksana.
Lalu ada juga kegiatan pemeliharaan tanggul Pantai Karangsari, Kecamatan Nusa Penida dengan anggaran Rp 3,5 miliar. Sementara Pemkab Klungkung tahun ini tidak mengalokasikan anggaran untuk penanganan abrasi. “Pembuatan tanggul pantai itu memerlukan anggaran yang besar. Kami sudah dari tahun 2017 mengusulkan penanganan abrasi di pesisir Tegal Besar, karena kawasan itu yang selama ini parah abrasinya,” kata Jati Laksana. *wan
Komentar