Dari 242 Bed, Terisi 103 Pasien
Tabanan Harap-harap Cemas Hadapi Covid-19
Pasien yang bergejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG) dianjurkan dilakukan isolasi mandiri.
TABANAN, NusaBali
Peningkatan kasus Covid-19 terutama varian Omicron membuat Pemkab Tabanan harap-harap cemas. Sebab dari 242 bed yang disediakan, saat ini sudah terisi 103 orang pasien Covid-19 yang dirawat. Solusinya jika terus terjadi peningkatan, khusus yang gejala ringan diminta untuk melaksanakan isolasi mandiri (isoman).
Hal itu terungkap saat Satgas Covid-19 di Tabanan melaksanakan rapat singkat di Kantor Bupati Tabanan pada Rabu (9/2). Rapat dipimpin Sekretaris Satgas Covid-19 Tabanan sekaligus Sekda Tabanan I Gede Susila. Data 103 pasien yang dirawat tersebut tercatat per Selasa, 8 Februari 2022.
Sekda Susila mengungkapkan rapat digelar untuk menegaskan sesuai arahan Gubernur Bali terkait penanganan virus Omicron di masing-masing daerah. Untuk itu poin penting yang menjadi fokus diskusi adalah sinergitas antara jajaran pemerintah, rumah sakit, TNI dan Polri dalam penanganan meningkatnya varian Omicron tersebut. “Tidak hanya Tabanan yang mengalami peningkatan, namun secara global. Untuk itu kita harus tingkatkan sinergitas dalam penanganan ini,” katanya.
Disebutkan, sesuai dengan laporan perawatan pasien Covid-19 terutama varian Omicron sudah mendapat penanganan dengan baik. Namun ketersediaan bed untuk pelayanan ini masih di tahap harap-harap cemas. Sebab dari 242 bed yang tersedia sudah terisi pasien yang dirawat sebanyak 103 orang. “Kita jadinya harap-harap cemas dengan kondisi seperti ini,” tutur Sekda Susila.
Untuk itu solusinya, dia meminta kepada seluruh instansi terkait dalam penanganan agar rumah sakit tidak kolaps atau kepenuhan, menyortir pasien yang bergejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG) di rumah sakit agar bisa dilakukan isoman. “Supaya tidak kepenuhan rumah sakit kita, jadi ini harus disortir,” tegas Sekda Susila.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Susila mengatakan sebanyak 103 bed yang sudah terisi pasien tersebut berdasar data per 8 Februari 2022. Mereka yang dirawat tersebar di sejumlah rumah sakit di Tabanan. Kondisi mereka yang dirawat rata-rata bergejala sedang. “Namun dari kondisi pasien yang dirawat ketersediaan bed masih tersisa banyak, karena baru 40 persen yang terpakai. Jadi masih ada sisa bed untuk penanganan pasien Covid-19,” tegasnya.
Hanya saja sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu pasien melonjak, sesuai arahan Gubernur Bali agar rumah sakit tidak kepenuhan, pasien yang bergejala ringan diminta dirawat secara isoman dengan syarat tempat memadai. Serta bisa dibawa ke tempat isoter. “Sesuai arahan Gubernur Bali seperti itu, sehingga kita juga di rumah sakit menyisir, yang bergejala ringan ditemukan untuk melakukan isoman atau ke tempat isoter,” tambah dr Susila.
Untuk saat ini isoter yang disiapkan Pemkab Tabanan baru terisi 9 orang. Isoter disiapkan di Denpasar dengan kapasitas 150 bed. “Sekarang tempat isoter kita jadi satu tempat di Denpasar, di Mes Pramuka Margarana sudah dilocuskan di Denpasar agar penanganannya lebih mudah,” tandas dr Susila. *des
Hal itu terungkap saat Satgas Covid-19 di Tabanan melaksanakan rapat singkat di Kantor Bupati Tabanan pada Rabu (9/2). Rapat dipimpin Sekretaris Satgas Covid-19 Tabanan sekaligus Sekda Tabanan I Gede Susila. Data 103 pasien yang dirawat tersebut tercatat per Selasa, 8 Februari 2022.
Sekda Susila mengungkapkan rapat digelar untuk menegaskan sesuai arahan Gubernur Bali terkait penanganan virus Omicron di masing-masing daerah. Untuk itu poin penting yang menjadi fokus diskusi adalah sinergitas antara jajaran pemerintah, rumah sakit, TNI dan Polri dalam penanganan meningkatnya varian Omicron tersebut. “Tidak hanya Tabanan yang mengalami peningkatan, namun secara global. Untuk itu kita harus tingkatkan sinergitas dalam penanganan ini,” katanya.
Disebutkan, sesuai dengan laporan perawatan pasien Covid-19 terutama varian Omicron sudah mendapat penanganan dengan baik. Namun ketersediaan bed untuk pelayanan ini masih di tahap harap-harap cemas. Sebab dari 242 bed yang tersedia sudah terisi pasien yang dirawat sebanyak 103 orang. “Kita jadinya harap-harap cemas dengan kondisi seperti ini,” tutur Sekda Susila.
Untuk itu solusinya, dia meminta kepada seluruh instansi terkait dalam penanganan agar rumah sakit tidak kolaps atau kepenuhan, menyortir pasien yang bergejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG) di rumah sakit agar bisa dilakukan isoman. “Supaya tidak kepenuhan rumah sakit kita, jadi ini harus disortir,” tegas Sekda Susila.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Susila mengatakan sebanyak 103 bed yang sudah terisi pasien tersebut berdasar data per 8 Februari 2022. Mereka yang dirawat tersebar di sejumlah rumah sakit di Tabanan. Kondisi mereka yang dirawat rata-rata bergejala sedang. “Namun dari kondisi pasien yang dirawat ketersediaan bed masih tersisa banyak, karena baru 40 persen yang terpakai. Jadi masih ada sisa bed untuk penanganan pasien Covid-19,” tegasnya.
Hanya saja sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu pasien melonjak, sesuai arahan Gubernur Bali agar rumah sakit tidak kepenuhan, pasien yang bergejala ringan diminta dirawat secara isoman dengan syarat tempat memadai. Serta bisa dibawa ke tempat isoter. “Sesuai arahan Gubernur Bali seperti itu, sehingga kita juga di rumah sakit menyisir, yang bergejala ringan ditemukan untuk melakukan isoman atau ke tempat isoter,” tambah dr Susila.
Untuk saat ini isoter yang disiapkan Pemkab Tabanan baru terisi 9 orang. Isoter disiapkan di Denpasar dengan kapasitas 150 bed. “Sekarang tempat isoter kita jadi satu tempat di Denpasar, di Mes Pramuka Margarana sudah dilocuskan di Denpasar agar penanganannya lebih mudah,” tandas dr Susila. *des
Komentar